3. Egois

363 33 12
                                    

Adakah yang menanti kelanjutan cerita ini? Yuu harap kalian tidak bosan membaca cerita ini.

Terima kasih atas dukungannya.

Selamat membaca...

.

.

.

Cerita sebelumnya...

"Tidakkah itu sedikit berlebihan, Menma?"

"Kau tenang saja, Nii. Cukup ikuti permainan ini."

"Terserah kamu saja. Yang penting jangan sampai dia terluka. Itu akan merepotkan."

.

.

.

"Hnn... Ngomong-ngomong, kenapa kau ikut ke Konoha?"

"Fokus utamaku menyiapkan Gaara untuk menjadi penerus, jadi aku harus selalu mendampinginya."

Menma tersenyum tipis. Dia bisa membayangkan bagaimana repotnya mempersiapkan Gaara. Menma akui jika sifatnya hampir sama dengan Gaara.

"Aku sedikit melukai panda merah tadi." Ucap Menma.

"Sedikit pelajaran untuk nya tidak masalah. Namun, kau harus ingat, dia juga bisa berbuat nekad."

"Hnn.."

Menma hanya memandang sendu kepergian Naruto. Dia harus mempercepat rencananya karena waktunya sangat terbatas.

"Sebaiknya aku menemui Gaara sekarang. Dia akan curiga jika aku pergi terlalu lama."

"Hnn.."

*********

"Gaara, kau tidak apa-apa?" Tanya Shikamaru.

Dia terkejut melihat kondisi Gaara yang harus beristirahat di ruang kesehatan hingga kelas berakhir.

'Bukankah Menma mengatakan hanya melukai nya sedikit?! Lalu apa ini? Ah anak itu!'

Gaara hanya menatap malas Shikamaru yang datang terlambat.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Shikamaru.

"Remaja itu ingin bersaing denganku. Cari tahu siapa dia, Nii! Dia membuatku kesal!"

"Siapa?"

"Seseorang yang bernama Menma."

Shikamaru terlihat mengeluarkan tablet nya. Hanya butuh waktu 2 menit untuk mendapatkan informasi tentang Menma.

"Apa yang kalian perebutkan?" Tanya Shikamaru.

"Naru."

Shikamaru mengernyitkan keningnya, namun tatapan Gaara menegaskan jika apa yang di dengar Shikamaru tidak salah.

"Sebaiknya kau tidak berurusan lagi dengannya. Dia salah satu kandidat Raja di Boschi." Ucap Shikamaru hati-hati.

"Apa yang kau takutkan? Bukankah status nya sama denganku? Lagipula kita sedang berbicara tentang Naru, bukan orang lain!"

Gaara benar-benar tidak habis pikir dengan ucapan Shikamaru. Tidak ingatkah Shikamaru jika Naruto adalah separuh nafas Gaara. Entah apa yang akan terjadi jika Gaara benar-benar harus berpisah dengan Naruto.

Gaara tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya dirinya jika hal itu terjadi. Katakanlah Gaara egois karena mengikuti perintah sang Ayah untuk menjalankan perjodohan dengan gadis Hyuga itu, namun di sisi lain dia tidak ingin Narutonya menjauh.

Shikamaru menggeleng-gelengkan kepalanya pelan kemudian berkata.

"Mendiang ibunya merupakan seorang Uchiha."

Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang