Bagian 17

228 20 0
                                    

Suasana pagi hari di rumah Tiara sekarang cukup berisik. Hari ini Ayah dan Ibunya bergosip soal berita artis yang lagi-lagi tertangkap narkoba.

“Siapa sih Yah?” tanya Bayu yang bingung dengan hal yang dibicarakan oleh kedua orang tuanya.

“Itu lo Sarah yang artis kena narkoba,” jawab Ibunya.

Kemudian perhatian wanita paruh baya tersebut teralihkan oleh anak gadisnya yang sudah selesai mandi pagi.

“Mau kemana Ra? Tumben mandi pagi,” tanya Ibunya heran.

Wajar saja. Sebab Tiara ini malas mandi kalau tidak ada acara maka dia akan mandi sehari sekali saja.

“Emang gak boleh mandi pagi?” tanya Tiara.

“Tumben aja mandi pagi. Eh iya gimna resignnya? Jadi?” timpal Ibunya.

Tiara tidak langsung menjawab. Dia melihat Ayah dan Ibunya secara bergantian terlebih dahulu sebelum akhirnya tersenyum.

“Emmm… Kata Bos Ara, gak usah keluar dulu,” balas Tiara.

Dia memang memberitahukan soal dirinya yang ingin keluar dari pekerjaannya sekarang. Dia hanya bilang sudah malas kerja disitu. Karena terlalu banyak tuntutan dan kerja yang lebih sering lembur. Orang tuanya mendukung segala hal yang akan Tiara ambil.

“Ra nanti anterin Ibu ke minimarket bentar ya,” ucap Ibunya.

“Ih Bu… Ara mau pergi,” jawab Tiara.

“Pergi sama siapa? Hana?” tanya Ibunya.

“Bukan… Main sama temen Ara. Dia jemput jam 10 soalnya” balas Tiara.

Ibunya Tiara langsung menengok jam yang menggantung di dinding ruang tempat keluarganya bersantai dan menonton TV. Dilihatnya sudah jam 09.30.

“Yaudah anterin bentar aja. Ibu mau beli detergen. Detergen udah abis, sama nanti ada yang mau dibeli!” ucap Ibunya. Tiara hanya pasrah saja.

“Kan ada Bayu sih Buk,” rengek Tiara.

“Ih apaan sih. Mbak aja lah. Lagian Ibu kan ngajak Mbak,” tolak Bayu.

Dasar anak itu paling malas kalau disuruh keluar. Kalau main bareng kawan-kawannya langsung saja dia pergi. Dasar adik kurang ajar!

“Yaudah Ibu ganti baju dulu ya. Kamu ganti baju sana cepet,” titah Ibunya.

Ayahnya pagi ini mengurus kolam ikannya. Sengaja pria paruh baya tersebut membuat kolam ikan kecil di depan rumah untuk diisi beberapa ikan hias seperti Koi.

“Yah. Ibu pergi bentar ya. Ke minimarket depan, ada yang mau dibeli,” ucap Ibunya.

Ayahnya hanya mengangguk sambil melambaikan tanganya.

Tiara kesal dengan Ibunya. Harusnya dia tidak percaya saat wanita paruh baya tersebut bilang hanya sebentar saja. Nyatanya hampir sejam Tiara diajak berkeliling di dalam minimarket tersebut.

Ada saja yang dilihat Ibunya. Yang sudah dimasukkan keranjang lalu dikembalikan lagi ke rak. Yang sudah ambil cemilan lalu dia taruh kembali di rak. Kemudian ujungnya dia ambil kembali cemilan tersebut. Tiara hanya pasrah.

Saat dirinya kembali dari minimarket. Sudah ada mobil hitam yang terparkir di depan rumahnya. Sepertinya Tiara kenal dengan pemilik mobil tersebut. Terang saja.

Terlihat Bagas sudah duduk di kursi rotan yang ada di teras rumahnya. Terlihat dirinya terlibat percakapan oleh Ayahnya.

“Siapa itu?” tanya Ibunya. Sambil datang menghampiri Bagas.

Ibunya langsung bertanya, “Siapa ini?”

“Oh iya kenalin saya Bagas buk. Temen kerjanya Tiara,” jawab Bagas.

Meja KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang