Angin malam di pinggir laut terasa sangat dingin. Setelah pengakuan Bagas kepada Tiara beberapa jam lalu membuat hubungan keduanya yang awalnya sedikit kaku menjadi lebih santai.
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Tiara. Hari semakin malam dan Bagas tidak mau mengajak Tiara pulang terlalu larut. Meski dia cukup senang dengan keadaan mereka sekarang. Sudah tidak terlalu canggung lagi.
Bahkan lagu yang radio nyalakan seakan mendukung perjalanan mereka sekarang. Lagu dari Yovie & Nuno menjadi pengisi diantara celah perasaan kedua insan tersebut.
Memang lagu dari salah satu penyanyi Indonesia tersebut selalu mampu menghipnotis para pendengarnya yang sedang jatuh cinta.
Tak terasa mobil sudah masuk ke pekarangan rumah Tiara. Tiara terlihat merapatkan bibirnya, dia ragu untuk bersuara. Hingga Bagas yang memecah kehening, “Besok ada acara Ra?”
Tiara melihat kearah Bagas kemudian menjawab, “Emm… Kayaknya sih enggak soalnya anak- anak juga belum ada kabar.” Anak-anak yang dimaksud Tiara adalah teman-temannya.
“Besok keluar bisa? Temenin saya cari kado buat keponakan saya mau?” tanya Bagas.
“Tenang aja saya gak akan ngajak kamu kerja di hari libur kayak yang lalu kok,” lanjutnya.
Tiara terlihat sedang menimbang dan akhirnya menyetujui ajakan Bagas.
“Yaudah besok saya jemput jam 10 ya. Maaf udah ngajak kamu keluar terlalu malem. Orang tua kamu gak marah kan kalau kamu pulang terlalu malam?” ucap Bagas.
“Enggak kok. Mereka mah santai,” jawab Tiara.
“Yaudah saya masuk dulu ya Pak. Makasih untuk malam ini….. hati-hati nanti nyetirnya,” lanjut Tiara.
Tiara akhirnya turun dari mobil bagas kemudian masuk rumah saat mobil pria tersebut sudah pergi menjauh.
Langsung saja Tiara membuka percakapan di grupnya bersama Hana, Ayu dan Ajeng. Dia mengetik, “Guys.. Gue gak jadi keluar.”
Ajeng langsung mebalas pesan grup mereka.
“Kok bisa? Bukannya lu udah bikin suratnya?” tanya Ajeng.
“Lu orang pasti gak ada yang percaya kalau gua cerita ini,” balas Tiara.
“Apaan? Bagas nyatain perasannya ke elu?” balas Hana.
“Kok lu bisa tau Han?” balas Tiara.
“Keliatan lagi. Apalagi pas di nikahan Bang Kahfi. Segala ngenalin ke orang tuanya. Gue liat kelakuan buruk lu ya Ra,” balas Hana.
“Gak kaget juga sih dia nyatain perasaannya ke elu. Lu mata hatinya ketutup mantan sih Ra. Jadi cewek kok produk gagal move on dari mantan,” ketik Ajeng.
“Gentle juga Bagas. Tapi wajar sih sama sifat dia yang pendiem gitu,” balas Ayu membenarkan kalimat kedua temannya.
Tiara sebenarnya bingung. Apakah Bagas terlalu ketara begitu di mata teman-temannya. Tetapi mengapa di mata Tiara Bagas malah biasa saja dan hampir tidak memiliki perasaan apapun kepadanya.
“Terus lu jawab apa?” tanya Hana.
Saat ini mereka sudah melakukan panggilan video.
“Gue bingung. Lu orang paham kan gue masih belum bisa buka hati. Gue masih takut aja Bagas ini kayak mantan-mantan gue yang lama,” balas Tiara.
Jujur saja Tiara masih merasa takut untuk memulai sebuah hubungan baru. Meski dia sudah bisa melepaskan mantannya yang terakhir ini. Tiara rasa dia sudah move on dari mantannya yang terakhir ini.
Percakapan Tiara dengan teman-temannya berlanjut hingga sejam lamanya. Banyak hal yang mereka bicarakan. Yang pastinya bergosip tidak akan pernah lepas dari topik pembicaraan malam ini.
Tidak lama panggilan video Tiara dan teman-temannya mati. Tiara membuka beberapa video snap di aplikasi WhatsAppnya. Beberapa ada yang berfoto di kantor atau bahkan menghabiskan malam minggunya dengan orang yang dicintainya.
Tiba-tiba HPnya berdering, Bagas memanggil. Tiara cukup terkejut mendapatkan panggilan dari pria tersebut.
“Hallo,” sapa Tiara.
“Saya liat kamu masih on jadi saya langsung telephone. Kamu kenapa belum tidur?” tanya Bagas disebrang telephone.
“Saya barusan selesai video call sama kawan-kawan saya Pak,” balas Tiara.
“Kamu deket banget ya sama kawan-kawan kamu?” tanya Bagas.
“Deket lah Pak. Temenan udah dari SMA. Bapak sendiri belum tidur ini?” balas Tiara.
“Ini saya tidur abis matiin telephone kamu. Besok saya jemput jam 10 ya Ra!” ucap Bagas.
“Yaudah saya matiin ya. Kamu juga istirahat. Malam Tiara,” lanjutnya.
“Iya Pak. Malam juga,” balas Tiara.
Panggilan mereka sudah terputus. Tanpa disangka Tiara mengulum sebuah senyuman di bibirnya.
Bagas memang terasa berbeda dengan mantannya. Entah pembawaannya yang dewasa atau bagaimana. Sejauh ini dirinya tidak merasa dipaksa untuk mencoba menjalin hubungan dengan dirinya.Tetapi Tiara masih merasa belum siap dengan segala hal yang berbau romansa. Hatinya masih belum terlalu sembuh dari sakit hati kemarin.
Telphone Tiara berdering tanda ada sebuah pesan masuk. Ternyata dari mantannya yang terakhir. Pria itu memang sering sekali menghubungi Tiara akhir-akhir ini. Memang sudah sejak Tiara pulang dari kantornya pria itu mengirimnya pesan. Tetapi Tiara memang tidak berniat membalas hanya dibaca saja.
“Kamu mulai sombong ya sekarang!” isi pesannya tersebut membuat Tiara semakin kesal saja.
Pria tersebut belum berubah dari terakhir kali Tiara menjalin hubungan dengannya, masih suka memaksakan kemauannya sendiri.
Tidak lama smartphonenya berdering. Tanpa dilihat Tiara sudah paham siapa yang menelphone pasti mantannya tersebut.
Firman memanggil.
Mantannya tersebut bernama Firman. Astaga betapa lelahnya dia menghadapi pria tersebut. Kalau ditanya kenapa tidak di blokir saja nomornya. Tiara hanya sudah bosan saja memblokir nomor pria tersebut. Akhirnya Tiara biarkan saja karena sudah terlalu bosan.
Saat nomor pria tersebut di blok maka, Firman akan mengganti nomornya dan menghubungi Tiara kembali. Tiara hanya malas untuk mengganti nomor telphonenya. Teman-teman lamanya hanya tau nomornya ini. Lagi pula beberapa klien yang sudah kerjasama dengan Tiara sejak lama sudah tau nomor telephone Tiara.
Dirinya hanya tidak ingin saja mengganti nomor telphonenya. Lebih baik pria itu saja yang tidak menghubungi Tiara. Lagi pula sudah berkali-kali Tiara acuhkan masih saja pria itu meneror Tiara. Sudah 3 kali mantannya tersebut melakukan panggilan. Akhirnya Tiara mengangkatnya tepat di panggilan ke 3.
“Hemm.. Kenapa?” jawab Tiara dengan malas.
“Sombong banget kamu sekarang. Lagi online tapi chat aku dianggurin,” jawab Firman.
Tiara hanya menghela nafasnya saja. Betapa lelahnya dia menghadapi pria ini.
“Aku ngantuk mau tidur,” jawab Tiara.
Langsung saja dia matikan telphonenya. Sebenarnya dia jengkel dengan dirinya sendiri. Mengapa dia sangat lemah sekali. Sudah tau dirinya akan merasa kesal tetapi malah tetap meladeni pria aneh tersebut.
Lebih baik Tiara tidur. Dia besok akan pergi dengan Bagas bukan. Wanita membutuhkan waktu lebih untuk persiapan jalan dengan seorang pria bukan. Saat akan tertidur tiba-tiba matanya terbuka dengan lebar.
“Besok pakek baju apa gue?” monolog Tiara pada dirinya sendiri.
Happy Reading 💕💕
Ada yang kayak Tiara udah mau tidur tiba-tiba kepikiran besok pakek baju apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Meja Kantor
RomanceTiara seorang Copywriter dengan kelakuan absurd dan hampir tidak percaya cinta. Karena sifatnya tersebut pria lebih senang menjadikan Tiara sebagai teman. Hingga suatu hari Tiara diterima sebagai penulis untuk sebuah website. Bagas Pratama adalah p...