“Gimana kosan baru lo? Enak gak?” tanya Zayn sambil menyesap kopi di genggamannya.
Flora mengangguk, “Thanks ya udah mau bantuin gue, maaf kalo tadi gue udah ngusir lo juga.” Jawabnya sembari tersenyum.
Zayn menatap gadis itu sesaat, dia merasa adanya keanehan namun seperti biasa dia tetap bungkam. Hari ini juga begitu melelahkan untuknya, harusnya dia sekarang sudah berada di rumah, tetapi karena kasihan dia harus meluangkan waktunya untuk perempuan yang sedang tidak tentu arah itu.
“Lo minum kopi apaan? Dari aromanya kek sama deh sama yang tadi.” Tanya Flora mengambil sembarang topik.
“Oh ini picollo latte, gue emang suka banget sama minuman ini. Mau coba?” Zayn menawarkan yang langsung disambut dengan senang hati.
Flora menyeruput minuman itu lalu berusaha merasakan hal apa yang membuat ini begitu istimewa bagi lelaki ini, tapi dia tidak bisa membedakannya sama sekali. Rasanya hampir sama seperti latte pada umumnya, sedikit manis walaupun pahitnya masih terasa.
“Apa yang buat lo suka sama minuman ini?” tanya Flora antusias.
Zayn tersenyum dan menatap matanya, “Gak tau sih, tapi menurut gue pribadi kopi ini nyimpen banyak banget kenangan. Setiap gue ada masalah ya cuma minuman ini yang bisa nenangin, dan semua masalah gue hilang tergantikan dengan kenangan.” Jawabnya mantap.
Suasana hening kembali mendominasi, tiba-tiba perasaan itu muncul lagi. Flora jadi bingung sendiri dibuatnya, apakah dia harus mengatakan semua keresahannya? Atau dia membiarkan semuanya berjalan seperti biasa seolah dia tidak tahu apa-apa.
“Lo tau gak? Dulu gue pernah jatuh cinta terlalu dalam, sampai akhirnya gue nutup hati sampe sekarang.” Kata Flora kembali membuka topik, sedangkan Zayn hanya mengangkat sebelah alisnya pertanda meminta sebuah penjelasan.
“Mana sanggup gue buka hati kalo yang masuk sejenis setan, kadal sama buaya.” Dengusnya membuat tawa Zayn pecah seketika, setiap sudut kafe sekarang seakan penuh dengan tawa renyah lelaki itu.
Hal itu menghangatkan hati Flora, bagaimana bisa dia melepaskan lelaki dihadapannya? Dia sadar dari awal hatinya sudah jatuh terlalu dalam, tetapi bagaimana nasib perempuan itu? Apakah dia tega membiarkan hati orang lain terluka? Hanya saja untuk kali ini dia ingin sekali egois, sudah lama rasanya dia tidak merasakan hal ini.
“Lah kok buaya? Disini mana ada buaya?” tanya Zayn masih dengan tawa yang terselip.
Flora mengerucutkan bibirnya, melupakan kegundahannya sejenak dan fokus menatap mata indah yang ada dihadapannya. “Banyaklah, di depan aku juga buaya nih.” Katanya yang malah membuat lelaki itu kembali tertawa.
Dia tersenyum, apakah lelaki itu tidak sadar kalau ini merupakan sebuah sindiran? Atau mungkin dia pura-pura tidak tau agar tidak merusak suasana yang tercipta? Tapi jujur hal itu malah lebih menyakitkan karena saat ini Flora harus dipaksa tersenyum walau hatinya semakin tersayat.
“Lo ternyata bisa ngomong aku kamu ya, geli gue dengernya.” Timpal Zayn masih tertawa.
Sebuah nada dering menghentikan percakapan mereka, namun Flora memilih mengabaikannya dan fokus menatap pencuri hatinya.
“Siapa? Kok gak diangkat?” tanya Zayn heran.
Flora mengedikan bahunya, “Gak penting sih, gue lagi males ngomong sama siapa-siapa.”
“Lah kan sekarang lo lagi ngomong sama gue?” Zayn kembali bertanya yang dihadiahi dengan kekehan. Memang terkadang cinta membuat seseorang menjadi begitu bodoh dengan caranya.
Hanya saja tawa itu harus terhenti saat Flora memasang wajah serius, hal itu disadari oleh Zayn. Diapun menatap lawan bicaranya dan menunggu perkataan yang akan diucapkan.
“Salah gak sih kalo gue suka sama lo?”
Deg!
Sebenarnya ini tidak mengejutkan bagi Zayn, tapi dia tidak menyangka kalau akan dipertemukan dengan gadis yang begitu jujur dengan perasaannya. Gadis bar-bar yang terlihat kuat padahal didalamnya banyak sekali luka penuh nanah.
“Maksud gue, dari awal keknya gue udah nyimpen perasaan sih. Apalagi waktu denger suara lo, gue pikir semua cuma sebatas kekaguman gue aja. Tapi semuanya berubah waktu lo ngechat gue, rasa itu gak bisa ditahan Zayn. Gue udah coba buat nutup hati, tapi anehnya lo bisa masuk tanpa megetuk.”
“Seperti yang lo tau, cewek itu telinganya lemah banget. Suara lo yang neduhin jadi salah satu alasan kenapa gue terlalu gampang buat jatoh. Ya gue tau kalo semua ini salah, gue gak bisa ngejaga perasaan cewek lo dan pastinya sekarang ada dua hati yang terluka. Entah gue yang harus nutup perasaan ke lo, atau cewek lo yang nganggep gue jadi orang ketiga.” Ucap Flora panjang kali lebar.
Zayn tertegun mendengarnya, diapun segera mengusap air mata yang sedari tadi mengalir dipipi Flora. “Cinta itu gak pernah diduga bakal jatoh ke siapa, dan sejauh ini gue gak punya cewek Ra. Hati gue masih kosong makanya gue gak keberatan buat nganter lo kesana-sini, gue juga mau ngucapin makasih banyak karena lo bisa sejujur ini. Tapi jangan nangis ya, gue gak pernah bermaksud buat nyakitin hati lo.”
“Enggak Zayn lo gak pernah salah, ini semua murni salah gue. Kenapa gue gak nyari tau dulu kebenarannya sebelum rasa yang ada di hati gue tumbuh dengan cepat. Harusnya setelah gue tau semuanya rasa itu langsung nutup, tapi gak tau kenapa ke lo itu beda. Yang ada harapan gue terus tumbuh dan tentunya itu semakin nambah rasa sakit yang ada di hati gue.” Timpal Flora dengan isak tangis yang semakin terdengar.
Helaan nafas keluar dari mulut Zayn, dia tidak tau harus menenangkan dengan cara apa. Karena memang ini pengalaman pertamanya, biasanya gadis yang dia temui hanya mampu memendam rasa dan menunjukan seolah semuanya baik-baik saja. Tetapi gadis dihadapannya ini memang berbeda, dia memiliki karakter yang sangat unik.
“Udah ya jangan nangis, gue gak tega ngeliatnya.” Bujuk Zayn, namun itu tidak membuatnya tenang. Yang ada gadis itu semakin menundukan pandangannya sambil sesenggukan.
Zayn menggenggam kedua tangan Flora, matanya menatap tepat di manik mata sembab milik gadis yang tengah gundah gulana. Mungkin cara ini bisa meredakan tangisannya.Kini ku menemukanmu
Diujung waktu ku patah hati
Lelah hati menunggu cinta yang selamatkan hidupku
Kini ku tlah bersamamu
Berjanji tuk sehidup semati
Sampai akhir sang waktu kita bersama tuk slamanyaFlora terdiam, membalas tatapan yang sedari tadi dia abaikan. Hatinya mulai menghangat walaupun sebenarnya perasaannya ragu. Akankah semua ini akan bertahan? Atau malah berakhir saat ini juga?
Ditengah kekacuan yang sedang Flora rasakan, dia sama sekali tidak menyadari kalau sedari tadi ada yang mangawasinya. Tangannya terus terkepal dan tinggal menunggu waktu saja emosinya akan meluap.
°°°
Siapa nih cewek yang bar-bar kek Flora? Btw ini pertanyaan khusus buat cowok ya, kalian risih gak sih kalo ada cewek yang sejujur itu sama perasaannya?
Jawabannya langsung tulis di kolom komentar yaa, jangan lupa vote juga😚
See u💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Picollo Latte [✓]
Fiksi RemajaBerawal dari kopi semua kisah terukir. Walaupun tidak ada yang mengetahui akankah semua itu berakhir menjadi kisah atau malah harus melepas yang terkasih. Hanya saja.... "Mencintai lo itu hak gue, dan sampai kapanpun lo nggak ada kewajiban buat ngeb...