19. Luka

2K 54 11
                                    

Halo....

Aku kembali membawa luka dan cinta...


Masih tentang Bintang, perempuan yang sedang duduk di balkon kamarnya. Termenung memikirkan perkataan Lily,yang mengatakan bahwa langit rival Bumi mengetahui tentang siapa Nana sebenarnya.

Harus kah ia pergi menemui Langit?oh seperti tidak.

Bumi sangat tidak suka akan hal itu.

Tapi saat ini,Bumi seperti nya tidak akan perduli apa yang di lakukan Bintang.

Bintang mencari kontak seseorang lalu menghubungi.

"Ada apa Bintang?hmm". Tanya langit di sebrang sana.

"Apa yang mau lo tau?". Tanya nya,lagi.

"Semuanya". Jawab Bintang santai tapi sebenarnya hati nya tidak tenang.

"Oke,ketemu di taman deket kompleks lo". Sambungan di putuskan sepihak oleh Langit.

Bintang belum bangkit dari duduk nya, pikiran nya masih kemana-mana.

Perasaan takut terus menghantui nya.

Gimana kalo kebenaran nya terungkap.

Bintang rasa Bintang belum siap untuk itu.

Tapi dia sudah melakukan ini, dan mau tidak mau dirinya harus pergi.

Bintang bergegas mengambil jaket lalu turun kebawah.

Bumi yang sedang fokus nonton film bersama Nana dan ketiga antek-antek di basecamp,notif ponsel Bumi membuat fokus Bumi menghilang.

Langitanj.

Dateng ke taman deket kompleks lo atau Bintang tau semua tentang lo!!

Bumi bangkit dari duduk nya membuat ke empat manusia itu tersentak kaget.

"Ada apa si jink?". Tanya Attar agak emosi.

"Gue cabut dulu". Saat hendak pergi,tangan bumi di tahan oleh Nana. Membuat Bumi tersadar bahwa di samping nya ada Nana.

"Ada apa?". Tanya Nana khawatir.

"Urusan, sebentar.". Tangan bumi terangkat mengelus rambut hitam milik Nana lalu dianggukan Kepala oleh Nana pelan.

Bumi berjalan keluar basecamp lalu buru-buru memakai helm nya.

Ditempat lain,Bintang sudah berada di taman tempat Langit menjanjikan pertemuan mereka.

"Nunggu lama?". Tanya seseorang dengan style serba item,Langit.

Bintang menggelengkan kepala nya pelan,"Nggak".

"Lo makin cantik aja Bin". Langit duduk di samping Bintang, tangan nya terangkat mengelus rambut hitam milik Bintang tapi Bintang lebih dulu menghindar.

"Ke inti nya Langit". Ucap Bintang yang mulai gerah dengan tingkah Langit yang menyebalkan itu.

"Terburu-buru banget si".

"Ngit". Panggil Bintang tegas.

"Oke oke,mau dari mana?". Tanya Langit pelan.

"Awal".

"Buat kesepakatan dulu". Tegas Langit membuat Bintang mengerutkan kening nya bingung.

"Ini nggak ada di pembicaraan awal yaaa".

"Semua ga gratis Bintang". Langit mengangkat kaki kanan nya lalu menaruh di kaki kirinya, tangannya di masukan ke dalam saku celana nya.

Menatap Bintang dengan intens.

BUMI DAN BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang