5. SYAKILA

106 8 0
                                    

KANGEN GAK SAMA ALREIN??

KALIAN MASIH SETIA KAN BUAT NUNGGU AKU UP?? SABAR YA GUYS, AKU BANYAK TUGAS & BANYAK SIBUK NYA

BESOK ABIS UJIAN AKHIR, DOAIN YA SEMOGA BISA UP RAJIN BUAT KALIAN

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, & SHARE NYA YA? AKU GAK MAKSA, TAPI SEMUA ITU BISA BIKIN AKU SEMANGAT GUYS.

🍁


Sudah sekitar 30 menit Aldrian mencari Reina di daerah yang Reina maksud. Ia sampai pada sebuah bengkel yang Reina maksud tadi, disana hanya ada empat laki-laki yang sedang bermain kartu. Aldrian langsung turun dari mobilnya dan mendekati keempat laki-laki itu.

Empat laki-laki itu langsung menoleh, bengkel ini hanya untuk motor. Tapi kenapa mobil juga ikut berhenti disini, salah satu dari mereka langsung berdiri dan mendekati Aldrian yang hanya menatap mereka datar.

"Bengkel nya cuman buat motor bukan mobil, kalo lo mobil nya masih bisa jalan lo bisa balik lagi lewat jalur situ ada bengkel mobil" Ucap Raynaldi sambil menunjuk pertigaan yang baru saja ia lewati tadi.

"Cewek, tinggi 160cm, kurus, rambut item kecokelatan. Dimana?" Tanyanya langsung membuat Raynaldi menoleh.

"Reina maksud lo?" Aldrian menatap laki-laki di depannya dengan tajam. Ia mengenal Reina, itu artinya ia tahu dimana Reina.

"Dimana?"

"Gue nggak tahu, dia tadi lari kesana" Tunjuknya pada jalan menuju hutan.

Tanpa ba bi bu lagi Aldrian langsung meninggalkan tempat itu dan kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia langsung melesat begitu saja dan mencari Reina ke jalan menuju hutan. Ia mengedarkan pandanganya jika tiba-tiba saja ia melihat Reina ia akan langsung berhenti dan membawa gadis itu pulang.

Sekitar 10 menit mencari, ia melihat seorang gadis sedang duduk di pinggir jalan sambil memegang lututnya. Tubuhnya basah kuyup dengan rambutnya yang juga berantakan. Ia berhenti tepat di belakang gadis itu, ia langsung turun dan berlari mendekati gadis itu.

"Reina!"

Laki-laki itu menunduk, tiba-tiba saja gadis itu langsung memeluknya erat. Nafasnya berderu sangat cepat, ia dapat mendekat isakkan kecil Reina. Ia melepaskan pelukkan Reina dan menatap wajah gadis itu yang sudah pucat dengan matanya yang sembab karena menangis. Ia menggendong tubuh Reina ala bridal dan membawanya ke dalam mobil.

Ia mendudukkan gadis itu tepat di samping nya dan langsung memberikan jaketnya untuk Reina. Jujur saat ini sebenarnya Aldrian sangat khawatir jika Reina akan kenapa-kenapa. Apalagi ia melihat beberapa luka di tubuh gadis yang berstatus sebagai istrinya ini. Ia menggenggam tangan Reina dengan tangan kirinya sambil mengusapnya pelan.

"Bandel! Kenapa lo gak diem aja disana, gue takut lo kenapa-kenapa!!" Ucapnya sambil menambah kecepatan mobilnya.

Ia tidak bisa membiarkan gadis ini keluar lagi setelah ini, terlalu berbahaya apalagi jalan menuju hutan sangat gelap. Untung saja tidak sampai waktu maghrib jadi jalanan belum terlalu gelap. Hujan juga sudah mereda, ia tidak bisa berhenti mengumpat dalam batinnya sejak tadi.

DEVANDRA (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang