K e d u d u k a n

20 0 0
                                    

Ada banyak hal yang tidak adil di dunia ini.
Kedudukan adalah salah satunya.
Seseorang bebas mengatakan suatu hal, kemudian mengubahnya lagi beberapa saat kemudian. Seseorang bebas menetapkan waktu pertemuan, kemudian menunda atau mempercepat waktunya beberapa saat kemudian. Seseorang bebas mengatur suatu agenda yang sudah disebarluaskan, kemudian tidak melakukan tindakan di dalamnya sesuai tanggal yang ditentukan. Semuanya, tergantung pada posisi aman miliknya.
Bukan. Milik. Aku. Kamu. Bahkan, Kita.

Kenapa seseorang bebas melakukannya?

Karena, dia punya kedudukan.
Sebuah singgasana yang membuatnya mampu dan bisa melakukan segalanya. Sedangkan aku, kamu, dan kita adalah prajuritnya yang menerima kesulitan atau keuntungan dari tindakannya. Karena, aku prajurit yang membutuhkannya untuk melanjutkan hidup.

Sedangkan aku merasa kedudukan itu adalah ketidakadilan. Saat ini, karena aku merasa dirugikan. Membebankan pikiran, padahal aku sudah merelakan sebuah hari penting berlalu tanpa orang tuaku. Aku merelakan banyak hal. Dan aku tahu, kamu, dan kita, juga merasakan hal yang sama.

Tidak mungkin berbicara dari hati ke hati padanya. Kedudukan membuatnya terlalu repot untuk mendengarkan keluhan kita. Apalagi, untuk peduli. Lalu, siapa pemilik kedudukan tertinggi di dunia?

Allah.

Jadi, bantulah kami, Ya Allah.
Agar Kau lancarkan urusan kami.
Agar Kau bantu ketuk hati seseorang yang kerap bermain dengan kedudukannya.
Agar Kau jauhkan aku dari kesulitan selama masa liburanku.
Tolong, dengan teramat sangat, Ya Allah.
Karena sungguh hanya kedudukan-Mu yang lebih dari sanggup mendamaikan hidup kami.

Aamiin.



-17.14, ditulis dalam hati yang patah dan rapuh.

Mate in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang