22. Pisah

2.1K 47 3
                                    

Hai...
gimana kabar kalian?sehat?
maaf ya, hampir berbulan-bulan aku nggak update eh sekalinya update kurang bagus ya?.
itu udah di draft,udah lama banget.

happy reading

.

.

.

.

Setelah diantar pulang oleh Langit, kini Bintang di kejutkan dengan kepulangan orang tuanya dan juga Bumi di samping kiri mama nya.

Entah senang tau sedih tapi suasana kali ini besa dari yang dulu.

"Dari mana aja Bintang?". Tanya Lala sambil mengelus rambut Bintang yang memeluk nya sangat erat.

"Jalan-jalan sama langit".

Bintang duduk di samping Bumi, kedua nya seperti akan di interogasi. Bintang menatap papa nya yang sedang menatap Bumi tajam.

"Pisah rumah atau papa bawa Bintang ke luar negri?!". Tanya Gaffi pada Bumi.

Bintang yang berada disampingnya terkejut bukan main,ada apa sebelumnya? kenapa dirinya? atau jangan-jangan orang tua nya tau soal...

Seperti tidak ...

Bintang menatap Gaffi dengan tatapan penjelasan.

"Papa udah tau soal kalian berdua!".

duar

Bagai disambar petir di siang bolong

Tubuh Bintang bergetar, keringat dingin mulai bercucuran di dahi nya.

Air mata mulai keluar,setetes demi setetes air mata Bintang keluar dan berubah menjadi isakan tangis yang cukup dalam.

"Paa,,hiks,,Bin-tang minta maaf". Ucap Bintang yang terus terisak.

"Kalian tau itu salah?!".

Bintang dan Bumi mengangguk.

"Kenapa Bintang?!". Tanya Gaffi dengan nada yang cukup tinggi.

Bumi yang dari tadi hanya menunduk,kini membalas tatapan papa nya tanpa takut.

"Karna Bumi sayang Bintang". jawab nya cepat.

"DIA, ADIK KAMU BUMI!!". Gaffi bangkit daru duduk nya lalu menunjukkan Bintang dan beralih ke Bumi.

Bumi yang menahan emosinya kini meledak juga,"Kita nggak sedarah pa, nggak ada penghalang apapun buat Bumi".

"Sedarah atau nggak, tetep dia adik kamu".

"Bumi nggak perduli pa!". tekan Bumi lalu pergi meninggalkan mereka, tak lama setelah itu Bumi turun dengan dua koper di tanganya.

Semua yang ada di ruang tamu bangkit dari duduk nya saat melihat Bumi yang turun dari kamarnya dengan dua komper di tangan.

Bintang yang masih terisak di dekapan sang Mama, semakin terisak kencang kala melihat Bumi.

BUMI DAN BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang