🖇*ೃ˚[33-Ending]༘ 🖇

295 19 57
                                    

"Eh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh ...?" hanya suara itulah yang terdengar setelah beberapa menit keheningan menemani mereka. Dari tadi, mata gadis itu melotot terus sepanjang perjalanan. Karena belum ada jawaban dari Clairine, Erland memutuskan untuk memberi gadis itu waktu dan kembali mengendarai mobilnya.

"Anjir ... kok lu bisa suka sama gua sih, Erland?" giliran pria itu sekarang yang melotot, ia pikir reaksi Clairine sebagai seorang cewe yang baru saja ditembak cukup impresif.

"Gak tahu Clair, gua tiba-tiba suka aja." jawabnya singkat setelah beberapa detik ia terdiam. Mulut Clairine menganga karena pernyataan Erland yang terlalu jujur.

"Kok gua jadi kesel ya?" bibirnya maju beberapa senti sembari menatap Erland tajam, "lo beneran suka sama gua kagak sih?"

"Iya, suka kok." jawabnya sambil mengendarai mobilnya dengan tenang, tanpa sedikit pun menoleh ke arah Clairine.

"Apaan lu bilang suka sama gua tapi dari tadi liatin gua juga kagak." tangannya sudah ia lipatkan di depan dada dan bibirnya monyong untuk kedua kalinya. Tanpa diberi aba-aba, mobil yang sedang melaju itu berhenti dan Erland memusatkan seluruh perhatiannya ke Clairine.

Lagi dan lagi, mata Clairine melotot, tiba-tiba ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Dalam posisi yang tegang dan tak mengenakkan itu, Erland menjawab, "kalau gua lihat elu, nanti gua gak fokus Clair. Karena sekarang gua tahu lu juga suka sama gua. Jadi kalau gua ngelihat lu tadi, bisa-bisa kita kecelakaan soalnya gua mau banget peluk lu sekarang."

"Lebay lu ah." senyum Clairine udah selebar dari Sabang sampai Merauke deh pokoknya. Sangking ia salting-nya, tanpa sadar ia sudah memukul pundak Erland berkali-kali sambil terkadang menutupi wajahnya yang sudah terasa panas.

"Lu cakep banget Clair sekarang." ungkap Erland yang sudah berhasil membuat jantung Clairine rasanya jatuh ke dalam perutnya.

"Ih jangan buat gua salting dong elahhhh." teriak Clairine lagi dengan senyumannya yang sudah selebar Asia Tenggara. Kalau sekarang bedanya dia hanya memukul pahanya saja, soalnya dia bisa-bisa gila kalau ngelihat wajah Erland sekarang. Bisa pingsan dia tuh.

Astaganaga... dasar para bucin.

"Udah yuk kita balik lagi ke tujuan awal. Tapi kalau mau melanjutkan tujuan kita untuk ke altar, gua juga siap kok Clairine."

"WOY ERLAND!! STOP!!!!!"

.·:*¨༺ ༻¨*:·.

Akhirnya ya teman-teman semua, mereka sudah sampai di cafe dengan muka yang panas dan memerah. Beserta Clairine dengan pita suara yang isinya sudah hilang setengah karena gombalan-gombalan Erland yang sukses membuatnya salting pake banget.

"Ya udah sana lu pimpin jalannya. Mau ketemu siapa sih emangnya?" tanya Clairine sembari kepalanya celinguk ke sana dan ke sini.

"Itu orangnya." Erland menunjuk seorang cewe cantik yang Clairine ingat sekali..

✓house with no mirrors✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang