Di sudut restoran ada sepasang mata yang selalu melihat satu sisi di ruangan ramai ini. Tepat nya di meja bundar tempat para berkumpulnya sultan Korea yang sangat terkenal di golongan mereka.
Matanya menatapnya sosok bertatto di lengan serta kacamata dengan tatapan sinis tapi hatinya memanas saat menyaksikan orang itu sedang berbicara serius dengan rekan lainnya dan bosnya, tuan Lee.
"Justin tolong antarkan tambahan camilan ini di meja tempat tuan Lee berada, aku dipanggil nyonya Lee untuk mengantar di meja punyanya." Ucap teman kerjanya pada Justin yang sedari tadi memang belum mendapat panggilan dari para tamu.
Justin mengangguk "Ne Sunbae" jawab Justin mau tidak mau dia harus mengantarkannya. Bersikap profesional walaupun matanya ingin sekali menangis.
Justin berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan kontak mata dan meletakkan beberapa camilan itu dengan cepat. Namun,,,
"Wahh kau terlihat masih sangat muda" ujar seorang pria yang duduk tepat berada di sebelah Justin.
Justin hanya tersenyum menanggapinya. Dan ingin segera cepat cepat menyelesaikan pekerjaan nya di meja ini.
Namun saat Justin mencoba mencuri curi pandang pada orang yang dari tadi di lihatnya itu juga sedang memandanginya. Justin buru buru mengalihkan pandangan matanya.
"Ahh dia teman anakku si rosé, dia sangat dekat dengan rosé. Bisa dibilang anak nakal itu sangat menyukai justin namun kupikir Justin tidak menyukainya" Jelas tuan Lee kepada teman temannya yang diselingi dengan ketawa kecil.
"Sudah pasti rosé akan menyukainya, dia sangat tampan dan aku seperti melihat Jungkook masa kecil. Bukankah wajah ini kau sekali saat remaja Jung. " Pria dengan lesung pipi ikut bergabung dalam obrolan temannya.
Lalu semua orang di meja itu sontak bergantian menatap Jungkook yang terdiam sedari tadi. Sedangkan Justin sudah panas dingin dengan tangan bergetar saat meletakkan makanan.
"Benar, saat bertemu dirinya umur 10 tahun kukira aku sedang melihat Jungkook versi kecil" kata tuan Lee lagi, dan di beri anggukan.
Setidaknya ada 10 orang di meja itu dan semuanya menatap bergantian mereka berdua. "Heii kau sakit? Kenapa tanganmu bergetar?"
"Aku tidak papa" sahut Justin seadanya.
"Namamu siapa nak?"
Justin tidak kuat lagi, ingin rasanya dirinya menangis saat itu juga. Dia ingin sekali ada yang memanggilnya seperti itu selain ibunya. Dan akhirnya apa yang di inginkannya terpenuhi, walaupun Justin tau kalau sang ayah tidak akan mengenalnya.
Tapi disatu sisi Justin marah dan benci juga dengan pria tampan yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Bukan tanpa alasan Justin membencinya, Justin hanya marah karena dia meninggalkan ibu dan hidup enak namun dia dan ibunya harus hidup dengan keras untuk melanjutkan hidup mereka berdua.
"Nama saya Justin,,,,(ayah)"
Ingin Justin memanggilnya ayah dan segera memeluknya erat melepas rindu. Namun dia tidak seberani itu untuk melakukan itu.
"Nama yang bagus" kata Jungkook dengan senyum tulus.
Jungkook berpikir anak dihadapannya ini sangat mandiri, tampan dan memang seperti melihat dirinya pada waktu kecil.
"Haha tuan Jeon yang terhormat kau membuatku merinding dengan senyummu yang seperti itu" Taehyung menyenggol lengan Jungkook dengan kasar.
Bagi taehyung lebih baik melihat sang bos marah marah daripada melihat dirinya tersenyum mengerikan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNRISE ~ Jungkook Chaeyoung
Roman d'amourJungkook yang kehilangan Chaeyoung selama 16 tahun lama nya dan akhirnya mereka bertemu kembali. Namun dia kaget karena tau kalau dia mempunyai anak bersama Chaeyoung. Namun anak mereka, Justin, sepertinya tidak merestui hubungan keduanya. Justin m...