Seharusnya, Buka Hatimu

18 1 0
                                    

Aku terbangun.
Karena memimpikan laki-laki yang namanya tidak boleh disebut.
Aku terjaga.
Pada hal yang menyiksa diriku selarut ini. "Yas, sekarang kamu bebas. Mulailah berpuisi selain tentangku dan luapkan rasa marahmu."

Padahal, ingat sebelumnya kamu berkata apa?
"Fokuslah padaku. Anggaplah di dunia ini hanya ada kita berdua. Setuju?"

Hah...

Seharusnya, kamu sadar. Tidak diam dan pura-pura tidak melakukan dosa. Tidak mengalihkan kalutku dengan memberiku servis penyeberangan terindah sepanjang hidupku. Tidak meminta gelangku di akhir pertemuan itu.
Seharusnya, kamu ajak aku bicara.
Bilang padaku: Kenapa aku tidak tahu? Kamu bahkan tidak memakai baju tebal dan menunggu di sana sampai empat jam. Jilbabmu cantik dan kamu juga cantik, namun mata dan pipimu dipenuhi hujan. Saat kamu sangat bertekad untuk menjadi orang dewasa, aku menertawaimu dan menggodamu. Kubilang ingin menjadi orang dewasa adalah hal alami bagi anak-anak, dan kamu tidak harus berusaha menjadi orang dewasa. Aku sangat bersalah padamu. Bagiku kamu hanya gadis gemas yang suka bermain cinta-cintaan. Tapi bagimu, itu lebih dari sekadar jawaban.

Nyatanya, yang kamu utarakan adalah:
Benar. Ini salahku. Aku harusnya tidak hangat padamu. Aku sedikit baik padamu, dan kau sangat berminat. Aku tidak tahu akan mudah untuk memenangkanmu. Tidak bisakah kau mengerti? Aku berusaha membalas kebaikanmu. Aku hanya terbawa suasana sesaat. Karena kau berjuang sangat parah. Jangan terpaku pada seseorang sepertiku. Temukan seseorang yang sungguh memihakmu. Temukan seseorang yang akan tinggal bersamamu sampai akhir. Mengerti?

Hah...

Seharusnya, kamu tengok kondisiku.
Ucapkan padaku: Kamu pasti cemas dan ketakutan untuk waktu yang sangat lama. Aku tidak bisa membayangkan, betapa ketakutannya kamu malam itu, malam selanjutnya, dan hari demi hari. Memikirkannya saja membuatku gila. Aku sangat menyesal.

Seharusnya, kamu mengatakan: Tunggulah aku. Sebentar saja. Jika kamu menungguku sebentar lagi, aku akan menyelesaikan semuanya, lalu kembali. Jangan menanyakan apa pun sekarang. Aku berjanji, tidak akan lama. Aku akan kembali. Hingga saat itu tiba, makanlah yang lahap, giatlah belajar, tetaplah berkarya, dan bersikaplah berani. Itulah permintaanku. Kamu bisa melakukannya?

Ya,
seharusnya.

Ini bagian dari takdir, kataku.
Takdir?
Takdir itu sederhana dan kejam.
Bisakah kamu menanyai Tuhan yang sangat kamu sukai?
Kenapa dia memberikan rasa sakit yang hebat dalam kehidupan anak remaja?


- 23.58, terima kasih sudah berbohong selama ini. Kamu adalah bagian dari permainan takdir.

Mate in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang