"Hai sayang udah kangen lagi ya sama aku?" centil Alena dalam pelukan Erland. Sudah tak terpikirkan lagi olehnya pandangan orang-orang di cafe yang melihat sepasang kekasih itu dengan gelengan kepala.
"Hehe iya yuk kita ke restoran yang udah kamu searching itu." balas Erland dengan agak tidak nyaman karena beberapa pasang mata yang masih memandangi mereka. Bahkan Erland saja yang merupakan pacarnya Alena agak risih dengan perlakuan gadis itu.
"Yuk! Udah gak sabar aku ke sana sama kamu." heleh kalau orang pacaran mah udah aku dan kamu ya. Cie elah.
"Aku aja yang nyetir. Sini mana kunci mobil kamu." tawar Erland sambil menjulurkan tangannya. Alena pun dengan segera memberikan kunci mobil itu kepadanya.
"Yang, aku ke toilet dulu ya. Tunggu aku di mobil okey?" bisik Alena. Erland pun mengangguk dan segera mencari mobil Alena. Ini merupakan kesempatan emas untuk mencari tahu kelemahan Alena. Dalam pikiran Erland, tidak mungkin Alena bisa berubah menjadi seorang yang kelihatan seperti tidak ada beban hidupnya tanpa bantuan apa pun. Kalian mengerti kan maksudnya?
Karena Erland ingat kalau gadis itu dulu bahkan ingin melompat dari atap sekolah mereka dulu. Jadi, wajar saja jika ia berpikir bagaimana bisa sekarang Alena dengan teganya melakukan hal-hal keji itu kepada orang lain?
Jadi, Erland pun menelusuri seluruh mobil itu. Ia mencari sesuatu yang bisa mengutungkan dia, bahkan sampai ke celah-celah kecil mobil itu. Namun, entah kenapa semua usahanya nihil padahal dia sudah terlanjur keringatan di mobil yang sudah menyala AC-nya, ditambah lagi dengan Alena yang sudah terlihat batang hidungnya membuat semangat Erland kian menciut.
Karena sudah terlanjur kesal dan bete, ia pun menghentak-hentakkan kakinya dan
Kresek
Bunyi plastik itu pun menarik seluruh atensi Erland. Ia pun pelan-pelan mengarahkan pandangannya ke bawah dan
Itulah kelemahan Alena.
Serbuk putih yang membuat dia berbeda 180 derajat dari Alena yang pernah dia cintai. Serbuk putih yang membuat dia bisa melupakan semua kesengsaraannya.
Sabu-sabu.
Jadi ini yang ngebuat Alena berubah. Berarti bener tebakan gua. monolog Erland sambil memandang serbuk kristal berwarna putih itu.
"Hai babe!" tegur Alena dengan senyum manisnya, "eh kamu kok keringetan. Kenapa?" lanjutnya sambil mengambil sebuah tisu dan mengelap keringat yang membasahi jidat Erland.
"Ehm eng-enggak kok gak apa-apa. Ayo pulang. Gua udah capek." ucapnya terbata-bata sambil tangannya pelan-pelan memasukkan plastik yang berisi narkoba itu ke dalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓house with no mirrors✓
Teen Fiction"Lo pasti ngelakuin itu kan?" "Ngelakuin a - apa mak- maksud lu?" "Self harm." _______________ Semua ini berawal dari Erland yang mengetahui bahwa Clairine melakukan self harm. _______________ "Mungkin gua bakal lebih percaya diri kalau gak ada cerm...