Asam Lambung Terhebat

19 0 0
                                    

Sakit.
Akhir-akhir ini, aku semakin mengenalnya. Rasa sakit yang lambat dan tepat sasaran. Rasa yang datang saat kamu disakiti berulang kali, oleh orang yang sama. Namun, dia tidak sadar telah menyakitimu.
Aku menarik napas, berat, dan tersadarkan. Berpikir jika ditangani dengan sedikit obrolan dan pertemuan, rasa kecewa itu akan tinggal di masa lalu, berlalu, padahal kenyataannya kecewa itu datang lagi di hari ini, kecewa di esok hari, dan kecewa setiap hari setelahnya.
Hanya di saat-saat langka ketika dia menarikku ke dadanya dengan caranya bercerita tentang harinya, atau cara dia menunjukkan bakat-bakatnya, dan membuatku bahagia lagi untuk sementara.
Apakah rasa kecewaku hilang?
Rasa kecewa itu sebenarnya menumpuk. Setiap waktu. Membuatku sesekali berpikir untuk menyerah saja untuk memperjuangkannya.
Lalu setelah aku menangis kencang, dan merasa lebih baik. Aku sadar satu hal lagi.

Maaf. Atas ketidakberhakanku, karena kecewaku. Tangisku bukan untuk dirimu, melainkan atas betapa malangnya aku.

Mate in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang