Tangan Zayn terkepal kuat kala sepucuk surat berwarna merah muda itu berada dalam genggamannya. Rahangnya pun mengeras bersamaan dengan matanya yang ikut terpejam. Sudah berkali-kali dia membuat pernafasannya menjadi lebih teratur, tapi selama itu pula emosinya tak kunjung turun.
Sebenarnya bisa saja dia meluapkan semuanya saat ini juga, hanya saja situasi yang ada di sekitarnya sangat tidak memungkinkan. Apalagi disini ada wanita paruh baya yang terus memperhatikan tingkah anaknya. Beruntung Angkasa bisa memberikan alasan dan membuat ibunya tidak berniat mencampuri urusan anak muda.
“Holla, everybody here?” suara setengah bass setengah cempreng itu menelusup di indra pendengaran semua orang, “Eh ada tante, apa kabar tan?” tanyanya lagi saat matanya melihat wajah yang sudah dihiasi dengan beberapa kerutan.
“Baik Lang,” ucap Ibunda Angkasa dan juga Zayn, “Redain emosi Zayn ya, tante ngeri sendiri ngeliat dia yang tiba-tiba jadi gitu.” Lanjutnya sebelum akhirnya berlalu meninggalkan ketiga lelaki yang selama ini menjadi penyemarak hidupnya.
“Dia kenapa bang?” tanya Elang setelah sempat terdiam.
“Tadi Gina kesini, dan-”
“Dan dia nipu Zayn pakek surat ala-ala yang isinya sangat membagongkan itu?” potong Elang hingga membuat Zayn menatap wajahnya.
“Gak usah kaget,” ucap Elang santai, “Tadi si Rama dateng ke rumah gue, dia juga ngasih surat ini.” Elang menunjukan sepucuk surat yang sama persis dengan milik Zayn, bedanya tidak ada satupun kertas pada amplop miliknya.
Kedua mata Zayn kembali terpejam. Entah apa yang sedang direncanakan oleh kedua saudara itu, yang pasti kali ini dia sudah terjebak. Mereka bertiga tau bahwa kali ini mereka sudah masuk ke dalam jebakan orang itu, bahkan mereka sendiri ragu apakah benar Gina dan Rama mengetahui keberadaan Flora atau tidak.
“Apa perjanjian lo sama Rama?” tanya Zayn setelah lama terdiam.
“Gak terlalu penting sih, cuma disuruh jangan nyakitin Gina dan gak usah ikut campur sama kisah cinta lo dan Gina.” Elang menjawab dengan santai.
Sepertinya dia sama sekali tidak mempedulikan rencana musuhnya. Tidak tahu mengapa Elang percaya, sejahat-jahatnya kedua orang itu, mereka tidak akan berani untuk melukai dirinya apalagi Zayn. Sedangkan Flora? Dia sangat percaya bahwa kondisi gadis itu akan jauh lebih baik, apalagi saat melihat Rama yang sepertinya masih sangat mencintai sahabatnya.
“Gimana kalo dua orang sialan itu juga gak tau keberadaan Flora? Dan sekarang mereka cuma lagi memanfaatkan situasi buat nindas gue?” Zayn kembali membuka opini.
Sungguh kali ini dia merasa begitu dipermainkan, diapun sangat mengetahui jika hari esok kehidupannya akan jauh lebih rumit. Akan ada Gina yang selalu merecoki hidupnya, dan tidak menutup kemungkinan kalau kafenya akan menjadi salah satu alasan agar dia tetap bersama wanita itu.
“Keknya gue bisa ngebaca permainan mereka deh,” ucap Angkasa setelah lama berdiam diri.
“Lo masih inget waktu Flora ngomong tentang Gion Mahendra untuk yang pertama kali?” tanya Angkasa yang langsung dijawab dengan anggukan, “Tanpa kalian sadar disana ada orang suruhan Gina, orang itu selalu jadi pelanggan setia Glory Café bahkan sampai saat ini. Gue juga baru tau fakta itu waktu gak sengaja ngeliat Rama sama Gina ngobrol di outdoor dan mereka kek buru-buru banget waktu itu.”
“Gak menutup kemungkinan waktu kita diskusi dia nguping semua omongan kita, dia juga yang ngasih tau keberadaan lo sama Flora waktu pergi saat itu.”
“Jadi permainan mereka apa? Gue masih belum ngerti,” ucap Elang setelah merasakan kepalanya yang semakin pening akibat teka-teki ini.
“Waktu itu Flora dateng tepat di Ibu Kota, dan disana itu pusat dari perusahaan Gion. Setelah ngedenger cerita Zayn waktu itu, gue paham kenapa Flora milih buat ninggalin lo disana.” Angkasa menatap tepat ke dalam retina adiknya, berharap lelaki itu mengetahui kemana arah pembicaraannya saat ini.
“Karena dia tau ada yang ngawasin gue?” tebak Zayn ragu.
Angkasa hanya menjawab dengan anggukan, lalu pandangannya beralih pada selembar kertas kosong yang ada di sebelah Zayn. “Dari kertas ini, gue pikir bakal ada dua kemungkinan. Pertama ini emang bener-bener kertas kosong dan akal-akalannya mereka aja. Dan yang kedua Flora sendiri yang sengaja ngasih kita kode.”
“Kalo emang Flora ada di bawah pengawasan mereka, udah bisa dipastiin opsi kedua jawabannya.”
Setelah mengucapkan kalimat itu, Angkasa segera bangkit dan mengambil lilin beserta korek. Walaupun kemungkinannya sangat kecil, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba bukan? Jangan lupakan kalau Flora merupakan orang yang cerdik, seribu satu cara akan dia lakukan jika itu memang harus dilakukan.Zayn dan juga Elang hanya bisa memperhatikan Angkasa, mereka tidak menyangka bahwa lelaki yang umurnya hanya terpaut dua tahun itu punya pemikiran yang sangat brilian.
“Darimana lo bisa yakin?” tanya Zayn dibalik keterpanaannya.
Angkasa mengedikan bahu dan tetap fokus pada kertas yang sudah berada di atas lilin yang menyala, “Gue gak sengaja nyium bau cuka, jadi gue keinget salah satu trik lama yang dilakuin sama detektif waktu itu.”
Tidak membutuhkan waktu lama, beberapa bagian dari kertas itu sudah berubah warna. Hal itu membuat Angkasa semakin memfokuskan perhatiannya, dengan telaten dia membuat semua bagian dari kertas itu terkena panasnya api. Hingga akhirnya…
“Nih.” Angkasa menyerahkan kertas itu kepada Zayn dan membiarkan adiknya yang membaca semua itu.
Tidak tinggal diam, Elang pun memutuskan untuk mendekat dan berusaha membaca apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Flora. Apakah memang keadaannya semembahayakan itu sampai-sampai dia memilih untuk menulis pesan rahasia seperti ini?Hai Zayn.
Kalimat pertama yang tertangkap pandangannya membuat Zayn membeku, tangannya mulai tremor sampai-sampai keringat dingin memenuhi tubuhnya. Dia sama sekali tidak menyangka jika gadis itu akan mengirimkan sebuah pesan setelah sekian lama menghilang.
Gimana kabar Kak Aang sama Elang? Semoga baik-baik aja ya.
Oh iya keadaan kafe gimana? Sweet piccolo latte masih jadi menu utama Glory Cafékan? Jangan sia-siain perjuangan gue ya, soalnya sampai detik ini gue masih berharap lo bisa bahagia sama pilihan lo saat itu.Gak usah peduliin gue, disini gue baik-baik aja. Cuma butuh sedikit sabar buat ngadepin tingkah mantan lo yang kek bocah itu. Hmm, nyebelin banget sih. Tapi gimana lagi gue gak bisa keluar dari sini.
Sampein salam buat orang rumah dan permintaan maaf gue ke mereka ya, terutama buat nyokap. Gue ngerasa bersalah banget karena gak ngasih kabar:( Tapi kalo lo kangen sama gue tinggal ke hujan, hitam dan sepuluh.
Jaga diri baik-baik gantengnya gue, bilangin juga ke Kak Aang buat tetep stay cool meskipun dia tau semua. Karena gue tau banget dia bukan orang bodoh yang gampang dikibulin.
See you.
°°°
Nahloh, ternyata Flora ngirim surat rahasia gaes.
Penasaran sama kelanjutannya? Langsung aja kuy vote dan komen😚
See u💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Picollo Latte [✓]
Teen FictionBerawal dari kopi semua kisah terukir. Walaupun tidak ada yang mengetahui akankah semua itu berakhir menjadi kisah atau malah harus melepas yang terkasih. Hanya saja.... "Mencintai lo itu hak gue, dan sampai kapanpun lo nggak ada kewajiban buat ngeb...