Maumu Bagaimana?

37 0 0
                                    

Suatu hari aku tanyakan padamu tentang kita, "Maumu bagaimana?"
Tapi, tak kau balas. Hanya kau lihat.
Sedangkan aku bisa membalasnya semudah membalikkan telapak tangan.

Kamu? Dihalangi dia.
Dia yang kamu jaga hatinya.
Sedang aku, menjadi yang selalu mengerti tentang kalian.

Aku, setiap kau ceritakan masalah. Sungguh fokusku berubah menjadi padamu. Tidak peduli selelah dan sepenat apa aku hari itu, semuanya jadi tidak terasa dan tidak berguna saat kamu mulai berkeluh kesah. Secara otomatis, aku ingin bergerak untuk membuatmu merasa lebih baik. Bagaimana pun caranya.

Lalu, setelah aku bertanya tentang bagaimana maumu tentang kita, kau tiada berkata.
Kenapa?
Kenapa membuatku terombang-ambing terus menerus?
Kamu perlu tahu, bahwa setiap ada masalah, aku selalu menyimpannya sendirian, sedangkan kamu tidak. Jika masalah itu aku ceritakan, aku menceritakan setelah semuanya selesai, sedangkan kamu tidak. Jika aku sedang sedih, aku tidak mengeluh padamu, aku simpan dalam hatiku sendiri, sedangkan kamu tidak.
Selalu aku yang mengerti, sedangkan kamu tidak. Selalu aku yang mendengarkan, sedangkan kamu tidak. Selalu aku yang mengalah, sedangkan kamu tidak.

Aku tidak pernah mempermasalahkan hal ini, sungguh. Sampai setelah berkali-kali kamu menarik ulurku sesukamu, semaumu, seingin suasana hatimu, lalu aku bertanya hal sederhana tentang bagaimana maumu tentang kita, kamu tidak bisa mengatakan apa pun. Itu membuatku, menjadi memperhitungkan semuanya. Membuatku sangat terluka. Tapi, memangnya apa pedulimu? Ahaha.
Peduli dalam ucapan tiada berguna. Peduli yang sungguhan itu kau buktikan. Bukan kau ucapkan.
Itu laki-laki.

Aku pernah ikhlas, dan sekarang merasa ingin diperlakukan yang sama. Tapi, tidak bisa kamu lakukan.
Kenapa?
Karena masalahmu begitu runyam, tidak sesederhana aku. Oleh karenanya, aku yang berulang kali harus mengalah.
Padahal jujur, aku ingin disayang, ingin diperhatikan, ingin didengarkan, ingin diprioritaskan, ingin dipeluk juga, ingin diberikan semangat, ingin disupport, aku ingin merasakan perlakuanku sendiri terhadapmu.
Aku ingin dipilih. Satu-satunya.

Kenapa perasaanmu padaku begitu penuh ragu?
Kenapa kamu takut melepaskan dia?
Kenapa dia perlu kau jaga perasaannya, sedangkan aku yang selalu memahami? Kenapa?
Karena dia datang lebih dulu?
Karena dia ada di masa terjatuhmu?
Karena dia yang menarikmu dari jurang?
Karena keluargamu dan dia sudah mengenal?
Tidak. Itu bukan poin utamanya.
Jawabannya adalah...

Karena Perasaanmu Terhadapku Dangkal.


Apa aku salah?
Jika aku salah, bisa kamu buktikan?
Aku akan menunggu.
Tapi jangan salahkan aku, kalau nanti aku sungguhan tidak bisa kau tarik ulur lagi. Kalau nanti aku benar-benar malas meresponmu lagi.
Saat itu tiba...
Itu artinya aku benar-benar sudah muak padamu.
:)

Mate in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang