4. Masalah?

661 64 5
                                    

.
.
.

Sudah 1 bulan ini Naruto selalu bersama dengan duo Uchiha. Bukan tanpa alasan, kebetulan dia memang satu kelompok dalam mengerjakan tugas.

Naruto semakin bersemangat ketika dia satu kelompok dengan Sai. Naruto harus memutar otaknya agar obrolannya bisa membuat Sai menceritakan tentang keluarganya sedikit demi sedikit. Naruto benar-benar penasaran.

Nama Naruto semakin di kenal oleh warga sekolah. Sebenarnya bukan hal aneh lagi bagi Naruto dikenal banyak orang, karena ketika di Suna High School, dia pun terkenal dengan julukan pangeran matahari yang selalu ada bersama pangeran pasir.

Tanpa disadarinya ada orang yang cemburu dengan kedekatannya itu.

"Sabaku huh, benarkah? Kita buktikan saja." Tangan anak itu mengepal erat melihat kedekatan mereka.

"Kau tidak akan mencari masalah dengannya kan?" Tanya sang sahabat yang sedari tadi ikut memperhatikan Naruto dkk.

"Aku tidak akan mengotori tanganku sendiri."

"Lalu apa rencanamu?"

"Carikan aku anak itu!"

Sang sahabat tampak ragu, kemudian berkata.
"Kau yakin? Dia benar-benar tergila-gila padamu. Aku takut kau tidak bisa lepas darinya."

"Dia tidak akan berani macam-macam. Bahkan aku yakin dia berani menyerahkan harga dirinya agar bisa kencan denganku." Ucapnya penuh percaya diri.

"Terserah kamu saja."
'Kuharap mereka tidak akan menyiksamu jika tahu kau mengusik anak baru itu.' Lanjutnya dalam hati.

.
.
.

Bel pulang berbunyi.

Beberapa siswa sudah mulai pulang.

"Kita lanjutkan diskusi di rumahku saja, Naru chan." Ucap Sai.

"Baiklah."
'Ini kesempatanku bertemu kedua orang tua kandungku.'

Naruto merasa sangat senang, akhirnya mimpinya sebentar lagi bisa terwujud.

"Aku ikut, Sai." Ucap Ino yang baru saja menghampiri mereka bersama Sakura.

"Ino kami akan kerja kelompok. Lagipula setelah ini, kami (Sai, Sasuke, Neji, Naruto) harus ke suatu tempat."

"Tidak seru." Ucap Ino sambil mempoutkan bibirnya.

"Lebih baik kita pergi shopping." Usul Sakura yang diangguki Ino. Mereka pun pamit dan pergi.

"Memang kita mau kemana?" Tanya Naruto.

"Ke markas kami."

"Kedengarannya akan menyenangkan. Tapi aku ingin ke kamar mandi dulu."

"Tentu. Kami tunggu disini."

Ketika Naruto di kamar mandi, dia seperti mendengar seseorang meminta tolong. Di wilayah ini memang sudah sepi, para siswa mulai pulang, jadi suara itu terdengar lebih jelas. Setelah urusannya selesai di kamar mandi, Naruto segera mencari sumber suara tadi.

Entah sial atau apa. Begitu Naruto menolong gadis itu, gadis itu bukannya berterima kasih, malah berteriak histeris dan meminta tolong pada guru yang kebetulan lewat. Dia mengaku dirinya akan dilecehkan oleh Naruto. Wajah Naruto langsung pucat seketika itu juga, dia terkena fitnah.

Naruto dan gadis itu dibawa guru tersebut ke ruangannya.

Sai yang hendak menyusul Naruto melihat gadis itu melapor pada guru. Sai merasa ada yang aneh, kemudian dia segera mengabari yang lainnya.

Setelah mendengar kabar itu, Sasuke dkk curiga jika Naruto masuk ke dalam jebakan seseorang. Karena pada saat itu, mereka sedang menunggunya untuk berangkat bersama ke rumah Sai. Tidak mungkin Naruto berniat melecehkan seseorang sedangkan dirinya sedang ditunggu oleh Sai dkk.

Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang