Chapter 13

18 5 10
                                    

Sudah dua minggu berselang dan selama itu pula Gina selalu hadir dihadapan Flora. Walaupun tidak ada yang mencurigakan namun hal itu membuat Flora sangat terusik. Entah mengapa saat dia hadir dalam kehidupannya semua gerak-gerik Flora seperti sedang di awasi dan diapun merasa Zayn semakin menjauh dari dirinya.

“Mojito limenya satu sama piccolo lattenya satu?” tanya Flora saat menghampiri dua sejoli yang langsung dibalas dengan anggukan.

Tanpa banyak bicara Flora langsung meninggalkan mereka dan melakukan tugasnya. Setelah perbincangan yang cukup menyakitkan bersama Zaynpun Flora memilih untuk lebih banyak berdiam diri. Kali ini dia hanya ingin menyaksikan semuanya dalam diam, dan tanpa sepengetahuan siapapun Elang turut memperhatikan kerenggangan yang tercipta diantara kedua temannya.

“Guekan udah bilang jauhin dia, kenapa lo sebatu ini sih?” tanya Elang geram hingga membuat Flora terkejut dibuatnya.

“Lo bisa gak sih kalo dateng tuh bersuara? Lagian apa urusannya sama lo? Bukannya gue udah gak pernah ngeluh ke lo lagi?” tanya Flora bertubi-tubi sembari menyiapkan pesanan yang sudah sejak lama dia hapal.

Pasalnya semenjak Flora cerita bahwa Gina selalu menghampiri Zayn, Elangpun turut datang setiap hari. Berbagai alasan dia lontarkan agar temannya tidak curiga, entah itu mengerjakan tugas bersama teman kampusnya atau sekedar bilang bahwa dirinya sedang gabut.

“Jangan ganggu gue dulu, nanti pesenan lo gue anter.” Usir Flora setelah tidak ada jawaban apapun.

Untuk menghindari perdebatan yang semakin panjang Elang memutuskan untuk mengalah, toh hari ini sedang sepi pengunjung jadi banyak waktu untuk saling berbincang. Dan setelah Elang duduk manis ditempatnya Flora segera megantarkan pesanan.

“Zayn kemana?” tanya Flora saat melihat hanya ada Gina disana.

“Dia lagi ke toilet, kenapa?” Gina balas bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

Tanpa membalas pertanyaan Flora memilih untuk meninggalkannya sendiri dan segera menyiapkan pesanan selanjutnya. Sama halnya seperti dua sejoli yang selalu dia layani, Elangpun memiliki pesanan yang sama setiap waktu, secangkir cappuccino dengan rollcake kacang buatannya.

“Pesenan udah siap!” seru Flora tepat di depan Elang dengan senyuman manis yang terkesan menjijikan.

“Loh kok minumannya dua?” tanya Elang heran, karena kali ini dia tidak mengajak siapapun.

Flora tersenyum dan ikut duduk dihadapannya, “Ini buat gue, lagian pelanggan gue cuma ada lo sama si kunyuk satu itu.” Jawabnya yang hanya dibalas dengan anggukan.

Tidak ada percakapan yang terjadi setelahnya. Elang disibukan dengan tugas sedangkan Flora menikmati hazelnutt latte kesukaannya. Hazelnutt dan pahitnya kopi merupakan perpaduan yang sempurna, setidaknya itu bisa menggambarkan kehidupannya saat ini. Meskipun tidak selamanya senang tapi dia dapat menikmati kehidupannya.

“Eh btw Rama kemana? Perasaan gue gak pernah liat,” ucap Flora mengambil sembarang topik.

Elang menghela nafas, rupanya apa yang dikatakan Rama saat itu benar adanya. “Dia kerja diluar kota.” Hanya itu jawaban yang diberikan.

Tanpa sadar Flora menggebrak meja hingga membuat lelaki dihadapannya terperanjat, “Dia kok gak bilang sih ke gue? Padahalkan gue temennya!” serunya tidak terima sedangkan Elang hanya menggelengkan kepala tanpa menggubrisnya.

Flora semakin kesal saat tidak mendapat respon apapun, alhasil yang dia lakukan kali ini adalah memperhatikan dua orang yang ada dihadapannya. Mereka saling diam, sudah dua hari seperti itu tapi entah mengapa perempuan menyebalkan itu selalu datang. Padahal menurut Flora pribadi Zayn sudah tidak begitu merespon.

“Menurut lo Zayn sama si Gina tuh lagi ada masalah gak sih?” tanya Flora sedikit berbisik, namun yang dilakukan Elang hanya mengedikan bahu.

Mungkin saja kali ini Elang benar-benar disibukan dengan tugasnya, tapi entah mengapa Flora merasa sangat kesal saat diabaikan seperti ini. Lagipula jika Elang tidak ingin diganggu mengapa harus mengerjakan semua disini? Bukankah harusnya dia membutuhkan ketenangan?

“Shit!” seru pemilik suara bass hingga membuat semua mata tertuju kepadanya. “Maksud lo apaan sih?” lanjutnya kesal namun yang ditatap hanya menatapnya datar.

“Lo apa-apaan sih? Liat baju cowok gue jadi kotorkan!” seru Gina tidak terima namun seperti biasa yang ditatap hanya memasang ekspresi datar.

Melihat hal itu Elang tidak tinggal diam, dengan segera dia menghampiri temannya dan menjauhkan dia dari segala kekacauan. Hanya saja Flora tetaplah Flora yang keras kepala, dia lebih memilih diam dan menatap perempuan yang ada dihadapannya.

“Gue yang harusnya nanya mau lo apa?” Flora balik bertanya, intonasinya datar namun menusuk. “Dari awal gue udah curiga kalo lo punya maksud sendiri buat ngedeketin Zayn, daripada gue yang nyari tau semuanya mending lo jujur sekarang juga.” Lanjutnya tanpa mempedulikan kedua lelaki yang memasang ekspresi bingung.

“Anj-”

“Kenapa? Lo iri karena Zayn lebih milih gue daripada lo?” Gina balas bertanya setelah menumpahkan mojitonya ke baju Flora.

Bukannya kesal Flora malah tertawa terbahak-bahak hingga membuat lawannya geram, “Apa lo pikir gue gak tau kalo sebenernya kalian udah putus sebelum ini? Dan kenapa Zayn mau sama lo? Karena dia berantem sama Rama demi ngerebutin gue, jadi sekarang siapa yang dia jadiin pelampiasan?” ucapnya sembari tersenyum miring.

“Kurang ajar!”

“Cukup!” potong Zayn dan menatap kedua perempuan dihadapannya. “Gue udah bilang ke lo gak usah bersikap seolah-olah gue cinta sama lo!” kali ini pandangannya tertuju ke arah Flora.

Tangan Flora terkepal beberapa saat, tapi itu hanya sebentar sebelum pandangannya beralih ke arah kopi yang tadi sempat dia tumpahkan. “Gue udah bilang kalo dia gak baik buat lo, dan lo masih sekeras kepala ini?”

“Ra udah,” Elang berusaha menenangkan namun tidak di gubris, pandangan Flora tetap tertuju ke manik mata lelaki yang selalu dia cintai.

“Lo gak tau apa yang udah dia lakuin ke minuman lo itukan? Terus kenapa lo gak curiga kalo dari tadi dia maksa lo buat minum?” tanya Flora tanpa ada yang menjawab, “Lo kaget kenapa gue bisa tau? Karena dari tadi gue ngawasin lo!” kali ini ucapan Flora tertuju kepada Gina.

“Gak mungkin! Mana mungkin gue ngelakuin hal bodoh itu ke cowok gue sendiri!” serunya membuat Flora tersenyum.

“Kalo gitu lo yang minum duluan.” Satu kalimat itu membuat Gina terdiam, tangannya memegang meja erat sebelum akhirnya balas menatap Flora.

“Gimana kalo lo yang berusaha buat ngeracunin gue?” Gina balas bertanya yang membuat Flora terkekeh.

Tangan Flora langsung meraih cangkir dan menatap ke arah Zayn, melihat hal itu Elang berusaha menghentikan tindakannya. Namun dengan cepat Flora langsung menepis lengannya, “Gue gak tau apa yang dia masukin ke sini, dan apapun yang terjadi sama gue nanti lo harus janji buat gak nerusin hubungan sama dia.”

Setelah mengucapkan kalimat itu Flora langsung meneguk habis picollo latte yang selalu menjadi candu bagi Zayn, sedangkan Elang hanya dapat menunduk dan berdoa semoga tidak terjadi apapun kepada teman masa kecilnya ini.

°°°

Kira-kira si Flora baik-baik aja gak ya? Lagian dia batu banget sih jadi cewek,-

Langsung aja kuy vote sama komennya😚

See u💜

Sweet Picollo Latte [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang