9. Serangan

538 62 5
                                    

.
.
.

Cerita sebelumnya

"Apanya yang luka ringan?! Kau berdarah!" Ucap Sasuke kemudian menatap tajam sang pelaku yang menunduk ketakutan.

.
.
.

"Kau tidak apa-apa, Naru?" Tanya Inojin yang ternyata tadi sedang bermain bola dengan sang pelaku.

Inojin berinisiatif membawa Naruto ke UKS. Awalnya Sasuke melarangnya, namun Naruto meminta Sasuke untuk mengizinkan Inojin ikut. Naruto masih merasa tidak enak karena dia melupakan janjinya bertemu Inojin kemarin. Inojin segera memakaikan sapu tangannya di lutut Naruto yang terluka.

Setelah sampai di UKS, Shizune Sensei membantu mengobati Naruto. Inojin mengambil sapu tangannya tadi dan izin ke kamar mandi sebentar. Di dalam kamar mandi, dia memasukkan sapu tangan itu ke dalam wadah dan menambahkan cairan khusus agar darahnya tidak mengering. Setelah itu, Inojin pergi ke gerbang sekolah. Disana sudah ada seseorang yang menunggunya untuk mengambil sampel darah Naruto. Setelah selesai, dia berniat untuk kembali ke UKS.

***

Sasuke merasakan perih pada lututnya ketika lutut Naruto dibersihkan dengan alkohol. Dia sedikit mendesis.

'Apa yang terjadi? Kenapa lututku perih? Jelas-jelas Naruto yang terluka.'

Sasuke tiba-tiba mendesis kembali ketika obat itu dioleskan pada lutut Naruto.

'Ini benar-benar aneh!'

"Sas, kau tidak apa-apa?" Tanya Sai yang baru memasuki UKS. Dia merasa heran karena Sasuke tidak meresponnya ketika dia memanggil dan hanya mendesis.

"Hn.."

Sai kemudian mengalihkan pandangannya pada Naruto. Dia melihat Shizune Sensei sedang membalut lutut Naruto. Sai merasa sedih melihat kondisi Naruto. Dia merasa heran dengan luka Naruto karena Naruto tadi hanya jatuh di atas bebatuan yang tidak tajam, namun mengapa lukanya sampai mengeluarkan banyak darah.

"Istirahatlah dulu Naruto dan kalian kembalilah ke kelas! Sensei yang akan menjaga Naruto."

Dengan perasaan sedikit tidak rela akan perintah sang Sensei, akhirnya Sasuke dan Sai meninggalkan UKS.
Di lorong mereka berpapasan dengan Inojin.

Mengingat kejadian tadi, emosi Sai tiba-tiba muncul. Dia yakin jika Inojin lah dalang semua ini karena tadi dia sedang bermain bola dengan sang pelaku.

"Ini pasti ulahmu!"

Sai menarik kerah seragam Inojin. Sasuke cukup terkejut melihat tindakan Sai. Dia juga bingung kenapa Sai tiba-tiba terlihat emosi pada Inojin. Sedangkan Inojin hanya memperlihatkan ekspresi datar dan tidak terima.

"Sai, tenanglah."
Sasuke berusaha menenangkan Sai.

"Kau akan tahu akibatnya jika ini terbukti ulahmu!" Desis Sai kemudian melepaskan Inojin dan pergi meninggalkannya.

Inojin hanya tersenyum tipis sambil melihat Sai dan Sasuke yang pergi menjauh.

'Sepertinya kau sangat menyayanginya ya..
Semakin kau menyayanginya, semakin aku ingin menghancurkannya.'

***

Semenjak kejadian itu Sai menjadi over protective terhadap Naruto. Tak ayal hal ini membuat Naruto sedikit kurang nyaman.

"Sai, aku sudah tidak apa-apa. Lihatlah!"

"Tidak, Naru chan! Jangan sampai ada trauma pada lututmu!"

"Sasuke, bisa kau bantu aku menjelaskannya pada Sai jika aku baik-baik saja."

Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang