"Woy! Buka!" teriak Erland dengan tangannya yang masih dengan santainya memukul-mukul pagar rumah milik Felix. Untung saja pintu depannya sudah terlihat terbuka sekarang, tapi
"Eh. Kamu siapa ya? Kok buat rusuh sih di depan rumah orang?" tanya seorang bapak-bapak sambil mengucek matanya yang dipaksa terbuka dan memandang Erland dengan tatapan sinisnya. Tak lain tak bukan, itu adalah bapak dari sepasang anak kembar yang malah dengan santainya.
"O—oh. Maaf, om. Ini saya, Erland. Salah satu temen deketnya Felix. Saya pernah mampir ke rumah ini kok, mungkin om lupa karena baru bangun ya?" tanya Erland dengan sangat sopan, karena udah malu bat dah dia pokoknya. Bapaknya yang masih mengumpulkan nyawanya itu pun menggelengkan kepalanya pelan, berjalan ke depan pagarnya, membukanya, dan mempersilahkan Erland masuk.
"Udah sana temuin Felix. Dia ada di kamarnya, mungkin dia lagi main sama Fernando." ucapnya pelan dan meninggalkan Erland di ruang tamu itu, tentunya untuk kembali ke tempat tidurnya.
"Baik om. Terima kasih." balas Erland pelan dan membungkuk sedikit. Setelah bapak itu masuk ke kamar, udah langsung tuh.. si Erland buang napas sepuas-puasnya. Lega banget sekaligus malu.
"Astaga Erland malu lu. Ckckck." monolog Erland merutuki dirinya sendiri sambil geleng-geleng kepala dan berteriak pelan.
"Ih ada orang gila nyasar." celetuk Felix dengan cemilan instan yang dia gendong di tangannya. Oh ya tentu saja dong pemandangan ini membuat Erland makin kesel dan langsung menyergap Felix dan berkata, "Eh lu ada hubungan apa sama si Clairine? Kok dia minta ke gua nomor elu sih?" tanya Erland judes.
"Lah mana gua tau. Terus nih ya kenapa kek gitu doang bikin lu marah. Emang lu suka sama dia, hah?" tanya Felix jahil. Erland pun memandangi sahabatnya dengan datar dan melemparkan sentilannya tepat di tengah dahinya Felix yang membuat sang empunya menjerit kesakitan.
"Anjir. HEH! Kalo lo cemburu bilang aja keless. Gua gak bakal rebut cewe yang lu suka kok. Kan, lu juga yang pdkt ke dia duluan." jawab Felix sambil tersenyum simpul.
"Gak. Gua gak suka sama dia. Gua balikan sama Alena." balas Erland acuh dan mengambil salah satu snack yang ada di gendongan Felix dan membukanya.
"WHAT?!!! LU GILA APA?!" teriak Felix yang membuat tangan Erland meneloyor kepalanya dan mengisyaratkan Felix untuk diam.
"Heh. Lu sadar kan kalau bapak lu lagi tidur? Nanti bokap lu bangun lagi, bisa gak bakal diizinin lagi gua masuk ke sini. Dasar bego." ya walaupun dikatain gini juga mah.gak bakal ngebuat sifat jahil Felix hilang. Buktinya
"Lu bego banget deh. Kenapa coba mau balik lagi sama dia," gerutu Felix, "tapi, kalau lu udah balik sama Alena kenapa marah pas tahu kalau Clairine mau minta nomor gua? Itu namanya cemburu Erland bego." astaganaga padahal dalam semua mata pelajaran, jelas-jelas Erland jauh lebih pintar dari si Felix ini.
"Gua cuman penasaran. Itu aja." jawabnya dengan datar, "jadinya, lu ada hubungan apa-apa gak sama Clairine?" tanpa aba-aba, Felix mendekatkan wajahnya ke Erland, menyeringai sedikit, dan berkata
"Menurut lo, kenapa dia mau nomor gua kalau gak ada apa-apa antara gua sama dia. Ya kan?" beuh dia tidak tahu aja bagaimana cemburunya Erland sekarang, namun masa dia yang biasanya paling tenang dan damai di geng mereka, tiba-tiba nonjok temen sendiri.
"Emang hubungan apa yang bisa terjadi di antara kalian?" tanya Erland sambil tersenyum paksa. Tentunya, hal ini membawa kebanggaan dan kepuasan sendiri dalam hati Felix.
"Kalau gua suka sama dia dan dia juga suka balik sama gua gimana? Kami bisa jadi pasangan yang cocok, kan?" aduh nak kasian temenmu tuh si Erland yang amarahnya sudah di ujung tanduk karena omonganmu yang membuat dia terbakar api cemburu. AZEK.
"Ngadi-ngadi lo. Hah karena lu gua udah bener-bener emosi tahu gak. Udah ah gua mau balik aja ke rumah. Mau nenangin diri karena baru berurusan sama mahluk jahil kek lu. DADAH!" teriak Erland kesal dan meninggalkan Felix yang sudah tersenyum-senyum karena baginya, sudah sangat jelas bagaimana perasaan Erland kepada Clairine.
"ITU LU CEMBURU BEGE! CEMBURU!" teriaknya sangat kencang agar Erland yang di luar pintu bisa mendengarnya dengan jelas.
"GAK! GUA GAK CEMBURU!" balas Erland dengan teriakan pula. Untungnya, bokapnya Felix tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia bangun. Oleh karena itu, Erland pun bisa pulang ke rumah dengan tenang dan damai.
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
"Eh lu ngapain coba minta kontaknya Felix, hah? Jelasin ke gua, cepet!" itulah yang diucapkan Erland setelah dia menginjakkan kaki di kamarnya Clairine. Tentunya itu karena dia bisa memanjat dan bisa langsung masuk ke kamarnya Clairine tanpa halangan.
"Buset dah lu nyampe-nyampe langsung nanya itu. Emang kenapa sih kalau gua minta? Kek lu suka aja sama gua terus cemburu karena gua minta cowo lain." cibir Clairine pelan sambil mendecih.
"Kagak bakal cemburu lah gua. Orang gua balikan kok sama Alena." balas Erland pelan, seakan-akan ia menantang Clairine. Oh, tak usah ditanya lagi bagaimana perasaan Clairine bagaimana sekarang. Campur aduk ke rujak deh pokoknya. Dia bingung kok tiba-tiba dia mau balikan lagi sama tuh nenek lampir setelah si Erland cerita semuanya pas di atap, gadis itu juga kesel kenapa dia mau balikan lagi sama Alena setelah Erland melihat bagaimana mulut tajamnya berhasil membuat Clairine emosi saat itu.
"Kok lu mau balikan lagi sih sama dia? Setelah apa yang lu ceritain ke gua." tanya Clairine sambil mengerutkan dahinya.
"Emang gua cerita apa sama lu?"
"Lah, lu kan bilang ke gua. Setelah lo kehilangan Gabriella, dia bahkan gak ada di samping lu Erland." balas Clairine pelan.
"Gua gak tahu. Gua hanya mau balikan aja sama dia. Kenapa emang? Salah, kah?" tanyanya dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Ya enggaklah apalagi kalau kalian masih saling suka." jawab Clairine sambil tersenyum simpul. "Gua harap kalian langgeng ya." ucap Clairine yang kelihatannya mengatakan itu dengan tulus.
Erland pun gak tahu lagi mau bilang apa selain, "Makasih."
Walaupun dalam hatinya, dia merasakan apa ya pokoknya gak enak deh. Dia tuh rasanya malah mau Clairine untuk memintanya putus dengan Alena.
Hadeh Erland ini emang bege ya.
"Ya udah gua mau cabut dulu. Bye Clair."
"Bye juga, Land." ucap Clairine sambil melambaikan tangannya.
Setelah hanya ada Clairine dalam kamarnya, dia berkata, "Udah Clair. Lu sekarang gak usah deket-deket lagi sama Erland. Jauhi dia sebisa lu. Dia udah ada yang punya. Jangan lagi inget-inget semua kelakuan dia yang sempet ngebuat lu baper."
Hi guys...tenang aja gua masih hidup kok wkwkkwk. Mudah-mudahan kalian sukak dan ya...
Alasan gua gak update sama kek alasan di chapter 27 kwkwkwwk.
Wokeh dahhh...See you in the next chapter!
(ω)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
✓house with no mirrors✓
Teen Fiction"Lo pasti ngelakuin itu kan?" "Ngelakuin a - apa mak- maksud lu?" "Self harm." _______________ Semua ini berawal dari Erland yang mengetahui bahwa Clairine melakukan self harm. _______________ "Mungkin gua bakal lebih percaya diri kalau gak ada cerm...