2. Musuh baru

451 35 4
                                    

Hallo semua..

Maafkan Yuu sudah membuat kalian menunggu cukup lama..

Terima kasih banyak atas dukungannya..

Semoga cerita nya menghibur..

.

.

.

Cerita sebelumnya...

"Katakan padanya siapa aku." Ucap remaja itu lembut sambil melirik ke arah Gaara dengan seringai yang sangat menyebalkan.

"Gaa..ra.. dia.. "

.

.

.

"Gaa..ra.. dia.."

Ceklek

Semua mata tertuju pada orang yang baru saja membuka pintu kamar mandi. Suasana tegang itu berkurang. Mata onyx sang pembuka pintu langsung menatap tajam remaja yang kini masih asik merangkul adik tercinta.

"Lepaskan!" Ucap Sasuke datar.

Remaja itu langsung melepaskan rangkulannya dan tersenyum sinis ke arah Sasuke. Dia kemudian berjalan perlahan menuju pintu kamar mandi. Ketika dia akan melewati Sasuke dia berbisik.

"Apa kau tidak percaya padaku? Naru lebih aman bersamaku daripada si panda merah itu."

Sasuke tidak merespon apapun. Dia tidak ingin salah langkah. Musuhnya kali ini bukan orang sembarangan, namun masih kerabat dari sang Ibu sekaligus sepupunya sendiri. Apalagi orangtuanya sudah melakukan perjanjian yang menurutnya sangat konyol.

Remaja itu melanjutkan langkah nya. Gaara yang melihat remaja itu akan pergi begitu saja, mencoba untuk menghentikannya.

"Tunggu! Urusan kita belum selesai!"

Gaara sudah terlanjur kesal dan dia berniat untuk menghajar remaja itu. Namun sayang, gerakannya selalu berhasil dihalau oleh remaja itu. Bahkan kini remaja itu mencoba untuk melawan balik Gaara. Sasuke sendiri hanya diam tidak mau ikut campur. Sementara Naruto langsung bereaksi. Dia tidak ingin ada yang terluka karena dirinya. Sasuke yang melihat Naruto ingin melerai mereka langsung menahan pergerakannya.

Buagh

Gaara terjatuh dengan menahan nyeri di perutnya. Remaja itu hanya menyeringai ketika melihat Gaara berekspresi kesakitan.

"Inikah tunanganmu, Naru? Begitu le..mah.." Ucap remaja itu.

Remaja itu kembali melayangkan tendangannya dan membuat Gaara semakin tidak berdaya. Gaara merasa kesal, bisa-bisanya pukulan ataupun tendangan remaja itu mengenai titik terlemahnya. Seakan belum puas, remaja itu ingin menendang kembali Gaara.

"Menma! Kumohon..jangan seperti ini." Ucap Naruto.

Naruto memegang lengan Menma dengan erat setelah berhasil terlepas dari Sasuke. Naruto tidak ingin Gaara terluka lebih parah. Meskipun ini adalah kali kedua Naruto berjumpa dengan Menma, dia tahu Menma merupakan remaja yang sangat kuat dan sangat mendominasi, melebihi Gaara.

Menma yang melihat sikap Naruto seperti itu hanya tersenyum tipis. Kini mata mereka terkunci, iris shapire itu benar-benar indah, melihat itu emosi Menma meluap begitu saja dan senyumnya semakin lebar.

Naruto bisa melihat senyuman Menma yang bisa menghanyutkan siapapun yang melihatnya. Entah kenapa wajah Naruto memanas ketika melihatnya. Iris mata yang sama dengannya dan juga senyuman itu.

Saat ini jika ada orang yang melihat mereka. Orang itu pasti akan mengira jika Naruto dan Menma adalah saudara kembar. Dibandingkan dengan Sasuke, tentu saja Menma jauh lebih mirip dengan Naruto.

Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang