Angkasa menyerahkan selembar kertas yang langsung dibaca oleh Flora dengan seksama. Matanya menatap kertas itu lamat sebelum akhirnya dia mengepalkan tangan dan menatap ke arah meja kasir. Nafasnya terlihat sudah tak beraturan tetapi sekuat mungkin ditahan agar karyawan barunya tetap nyaman berada disini.
“Ini apa?” tanya Flora sembari menatap manik mata hitam legam, matanya sudah memanas dan tinggal menunggu waktu saja air mata itu luruh.
Yang diajak bicara menghembuskan nafas, harusnya memang kertas itu tidak berada ditangan gadis yang terlihat begitu terluka. Dia sangat ceroboh dalam menyimpan barang, alhasil semua rencananya terbongkar dan tentunya akan sangat menyakitkan jika sebuah fakta diketahui dari orang lain.
“Gue ngomong sama lo Zayn! Maksudnya ini apa?” tanyanya lagi dengan suara bergetar, nafasnya mulai memburu ditambah air mata yang mulai luruh.
Zayn masih saja bisu ditempatnya, hal itu membuat Flora jengah dan melemparkan kertas itu tepat di depan wajah lelaki yang berada dihadapannya. Saat ini hawa disekitarnya terasa begitu panas, dia ingin sekali sesuatu yang menyejukan hatinya. Jadi tanpa menunggu waktu Flora langsung keluar tanpa memikirkan nasib kafe jika tidak ada dirinya.
Angkasa yang menyaksikan semua itu hanya bisa menghela nafas, rasa bersalah tiba-tiba saja menyerang dirinya. Seharusnya memang dia tidak selancang itu, tetapi jika dibiarkan lebih lama, adiknya akan tetap bungkam sampai hari itu tiba. Tentu saja itu akan membuat luka yang ada di gadis itu semakin menyakitkan, bukannya lebih dulu mengetahui lebih baik?
“Kejar dia sebelum jauh, lagian pelanggan kita lagi dikit. Gue bisa nge-handle dibantu sama anak baru.” Ucap Angkasa yang langsung mendapatkan anggukan.
Zayn segera berlari keluar dan mencari gadisnya, pikirannya sibuk menerka kemana gadis itu akan pergi saat berada di situasi seperti ini. Siang hari yang begitu terik ini membuat pikiran Zayn semakin memanas, tetapi itu tidak membuatnya berhenti melangkah. Dirinya begitu yakin kalau Flora masih berada di dekat sini, karena gadis itu tidak akan benar-benar meninggalkan tanggung jawabnya.
“Flora.” Zayn memegang bahu gadis yang sedang tertunduk dibawah pohon rindang. Dipandangi mata sembab itu hingga membuat rasa bersalah dihatinya semakin besar. Untuk kesekian kalinya dia kembali menyakiti gadisnya.
“Gue lagi pengen sendiri,” ucap Flora lirih, hari ini rasanya dia ingin menghindari siapapun. Dia hanya tidak ingin jika perasaannya ini membuat emosinya tidak stabil.
Seakan tuli Zayn mengangkat dagu yang sempat tertunduk hingga pandangan mereka beradu, “Sorry ya gue bikin lo nangis lagi.” Katanya murung, “Gue gak ada maksud buat nyembunyiin hal itu dari lo, cuma gue lagi nunggu waktu yang pas aja. Ternyata lo udah tau duluan ya.” Lanjutnya semakin tak enak hati.
Flora menghapus air matanya dengan cepat, “Lo gak perlu minta maaf, ini bukan salah lo. guenya aja yang terlalu sensitif sekarang, mungkin efek PMS kali ya.” Ucapnya disertai cengiran lebar.
Siapa orang yang bisa percaya dengan tawa itu jika masih ada air mata yang berderai? Begitu pula dengan Zayn, saat ini hatinya terus saja teriris kala air mata yang disebabkan olehnya tak kunjung berhenti. Dia sendiri sampai bingung harus berkata apa, rasanya semua alasan yang akan dilontarkan tidak akan membuat semuanya berubah.
“Gue boleh ngeluarin unek-unek gak?” cicit Flora yang langsung dibalas dengan anggukan. Tepat setelah Zayn mengangguk isak tangis Flora semakin kencang, beberapa orang sampai menatap ke arah mereka hingga membuat Zayn kelimpungan dibuatnya.
“Padahal gue sendiri yang minta jangan ada hubungan apa-apa diantara kita. Gue juga bilang terserah kalo lo mau cari cewek lain selain gue, tapi gak tau kenapa sekarang gue gak ikhlas. Gue pengen narik semua perkataan gue, tapi gue gak mau ngejilat ludah sendiri!” pekiknya disela isak tangis. Flora seakan tidak peduli dengan nasib Zayn yang harus menanggung malu karena perbuatannya.
“Harusnya gue bangga karena lo bisa kerja di luar kota soalnya itukan keinginan lo dari dulu. Gue gak berhak buat ngelarang lo, tapi gak tau kenapa gue gak mau kehilangan lo. Sisi egois gue lagi muncul sekarang, harusnyakan jangan ya.” Ucapnya lagi masih dengan isak yang tersisa.
Untuk menghindari sikap tak terduga dari Flora, Zayn memutuskan untuk mengusap kepala yang tertutup sehelai kain. Sebenarnya dia ingin sekali merengkuh gadis itu, tetapi posisinya saat ini tidak memungkinkan. Bisa-bisa semua mata semakin tertuju kearahnya seperti sedang menonton sinetron.
“Ish jangan pegang-pegang!” Flora menepis tangan Zayn kasar, “Lo jangan buat gue baper! Bisa-bisanya lo bikin gue nangis, tapi sedetik kemudian gue terbang cuma gara-gara sikap manis lo. Gue tuh harus bisa jual mahal! Inget ya gue lagi nguji kesetiaan lo, jadi jangan harap gue bisa luluh!” ketusnya lalu pergi meninggalkan Zayn yang masih tertegun ditempatnya.
Digaruknya kepala yang tidak gatal, lalu matanya menatap gadis yang terus berlalu. Kepalanya sangat pening saat memikirkan perubahan mood yang terjadi begitu cepat, bukankah beberapa menit yang lalu gadis itu sangat menginginkan kehadirannya? Lalu mengapa kali ini semuanya berubah seakan-akan Flora jijik kepada dirinya?
Rasa khawatir tiba-tiba menyerang. Apa yang akan terjadi jika dia benar-benar meninggalkan Flora? Tetapi kesempatan yang didapatkannya saat ini sangat sayang untuk dilewatkan. Baginya semua ini demi masa depan kafe, setidaknya dia bisa membantu perekonomian dan sedikit menanam saham disana. Dia tidak bisa terus-terusan mengandalkan kakaknya karena cepat atau lambat kakaknya akan meminang seseorang yang disukainya.
Ditengah pikiran yang sedang berkecamuk, seseorang menepuk bahunya hingga Zayn membalikan badan. Namun saat pandangan mereka bertemu tubuh Zayn langsung menegang seketika, berbeda dengan orang yang ada dihadapannya. Dia tersenyum ramah dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.
“Apa kabar?” tanyanya ramah.
Dunia Zayn seakan berhenti seketika. Seharusnya dia segera menyusul Flora dan menjelaskan semuanya bukan malah diam dan terjebak pada situasi seperti ini. Seharusnya takdir tidak kembali mempertemukannya dengan dia sampai-sampai Zayn tidak bisa berkutik di hadapannya.“Tuhan kenapa gue harus ada disituasi kek gini?” batin Zayn dengan mata terpejam.
°°°
Kira-kira siapa nih yang ketemu sama Zayn?
Btw langsung aja kuy vote dan komennya😚
See u💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Picollo Latte [✓]
Teen FictionBerawal dari kopi semua kisah terukir. Walaupun tidak ada yang mengetahui akankah semua itu berakhir menjadi kisah atau malah harus melepas yang terkasih. Hanya saja.... "Mencintai lo itu hak gue, dan sampai kapanpun lo nggak ada kewajiban buat ngeb...