Chapter 48

8 4 0
                                    

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bisa saja Rama yang berlagak tidak tahu menahu ternyata dalang dari semua ini bukan? Lagipula Zayn sudah mengetahui karakter teman-temannya sejak kecil, dia pun sangat mengetahui bagaimana pintarnya orang itu dalam menyusun rencana.

"Lo mau kemana?" tanya Elang saat melihat Zayn begitu tergesa.

Bukannya menjawab, Zayn langsung meninggalkan Elang begitu saja. Masa bodoh jika temannya menyimpan segudang pertanyaan, yang pasti dia harus menemui Rama secepatnya. Rasa penasarannya ini tidak bisa dia pendam lebih lama, karena apapun tentang Flora, Zayn selalu ingin tau semuanya.

"Sampe dia ngejauhin gue gara-gara lo, jangan harap hidup lo bakal tenang!" gumam Zayn sembari mengeratkan genggamannya pada stir mobil.

Sedari tadi nafasnya terus saja tidak teratur, mati-matian dia menahan semua pemikiran yang membuat dirinya ingin hilang begitu saja. Harapan terbesarnya saat ini adalah semoga dugaannya salah, meskipun entah mengapa sisi lain dari dirinya sangat meyakinkan hal itu.

"Zayn? Kok lo kesini?" tanya seseorang dengan tatapan tidak percaya.

Zayn langsung memicingkan mata, berusaha mengintimidasi tetapi tidak ada sedikitpun respon yang dia harapkan.

"Mana sodara lo?" tanya Zayn tanpa basa-basi.

Perempuan itu menghela nafas secara perlahan, dia tau hal ini akan terjadi. Tetapi seperti nasihat Flora, dia harus bersikap sebiasa mungkin dan jangan mencampuri urusan kedua lelaki itu.

"Masuk aja," jawabnya singkat, "Semua ada di tangan lo, gue harap lo gak ngebuat semuanya jadi tambah rumit." Ucapnya sebelum benar-benar meninggalkan pemilik suara bass.

Untuk mempersingkat waktu, Zayn memilih untuk menuju ruangan yang dimaksud. Namun perhatiannya tertuju ke arah perempuan yang sedang tertunduk lesu, arah langkahnya pun langsung berbelok begitu saja.

"Kenapa lo harus ngelakuin semua ini kalo lo sendiri gak sanggup?" tanya Zayn membuat orang yang ada dihadapannya langsung mendongak.

Tatapan mereka saling beradu, namun perempuan itu memutuskan kontak lebih dulu.

"We're done Zayn, gue gak bisa ngelanjutin ini lebih lama lagi." Jawabnya sembari tertunduk, karena menatap lelaki itu selalu membuat hatinya goyah.

"Gue butuh alasan yang pasti," kata Zayn, "Meskipun mencintai orang itu tanpa alasan, tapi gue percaya butuh alasan yang kuat buat pergi dari seseorang. Dan tell me apa alasan itu?" lanjutnya lagi.

"I can't Zayn! Gue gak tau gimana caranya biar lo ngertiin gue, tapi yang pasti ini semua demi kebaikan kita." Jawab Flora dengan isak yang tidak dapat lagi dia tahan.

Zayn menatap wanitanya dalam, ada kesedihan yang terlihat jelas. Hanya saja otaknya masih sangat waras hingga dia tidak akan memicu keributan di tempat umum seperti ini. Alhasil dia terpaksa menarik lengan Flora menuju ruangan Rama, bukankah jika semua berkumpul maka masalah akan cepat selesai?

"Wow, surprise banget nih dua orang yang saling mencinta tiba-tiba dateng ke ruangan gue." Rama menyambut kedatangan mereka dengan senyuman remeh, hanya saja tatapannya melunak saat melihat ekspresi Flora.

"Jelasin semuanya," ucap Zayn datar.

Flora yang mengetahui karakter Zayn langsung menggenggam jemari lelaki itu erat, dia hanya tidak ingin pemilik suara bass itu akan meledakan amarahnya disini. Karena semuanya akan bertambah rumit jika semua itu terjadi.

"Kenapa lo gak nanya ke cewek lo? Bukannya dia yang mau semua ini terjadi?" tanya Rama membuat posisi Flora semakin terjepit.

Dalam satu tarikan nafas, akhirnya Flora berani menatap Zayn. Dia berusaha mengatakan apa yang dia rasakan lewat tatapan matanya, tetapi sepertinya semua terlihat percuma saat mengetahui bagaimana cara Zayn balik menatapnya.

"Gue pengen semua balik lagi ke awal Zayn, lo bisa memperbaiki hubungan lo sama semua teman lama lo, dan selanjutnya gue bisa menjalani hubungan gue dengan tenang."

"Tapi itu gak masuk akal Ra! Lo pikir hidup bisa lo rubah segampang itu?" sergah Zayn dengan emosi yang mulai tersulut.

Mata Flora kembali berkaca-kaca, dia juga sangat menyadari akan hal itu. Tetapi keputusannya sudah bulat, karena awalnya semua masalah bersumber pada dirinya. Bukankah lebih baik dirinya pergi dan membiarkan semuanya kembali menjadi seperti semula?

"Gue tau maksud lo baik Ra," kali ini Zayn menurunkan intonasinya, "Tapi gak semua yang lo rencanain sesuai rencana." Lanjutnya lagi.

"Gue tau lo ngelakuin ini biar Rama gak ngeganggu gue lagi, karena meskipun diem, dia juga sangat terobsesi sama lo."

"Dari mana gue tau? Itu sangat mudah karena Rama temen baik gue dari kecil."

Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, terlebih Rama yang sangat tidak menyangka dengan reaksi teman lamanya.

"Terlepas dari Rama, apa lo masih mencintai gue?" tanya Zayn kembali menatap pemilik mata yang selalu meneduhkan.

Flora semakin terdiam dibuatnya, karena mau mengelak bagaimanapun, semua orang akan mengetahui kebenarannya. Dalam masalah perasaan dia sangat tidak mudah untuk berbohong, apalagi jika menyangkut tentang Zayn Valentino.

"Tanpa gue jawab, lo tau persis gimana perasaan gue sekarang. Tapi gue gak akan egois buat menukarkan kebahagiaan gue dengan kesengsaraan kalian, jadi tolong biarin gue pergi dan kalian bisa mulai semuanya dari awal."

"Glory sama Gold Café bisa bersatu, kalian berdua bisa kembali berteman, dan lo juga bisa menjalin hubungan sama Gina."

"Eem." Flora membuat Zayn mengurungkan semua kata yang hampir terucap, "Cinta emang gak bisa dipaksa, gue tau lo gak akan mungkin mau kembali mengulang cerita sama dia. Tapi lo bisakan memulai kisah baru selain sama gue?"

Zayn menghembuskan nafas, "Andai itu gampang buat dilakuin, mungkin gue gak akan nunggu lo selama ini."

Kalimat itu berhasil menohok Flora tepat di ulu hatinya, dia kembali teringat pada masa dimana dirinya dan Zayn sama-sama berjuang untuk melawan Gina dan Rama. Kegigihannya membuat takdir sedikit berbaik hati, meskipun pada akhirnya tidak semulus yang dia harapkan.

"Kalo kalian mau ngebucin, tolong jangan di depan gue." Rama berkata sinis.

Hatinya semakin mendidih melihat perlakuan so sweet seperti itu, apalagi melihat begitu banyak cinta yang diberikan oleh gadisnya kepada orang lain.

"Rama, masalah cinta bukan sesuatu yang mudah buat di rubah. Gue bersyukur banget udah di sukain sama lo, bahkan lo ngelakuin berbagai macam cara buat ngedapetin gue. Tapi lo lupa satu hal, kalo cinta itu gak harus memiliki. Jadi bisakan lo belajar buat ngebuka hati?"

"Gue juga bakal belajar buat nerima orang baru kok, kalo misalnya semesta milih buat nyatuin gue sama salah satu diantara kalian, gue bisa apa?" ucap Flora lembut disertai senyuman yang sarat akan makna.

Hembusan nafas kembali terdengar, "Lepasin dendam lo Ma, dan semua bakal baik-baik aja."

°°°

Kira-kira si Rama bisa gak ya buat ngelepasin dendamnya?🙄

Penasaran sama kelanjutannya? Langsung aja kuy vote dan komennya😚

See u💜

Sweet Picollo Latte [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang