Bagian 7

272 22 0
                                    

Setelah pertemuan tidak disengaja Tiara dan Bagas. Keesokannya mereka biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu.

Bahkan sudah lewat seminggu dari pertemuan tersebut.

“Ra!” panggil Bagas.
Tiara sudah hapal dengan panggilan tersebut. Apa lagi kalau bukan revisi artikel.

“Tiara!” panggil Bagas sekali lagi. Karena yang dipanggil hanya diam saja tanpa respon.

“Apa sih Pak Bos,” jawab Tiara malas-malasan.

“Ikut saya meeting ayo!” ajak Bagas.

Tiara yang kaget dengan ajakan bagas hanya mematung di tempat.

“Ra! Ayo cepetan,” ucap Bagas. Karena melihat Tiara hanya mematung saja.

“Kok saya sih Pak. Irma aja atau Dani kan bisa. Kenapa harus saya? Yang lain deh pak,” tolak Tiara.

“Yang lain sibuk. Lagian ini meeting sama website baru. Kan di sini kamu penulisnya. Masa saya ngajak Irma yang ngurus sosmed sih!” ucap Bagas.

Intonasinya naik satu, tanda dia sudah jengkel dengan penolakan Tiara.

“Ini udah mau jam pulang loh pak. Nanti saya kemaleman pulang gimana? Saya kan hari ini gak bawa motor pak,” ucap Tiara.

Dirinya masih kekeh tidak ingin ikut dengan Bagas. Lagi pula ini sudah mau jam pulang, apa bosnya ini tidak peka sekali hingga mengajak Tiara untuk ikut meeting.

Bagas hanya diam saja mendengar segala penolakan Tiara. Dan hanya melihat bola mata wanita di hadapannya tersebut. Tiara yang ditatap seperti itu langsung ciut nyalinya.

“Sabar pak. Saya beresin barang saya dulu,” ucap Tiara. Akhirnya dirinya pun harus mengalah.

Apa juga jabatannya harus menang debat dengan bosnya tersebut.

“Saya tunggu di mobil. Oh iya kalian berdua, nanti kantornya langsung kunci aja. Inget besok yang bawa kuncinya harus datang lebih awal ya,” ucap Bagas sambil berlalu kearah mobilnya.

“Iya pak!” jawab Irma.

Melihat Bagas yang sudah berjalan kearah mobilnya membuat Tiara mengeluarkan suaranya.

“Ah elah bos. Udah mau balik baru ngajak meeting. Lu aja sih Ma yang gantiin gue,” ucap Tiara pada Irma.

“Ogah! Gue udah ada janji, lagian bos maunya kan elu. Udah sono meeting sampe palak lu berasap," ejek Irma sambil tertawa.

Sedangkan Dani yang melihat hal tersebut hanya tersenyum saja. Dani ini memang sebelas dua belas lah sama bos mereka. Sama-sama dinginnya.

Tiara hanya mengerucutkan bibirnya mendengar omongan Irma. Memang benar sih, kepalanya pasti akan pusing sekali dengan meeting. Semoga saja kliennya kali ini bukanlah orang yang banyak mau.

Perusahaan Bagas ini adalah jasa pembuatan website dan juga perawatan website. Tiara di sini sebagai copywriter yang bertugas membuat berbagai tulisan untuk website yang dipercayakan kepada mereka maupun website perusahaan mereka sendiri.

“Mau meeting sama siapa sih pak?” tanya Tiara saat sudah di dalam mobil Bagas.

“Sama sekolah buat roket,” jawab Bagas.

Tiara jengkel sekali dengan jawaban Bagas. Padahal, pria ini yang memaksanya untuk ikut meeting di jam hampir pulang kantor. Menyebalkan!

Selama perjalanan Tiara hanya diam saja tanpa bermaksud bertanya lebih lanjut. Dia merasa Bagas sedang tidak ingin diganggu. Lagi pula pria tersebut sedang menyetir. Tidak baik jika nanti Bagas tidak fokus kalau menabrak. Kan Tiara masih sayang dengan nyawanya.

Meja KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang