6. Masalah Baru

524 58 4
                                    

.
.
.

Ini sudah waktunya pulang. Namun Sai, Sasuke dan Neji belum melihat Naruto.

"Sepertinya dia gagal mendapatkan nilai yang kelima dan tidak berani kesini." Ucap Neji ketus.

Ayah Neji tiba-tiba menghubunginya dan memintanya untuk mengirimkan nilai melalui email karena harus segera berangkat ke luar negeri.
Neji mengirim nilai itu dengan terpaksa. Dugaan Neji benar, ayahnya marah dan kecewa. Dalam hati Neji menyalahkan Naruto.

"Ayo kita pulang!" Ucap Neji.

"Kita tidak menunggu Naruto?" Tanya Sai heran.

"Untuk apa?! Nyatanya dia seorang pengecut."
Neji sudah pergi jauh ketika guru kimia itu datang dan berkata.

"Sai, kau lihat Neji? Ini nilainya. Entah kenapa tugasnya ada di tumpukan berkas lainnya. Tadi aku sudah menghukum Naruto. Dimana dia?"

"Eh? Kami akan mencarinya." Ucap Sai cemas.

Sementara di tempat lain.

"Uughh" Naruto mengerjapkan matanya.

"Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?
Suara ini begitu asing di telinga Naruto. Kemudian Naruto melihat seseorang yang sedang berbicara dengannya.

"Aku tidak apa-apa. Kenapa aku bisa berada di sini?"

"Aku menemukanmu pingsan di depan lab. Apa kau sedang sakit?"

"Tidak. Aku ..."

Naruto mengingat kembali kejadian di lab. Dia merasa hal ini sangat  memalukan untuk diceritakan, jadi dia mengarang cerita secara spontan.

"Aku terjatuh.."

"Oh, lain kali kau harus lebih berhati-hati. Siapa namamu?"

"Naruto Hatake."

"Aku Inojin Shimura."

"Terima kasih banyak, Shimura san."

"Inojin. Panggil aku dengan sebutan Inojin."

"Baiklah. Terima kasih, Inojin! Aku harus pergi."

"Kau yakin?"
Inojin menatap Naruto heran. Sedangkan Naruto mengangguk mantap.

"Baiklah, hati-hati! Jangan sampai terjatuh lagi!"
Naruto hanya bisa tertawa canggung mendengar saran dari Inojin.

Naruto berencana mencari sang sensei. Namun di tengah jalan, dia bertemu Sai dan Sasuke.

"Naru, kau dari mana saja?" Omel Sai tapi bernada cemas.

"Maaf, tadi aku membersihkan lab. Mana Neji?"

"Dia sudah pulang." Ucap Sasuke.

"Aku gagal." Ucap Naruto sendu.

"Tidak, sensei telah memberikan nilai. Dia tadi mencarimu."

"Nilainya sudah kukirim ke email Neji. Sudah jam segini, sebaiknya kita pulang. Kau jadi kan ke rumahku?"

"Ya."

"Kenapa Naru ke rumahmu?"

"Dia bersedia menjadi modelku, Sas." Ucap Sai riang dan berjalan paling depan.

Deg

"Kau yakin, Naru? Aku tidak mengizinkanmu, Dobe!" Ucap Sasuke sambil memegang kedua bahu Naruto.

"Apa maksudmu, Teme! Terserah padaku."

Onyx dan shappire itu saling melempar tatapan tajam.

"Hei! Kenapa kalian masih disana?!" Tanya Sai.

Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang