10. Cemas

525 66 10
                                    

.
.
.

Cerita sebelumnya

Sambil menunggu proses penyelidikan berjalan, Shikamaru menemui Gaara dan mengabarkan kejadian ini. Seketika itu juga Gaara marah sekaligus cemas. Dia langsung meminta Shikamaru untuk menjemput Naruto sekarang juga. Namun tidak disangka, Shikamaru justru mencoba untuk menahan keinginan Gaara tersebut. Hal ini tentu saja membuat Gaara semakin marah dan menatap tajam Shikamaru.

.
.
.

Shikamaru menghela nafasnya. Dia tahu bahwa tidak akan mudah untuk meyakinkan Gaara akan idenya ini.

"Jika Naruto memang benar keturunan Uchiha, kemungkinan besar pelakunya adalah sang eksekutor. Naruto tidak akan dilepaskan begitu saja. Kita harus membuat rencana yang matang agar eksekutor itu tidak akan pernah mengganggu Naruto lagi."

"Setidaknya dia akan aman disini! Uchiha itu tidak akan berani berulah jika bukan di kandangnya sendiri!" Ucap Gaara sengit.

"Tenanglah.. sebaiknya kau hubungi Ruto. Beri aku waktu untuk menemukan dalang di balik kejadian ini. Sebelum minggu depan, aku pastikan akan menemukan dalangnya!"

Gaara kembali menatapnya tajam. Shikamaru tahu kali ini Gaara marah karena dia memanggil Naruto dengan sebutan 'Ruto'. Tidak tahan dengan tatapan tajam yang diberikan Gaara, akhirnya Shikamaru berdehem dan mengoreksi kata-katanya.

"Ehem, maksudku sebaiknya kau segera menghubungi Naruto."

Gaara akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah lain dan berkata.
"Tiga hari, jangan lebih dari itu! Aku sendiri yang akan menjemputnya."

"Baiklah."
Shikamaru hanya bisa pasrah dan harus menguras otaknya lebih keras untuk menemukan dalang itu dalam waktu tiga hari.

***

Naruto baru saja berbaring di tempat tidurnya ketika telepon di kamarnya tiba-tiba berdering. Sai yang posisinya dekat dengan telepon, segera mengangkat teleponnya dengan sedikit kesal karena ini sudah malam. Sai ingin Naruto segera beristirahat.

"Moshi-moshi." Ucap Sai datar.

Gaara sedikit mengernyit ketika mendengar suara asing di seberang telepon nya.

"Aku ingin bicara dengan Naru."

"Naru chan sedang beristirahat, sebaiknya telepon lagi besok."

Sai kemudian menutup teleponnya setelah mengucapkan kata-kata itu. Hal ini tentu saja membuat Gaara kesal. Apalagi dia memanggil Naruto nya dengan embel-embel "chan".

"Siapa, Sai?" Tanya Naruto.

"Entah, aku tidak menanyakannya. Sebaiknya kau beristirahat, Naru chan."

Naruto tiba-tiba teringat sesuatu. Telepon kamarnya hanya terhubung dengan nomor Gaara. Dari awal Gaara melakukannya untuk mengantisipasi jika baterai ponsel Naruto habis.

Telepon kamarnya kembali berdering. Naruto bergegas mengangkatnya dan mengabaikan tatapan tajam dari tiga orang remaja tampan di dalam kamarnya.

"Moshi-moshi.."

"Naru.."
Gaara langsung melembut ketika mendengar suara Naruto. Amarahnya seolah meluap begitu saja, bahkan dia tidak ingat jika sebelumnya ada orang yang membuatnya kesal karena menutup teleponnya begitu saja.

"Aku tidak apa-apa, Gaara."

Naruto yakin alasan Gaara menghubunginya malam ini karena Gaara telah menerima kabar jika dirinya diserang.

Mendengar kata "Gaara", para remaja tampan itu menghilangkan tatapan tajam mereka pada Naruto.

"Aku akan segera menjemputmu."

Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang