Bagian 11

277 19 1
                                    

Tiara dan Bagas telah sampai di kantor sejak setengah jam yang lalu. Tiara hanya kesal saja dengan Bagas yang mengajaknya kerja di hari libur. Padahal karyawan Bagas bukan hanya Tiara saja. Tetapi alasan Bagas membuat Tiara ingin melempar pria tersebut jauh-jauh.

Saat tiara bertanya mengapa hanya dirinya yang diajak untuk kerja. Bagas malah menjawab, “Yang lain udah berkeluarga. Masa saya ganggu weekend keluarga orang. Kalau kamu kan gak ada yang diurus dari pada cuma leha-leha di rumah mending berguna kayak gini. Bantuin saya kerja.”

Betapa kesalnya Tiara dengan alasan Bagas tersebut.

“Terus menurut Bapak? Kerjaan saya cuma leha-leha di hari Minggu!” keluh Tiara.

Bagas yang mendengar hal tersebut hanya mengherdikkan bahunya saja. Tiara yang melihat hal tersebut semakin merasa emosi. Menurutnya Bagas ini adalah orang yang cukup gila kerja dan egois. Mungkin jika gila kerja sendiri tidak masalah baginya, tetapi ini dia mengajak orang lain yaitu Tiara.

“Loh saya baik lo Ra-” ucap Bagas yang terpotong oleh wanita di sampingnya ini.

“Baik apanya Pak?” sela Tiara.

“Ya bikin kamu lebih produktif lah. Baikkan saya,” ucap Bagas.

Tiara yang mendengarnya semakin kesal saja. Lebih baik diam saja dari pada harus adu mulut dengan bosnya ini.

Tetapi Tiara tidak bisa diperlakukan seperti ini oleh bosnya tersebut.

“Tapikan Pak-” ucapan Tiara dipotong Bagas.

“Nanti saya ganti sama bonus Ra! Atau kita anggap ini lembur. Oke kan kamu!” sela Bagas.
Tiara yang mendengar kata bonus dan uang langsung terdiam.

Tetapi sesaat kemudian Tiara langsung berfikir kalau dia diam begini terlihat seperti mata duitan tidak ya?

“Bapak kira saya mata duitan?” tanya Tiara dengan tangan yang sudah naik hingga kepinggang.

“Semua cewek itu mata duitan Ra! Yang saya tau,” jawab Bagas.

“Udahlah lagi pula kamu udah di kantor kan. Yaudah lebih baik kamu diam bantu kerjaan saya!” lanjut Bagas.

Tiara langsung terdiam mendengar ucapan Bagas yang terakhir. Suaranya sudah naik satu. Lebih baik Tiara diam, dari pada hal yang tidak dia inginkan terjadi. Lebih mencegah bukan?

Sebenarnya Tiara jengkel karena harus masuk di hari yang harusnya dia bisa leha-leha dan berkumpul dengan teman-temannya. Sia sudah membayangkan lelehan keju dengan daging nikmat dalam loyang pizza.

Tetapi setelah mendengar bonus dari Bagas dirinya langsung luluh. Sebut saja Tiara mata duitan! Tetapi diakan mata duitan karena usahanya bukan dari siapa-siapa.

Cukup lama mereka berdua terdiam karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tanpa disadari oleh keduanya bahwa hujan sudah membasahi tanah. Akhir-akhir ini hujan lebih sering turun. Sepertinya musim penghujan akan segera datang atau bahkan memang sudah memasuki musim penghujan?

“Padahal tadi masih panas. Sekarang udah hujan aja ya,” ucap Bagas.

Tiara yang mendegar hal seperti itu langsung menoleh kearah hujan.

“Kamu pernah punya kenangan apa sama hujan Ra?” tanya Bagas.

Tiara hanya menoleh sekilas kearah Bagas sebelum perhatiannya kearah hujan yang mulai membanjiri selokan dan jalanan.

“Saya pernah punya kenangan yang cukup pahit sama hujan. Kalau lihat hujan saya langsung ingat sama kenangan saya,” cerita Bagas tanpa disuruh.

Meja KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang