Semakin lama dirimu mengenal seseorang. Semakin sadar kau tidak tahu apapun tentangnya.
"Saya lebih suka mie ayam yang dipisah kuahnya." keluh Bagas.
Tiara yang sedang menikmati mie ayamnya langsung memusatkan perhatiannya kepada Bagas. Pria di depannya ini seperti tidak berselera terhadap mie ayam di depannya.
Padahal dia sendiri yang bilang, kalau dia penggemar mie ayam.
"Apa bedanya kuah dipisah sama dijadiin satu?"
Jujur saja, Tiara bingung. Tiara adalah tipikal orang yang akan selalu menerima bagaimana seorang penjual makanan menyajikannya. Dia tidak akan protes. Dia akan makan meski itu terasa kurang pas di lidahnya.
Dia hanya akan makan tanpa berkomentar.
"Buat saya itu beda. Saya gak suka mie ayam saya kena tsunami gini."
"Tsunami?"
"Mie ayam saya terlalu banyak kuah. Buat saya itu kayak tsunami. Banjir. Karena terlalu banyak kuah."
"Saya baru tau, kamu sepemilih ini."
"Udah cepet abisin mie kamu. Kalau kurang bisa abisin punya saya."
"Kenapa?"
"Kenapa? Apanya?"
"Kenapa gak jadi makan? Kamu bilang kamu suka mie ayam. Saya kira mau gimana bentuknya asal itu mie ayam kamu bakal suka." terang Tiara.
"Saya suka Ra! Tapi saya gak suka kalau kuahnya digabung."
"Rewel ah makan doang."
Tiara kira pria di depannya ini tidak akan mempermasalahkan hal sepele. Namun, dirinya salah.
Semakin Tiara dekat dengan Bagas. Semakin dirinya merasa tak setahu itu tentang Bagas. Benar-benar tidak tahu.
Bahkan sampai sekarang hubungan mereka selalu seperti ini. Bertemu saat bekerja, berpisah setelahnya. Tiara kira memulai hubungan dengan Bagas tidak akan sesulit ini. Nyatanya, memang sesulit ini.
"Saya anter kamu pulang!"
"Saya dijemput Bayu, Pak! Kebetulan dia dideket kantor jadi ngajak pulang bareng."
"Ah.. Yaudah iya!"
Bagas ini adalah definisi pria tidak ingin direpotkan dengan masalah sepele. Tetapi berbeda dengan soal makanan. Terlalu pemilih.
Meski Tiara sedang melakukan pendekatan dengan Bagas. Nyatanya pria tersebut, seperti acuh tak acuh.
Dia seperti tidak dapat Tiara gapai.
Bagas terlalu menutup dirinya. Tembok diri yang masing-masing dibangun terlalu kokoh. Bagas dengan segala hidupnya, begitu pun Tiara.
Mereka seperti siput, yang akan saling menyembunyikan diri ketika saling bertemu.
"Terus kalian ngapain PDKT kalau gitu mah?" keluh Ajeng.
Saat ini mereka sedang menelpon melalui panggilan grup.
"Dia terlalu jauh Jeng. Sulit buat gue masuk kedunia dia."
"Ra! Kalau dia ngajak lu ngenal lebih jauh. Itu artinya dia ngajak lu masuk kedunia dia!" terang Hana. Wanita itu tampaknya mulai kesal dengan tingkah Tiara.
"Lu pernah gak ada di posisi semakin lu coba kenal, semakin lu gak tau apa-apa tentangnya? Itu yang gue rasain sekarang Han. Bahkan ekspresi dia marah, bahagia atau nangis gue gak pernah tau."
"Dia cuma mau ngasih tau apa yang ada di luar tembok dia. Nyatanya sebulan lebih gue deket sama dia. Gua gak tau apapun tentang dia." ungkap Tiara.
Mereka paham bagaimana perasaan ada. Bagaimana kacaunya wanita tersebut.
Hal ini tentu wajar. Dengan Tiara yang sulit membuka hati. Meski wanita ini di luar nampak ceria, periang dan ramah. Nyatanya itu hanya untuk menutupi betapa rapuhnya dia.
Sebenarnya Tiara tidak seramah, seceria dan seperiang yang orang lain kira. Dia hanya terbiasa melakukan itu semua. Akan ada waktunya Tiara bergelung dengan segala masalah yang dikumpulkannya di dalam dunianya. Ditambah kisah percintaannya yang lalu membuatnya sulit membuka hati.
Tiara sama dengan perempuan riang di luar sana. Menutupi sakit dengan tertawa.
Terkadang orang yang senyum paling lebar serta tertawa paling kencang. Adalah orang yang masalahnya paling besar.
Bagas
Sudah tidur?Tiara
Belum.Bagas menelpon...
"Hallo."
"Belum tidur?"
"Belum, baru selesai telponan sama anak-anak."
"Oke. Yaudah sekarang tidur. Besok mau saya jemput? Biar ke kantor bareng?"
"Hemb.. Lain kali, Ayah tadi nawarin diri buat nganter."
"Oke. Yaudah sekarang tidur. Saya tutup telponnya. Malam Tiara."
Ponselnya sudah mati. Begitu Bagas berkata menutup telponnya, langsung dimatikan olehnya. Tanpa Tiara sempat mengucapkan selamat malam.
Bagas itu memang dingin. Namun, Tiara tak akan mengira bahwa pria itu benar-benar sedingin ini.
Malam ini Tiara berfikir seperti apa hubungan yang dia inginkan? Apakah seperti sekarang ini? Dengan Bagas yang dingin dan sulit disentuh?
Happy Reading 💕💕
![](https://img.wattpad.com/cover/288277572-288-k177520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Meja Kantor
RomanceTiara seorang Copywriter dengan kelakuan absurd dan hampir tidak percaya cinta. Karena sifatnya tersebut pria lebih senang menjadikan Tiara sebagai teman. Hingga suatu hari Tiara diterima sebagai penulis untuk sebuah website. Bagas Pratama adalah p...