6. BALAPAN

6.7K 90 3
                                    

Hii

Happy reading.

Bumi memarkirkan motornya di depan rumah tua yang jika di lihat dari luar menyeremkan,kumuh,dan kotor tapi berbeda lagi jika melihat dari dalam,bersih,rapih dan terang.

Bumi berjalan memasuki rumah tua itu, kehadiran Bumi disambut meriah dengan ke tiga temannya.

"Jatah Lo didalam". Ujar Alan yang sibuk bermain play station bersama Ale.

Bumi berdehem singkat lalu berjalan menuju ruanganya yang ditunjukkan oleh Alan.

Didalam ruangan tersebut bau anyir darah begitu menyerbak ke Indra penciuman, Bumi Berjalan kearah meja lalu mengambil piso berukuran kecil yang terukir nama nya di ujung piso tersebut.

Seorang gadis yang duduk menghadap Bumi dengan tangan,kaki yang terikat serta mata yang ditutup dengan sehelai kain kecil.

Bumi mengarahkan ujung piso tersebut ke depan pipi gadis itu,Piso yang Bumi pegang mulai memberi goresan disana hingga mengeluarkan darah.

Gadis itu tersadar dari pingsan nya lalu menjerit kesakitan karna sayatan yang ada di pipi sampai bibir.

Bumi benci suara tangis,Bumi benci suara jeritan. Tanpa nunggu lama,Piso yang Bumi pegang menancap sempurna di jantung gadis itu.

Suara tangisan itu hilang,suara jeritan itu pun hilang digantikan dengan darah yang terus mengalir keluar dari dada gadis itu.

Piso serta tangan Bumi kini sudah berlumuran darah gadis itu,Bumi berjalan kearah wastafel yang sudah disediakan di ruangan tersebut,Bumi mencuci tangan serta piso kesayangan nya. Bumi memandang wajahnya di cermin lalu mengeluarkan smirk nya.

Bumi kembali berjalan ke arah gadis itu, Melepaskan ikatan di tangan dan kaki nya, Bumi menjambak rambut gadis itu lalu menyeret nya hingga kedepan kandang singa yang berada di belakang ruangan itu.

Bumi membuka kandang singa tersebut lalu melempar tubuh gadis itu kedalam sana,Singa yang Bumi beri nama Leo itu melahap tubuh gadis itu dengan ganas, hal itu Bumi yang melihat itu tersenyum senang.

"Udah?". Tanya Alan saat melihat bumi keluar dari ruangan tersebut.

Bumi mengangguk kepala,"Balapan?".

"Jadi, ayo udah mau jam sembilan". Ujar Alan yang melihat jam dipergelangan tangan nya.

"Bintang?". Tanya Bilal.

"Ada Ghea".

Mereka semua mengangguk lalu mengikuti Bumi dari belakang.

Setelah beberapa menit kini mereka sudah berada di arena balap yang ramai karna akan ada pertandingan antara Bumi dan rivalnya.

"Gue fikir Lo takut". Ucap Langit, Rival Bumi yang tak pernah ngaku kalah padahal sudah kalah berkali-kali sama Bumi.

"Dalam kamus hidup gue,nggak ada kata takut sama Lo". Ujar Bumi.

Langit mengangkat bibirnya lalu berkekeh sinis,"Bintang jadi tahuran gimana?". Ajak Langit menantang.

Bumi mengepalkan tangan nya kuat,Bumi menarik kerah baju langit lalu menatap langit penuh emosi,"Jangan Lo bawa-bawa Bintang dalam balapan kali ini!!". Ujar Bumi penuh Penekanan lalu mendorong tubuh Langit.

Bumi mulai menaikkan motornya yang sudah terparkir di garis Start, Langit memainkan gas nya dengan niat mengejek Bumi.

Seorang gadis dengan pakaian serba ketat dan membawa bendera kecil ditangan nya, Gadis itu berdiri ditengah-tengah antara Bumi dan Langit.

"ONE".

"TWO".

"THERE". Instruksi gadis itu sambil memainkan bendera nya.

"GO!!".

Bumi menancap gas motor nya, Langit yang tak mau kalah pun menaikan kecepatan nya hingga menyelak motor Bumi, Langit berada di depan motor Bumi. mereka terus beradu kecepatan,menyelak satu salah lain. Hingga didepan sana garis start mulai terlihat, Bumi menaikkan gas nya lalu menyelak motor Langit.

Menang,Bumi pemenang nya. Bumi melepaskan helm nya lalu tersenyum sinis kearah langit yang sudah seperti ingin menelan orang.

"Udah gue bilang,Dalam kamus hidup gue nggak ada yang namanya kekalahan". Ujar Bumi lalu menepuk-nepuk pundak Langit.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di pipi Bumi, Langit mencengkram baju Bumi. Bumi membalas pukulan dengan sangat kencang jadi lah aksi saling pukul terjadi, Ke tiga teman Bumi yang melihat itu lalu berlari memisahkan Bumi dan Langit yang sudah mengeluarkan darah.

Bilal dan Alan menahan tubuh Bumi yang sudah seperti banteng ngamuk. Hingga satu tamparan yang keras membuat semua yang ada disana terkejut.

"Bintang". Ucap Bilal.

Bintang menatap Bumi dengan tatapan tajam, tangan yang terkepal kuat,dada yang naik turun menahan emosi untuk tidak meledak di sini.

"Bintang". Ujar Bumi pelan.

"Sejak kapan rumah Alan jadi arena balap?hah?". Sarkas Bintang.

Bumi diam seribu bahasa, semua yang ada di sana pergi menyisahkan Bumi,Bintang,Ghea, Alan,Bilal dan Ale.

"Jawab!!". Tegas Bintang, membuat Bumi tersentak kaget.

"T-tadi emang dirumah Alan tapi Langit ngajakin balap dan kamu yang dijadikan umpan sama Langit". Jelas Bumi mencoba menggenggam tangan Bintang tapi disentak duluan oleh Bintang.

"Maaf Alan,Ghea keceplosan". Ujar Ghea takut.

Alan mengangguk kepala lalu membawa Ghea ke dalam dekapan nya,"Gapapa".

"Pulang!!".

Bumi mengangguk patuh lalu mengikuti Bintang dari belakang, Seperti anak bebek yang mengikuti induk nya.

"Sama musuh nya kaya si Leo kalo ngamuk giliran sama Bintang udah Kaya anak bebek". Gumam Ale menggelengkan kepalanya.

"Ayo pulang". Ajak Alan dianggukan oleh Ghea.

Bilal sudah pulang bareng dengan Bumi tadi, disini menyisahkan Ale seorang diri.

"Nasib nasib". Ucap Ale sabar.

-------------

NEXT?

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YA!!

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM.

@autho_senja

@delasftrrr

SEEYOU NEXT PART 🍉

BUMI DAN BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang