Bagian 18

246 19 0
                                    

Banyak sekali orang yang kurang menyukai hari Senin. Jika sebelumnya Tiara masuk kedalam barisan orang-orang tersebut.

Namun, sekarang berbeda. Senin seolah hari paling menyenangkan untuk saat ini.

"Ayo! Keburu Ayah telat nanti!"

Baru saja dia merasa senang.

Tiara yang baru selesai makan langsung sigap. Beginilah kalau Tiara berangkat bersama Ayahnya. Tidak boleh ada keluhan, kalau tidak esoknya mamang ojek online yang akan mengantarkannya. Nasib! Baru juga semangat Senin kan ya.

Ternyata Irma sudah lebih dulu tiba di kantor.

"Pagi Irma!" sapa Tiara.

"Pagi! Cerah bener lu! Kemaren-kemaren aja kayak udah gak minat hidup."

"Bangke lu!"

Tiara merasa malu dengan dirinya sendiri seminggu lalu. Sebenarnya seminggu lalu itu Tiara galau kenapa. Ntahlah, mungkin dirinya ingin seperti orang-orang yang galau. Absurd memang.

Tidak lama kemudian Bagas datang hampir bersamaan dengan Dani.

Berseri sekali wajah Bagas Senin ini.

Kalimat itu sepertinya cocok disandingkan dengan Bagas Senin ini. Wajah yang ramah, senyum sumringah. Ah! Tiara jadi merasa geer.

"Pagi guys!" sapa Bagas.

Sebentar!

Tumben sekali bukan bos mereka ini. Biasanya hanya tersenyum saja itupun rasanya ingin Tiara sobek terlebih dahulu supaya senyumnya lebar. Seperti bukan Bagas si Kulkas Dua Pintu.

"Sumringah amat nih pak. Abis ngedate sama ceweknya pak?" tanya Irma.

Perkataan Irma sebenarnya biasa saja. Namun, tatapan matanya menengok kearah Tiara. Tiara merasa khawatir.

Terlebih wajah Irma sekarang seperti mengetahui rahasia. Mengejek sekali senyumnya.

"Sok tau kamu ini Ma!" balas Bagas.

'Tumben amat ini bos. Kesambet setan alas mana sih? Ramah amat!' batin Tiara.

Budaya kantor mereka memang sangat santai. Bahkan Bagas tidak seperti yang lainnya. Karena satu kantor baru empat orang jadi rasa kekeluargaannya masih kental. Yah walau terkadang mereka harus kerja rodi, tapi tidak kerja paksa. Kan mereka yang menceburkan diri dalam pekerjaan ini.

Banyak sekali orang diluaran sana yang merasa kantor mereka terlalu memberi tekanan, atau teman kantor yang toxic. Sebenarnya itu hanya bagaimana cara kita memandang sesuatu. Yang namanya pekerjaan tentu ada enaknya dan juga susahnya. Hanya bagaimana cara kita saja untuk membuat pekerjaan itu menyatu dengan kita. Orang di sosmed terlalu berlebihan sepertinya.

"Dan! Meeting dulu yuk sama klien." ajak Bagas.

Karena mereka masih kantor kecil jadi belum memungkinkan untuk menambah karyawan dan juga ruangan untuk meeting. Sehingga, kalau meeting dengan klien, mereka harus bertemu di luar.

"Kalian berdua kerja yang bener! Gak usah kebanyakan gosip." ucap Bagas.

Tahu saja bosnya itu kalau mereka akan bergosip. Pekerjaan hari ini belum terlalu membuat mereka pusing. Beda dengan akhir bulan yang akan kerepotan dengan deadline.

Awal bulan memang selalu tenang dan menenangkan. Kerjaan tenang, dompet aman.

Setelah Bagas dan Dani pergi. Irma langsung mendekati Tiara. Tanpa basa basi dirinya berkata, "Abis jalan kemana lu orang kemaren?"

Meja KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang