🖇*ೃ˚[17]༘ 🖇

181 27 56
                                    

“Heh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Heh. Lu nge-stalk gua ya? Napa lu merhatiin gua terus sih?!” bisiknya kesal tepat di telinga Erland. Tentunya, setelah dia dengan sengaja mendekatkan dirinya ke arah Erland. Bahkan, saat mereka berdekatan saja sudah ada yang memandang mereka dengan curiga. Untung saja, tadi si Clairine tidak teriak, kalau itu sempat saja terjadi… pasti akan ada gosip berisikan hoaks berterbangan.

“Gua udah tahu tanpa harus nge-stalk lu Clair.” balasnya dengan acuh ditambah dengan bahunya yang diangkat. Gadis gembul itu langsung membuat wajah yang seolah-olah ia sedang jijik, karena ia malas saja melihat Erland yang sepertinya mengetahui semua hal tentang dirinya.

“Serah lu mau ngomong apa. Gua gak peduli.” kesalnya sambil mulutnya masih komat-kamit merutuki cowo dingin ngeselin yang rasanya selalu mengikutinya ke mana-mana.

“Lalu, kalau gua bilang lu cantik gimana?”

Waw..oh..waw. Clairine yang digituin tentunya terdiam untuk sesaat. Anehnya, dia malah tertawa dengan sangat kencang setelah itu, yang pastinya membuat semua orang mengarahkan kepalanya ke sumber suara itu sendiri, yaitu Clairine.

Gosh … you’re crazy. I hope we never crossed into each other’s path again, Erland. Bye.” nada bicara yang barusan dia pakai saat ini lebih dingin dan menusuk dari pada yang ia pakai saat ia meluapkan emosinya kepada Ginny. Dengan ini, Clairine harap dia tak akan pernah berbicara atau bahkan tidak berpapasan lagi dengan yang namanya Erland.

(Astaga … lu gila ya. Gua harap kita gak akan pernah berpapasan lagi, Erland)

Pastinya, apa yang diharapkan Clairine itu tak akan pernah terjadi.

.·:*¨༺ ༻¨*:·.

Pikiran Clairine tiba-tiba melayang ke momen dimana dia melihat gadis-gadis cantik itu. Ini semua karena dia baru saja menyelesaikan tugas yang ada di depannya. Karena itulah pikirannya bisa berkelana kemana-mana. Gadis gembul itu berpikir kenapa dia gak bisa seperti mereka setelah apa saja yang telah dilaluinya? Dia sudah pernah tidak makan dua hari penuh lho. Bahkan, saat itu saja dia cuman turun 0,5 kg. Lalu, dia pernah olahraga ekstrem setiap hari selama satu minggu ditambah dengan makanannya yang sedikit banget. Dia memaksa dirinya berlari mengelilingi lapangan sampai  belasan kali, ia juga melakukan cardio dari video-video YouTube. Di saat itu juga, dia cuman turun 1 kg.

Kurang apa lagi coba?

Momen-momen menyakitkan yang berputar, membuat kepalanya sangat berat dan keinginannya untuk mencurahkan rasa sakit dari dadanya ini ke tubuhnya sudah sangat besar. Jadi, dia memutuskan untuk melakukan itu lagi. Namun, kali ini bukan ke buku-buku jari di tangan kirinya, tapi ke lengan dan bagian dari tubuhnya yang paling dia benci yaitu perutnya.

Tanpa membuang waktu lama karena dadanya yang sudah sesak dan air mata yang sudah memaksa untuk keluar, dia dengan cepat langsung membawa cutter dan hoodie-nya sebelum ia berlari ke toilet siswa yang berada di ujung. Gurunya yang seharusnya mengajar sekarang sedang absen karena sakit, membuat satu kelasnya sedang menjalani jamkos. Karena itulah, dia bisa dengan bebas ke toilet dan menghilang untuk beberapa saat.

✓house with no mirrors✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang