7. KECEWA

122 9 0
                                    

MALES NULIS DESCK, LANGSUNG BACA AJA. JGN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA. KALO ADA TYPO TANDAIN!

🍁

Pukul 1 malam, Aldrian dan Reina baru saja sampai dirumah. Saat ini Aldrian sedang menunggu Reina yang membersihkan tubuhnya di kamar mandi sedangkan Aldrian hanya mengganti celana nya dan memilih untuk shirtless untuk tubuh atasnya. Laki-laki itu duduk di pinggir ranjang sembari menunggu Reina yang selesai dengan kegiatan nya. Laki-laki itu juga sudah mengambil sebotoo air mineral untuk Reina.

Sekitar 20 menit Aldrian menunggu Reina, akhirnya gadis itu keluar dari kamar mandi. Gadis itu memakai piyama panjang yang menutupi lengan serta kaki nya. Sebelum nya Reina tidak pernah memakai piyama panjang karena gadis itu mudah gerah. Namun kali ini Aldrian benar-benar melihat versi lain dari Reina. Ia menepuk ranjang di sebelah nya agar Reina duduk disana. Gadis itu menurut dan naik ke atas ranjang dengan hati-hati.

Laki-laki itu menatap wajah Reina lekat lalu mengangkat dagu Reina pelan. Ia ingin melihat wajah Reina saat ini, namun bukan wajah senang yang ia lihat di wajah gadis itu. Mata sembab serta pipi nya yang merah akibat tamparan Ardika tadi membuat Reina murung. Gadis itu juga diam tidak berani berbicara dengan Aldrian, laki-laki itu mengusap pipi Reina pelan lalu beralih untuk mengusap bahu Reina pelan.

"Dia ngapain aja sama lo?" Tanya Aldrian pelan pada Reina yang kembali menundukkan kepalanya.

Gadis itu masih diam, ia masih takut menatap Aldrian saat ini. Padahal Aldrian bertanya pelan padanya dan tidak ada nada marah atau kesal sekalipun.

"Cerita daripada gue kasar sama lo"

"Maaf" Lirih Reina bertepatan dengan air matanya yang jatuh membasahi pipinya.

"Liat gue dulu" Gadis itu menggeleng membuat Aldrian menghela nafasnya pelan.

Aldrian merengkuh tubuh Reina dan memeluk gadis itu erat. Dengan satu gerakan itu saja Reina langsung runtuh di dekapan Aldrian. Ia menumpahkan tangisnya di dalam pelukan hangat Aldrian. Laki-laki itu juga beberapa kali menggumamkan kata-kata agar Reina tenang. Ia tidak henti-hentinya mengusap punggung Reina agar gadis itu tenang.

Hampir 10 menit Reina menangis di dalam pelukkan Aldrian, laki-laki itu melepaskan pelukkan nya pelan lalu menangkup wajah sembab Reina lalu mengusap air mata Reina pelan. Ia mencium kening Reina pelan lalu menggenggam tangan Reina, laki-laki itu menatap wajah sendu Reina dengan lekat.

"Liat gue" Pinta Aldrian pelan pada Reina.

Gadis itu mendongak, menatap wajah Aldrian yang menunjukkan senyum tipisnya. Laki-laki itu menatapnya dengan tulus tanpa paksaan atau kekesalan.

"Gue udah bilang sama lo kemarin-kemarin, Ardika bukan cowok baik. Dia bisa nyakitin lo kapan aja dan sekarang lo bener-bener jadi korban nya, iya kan?" Reina mengangguk, ia memang tidak mempercayai kata-kata Aldrian waktu itu.

"Kesel? Marah? Kecewa? Sedih? Iya, gue kecewa sama lo. Kecewa banget, gue marah juga, marah banget sama Ardika. Gue sedih liat lo disentuh sama disakitin cowok lain kayak gitu, Reina"

"Lo tau, sayang gue ke lo itu bukan sekedar diatas kertas. Gue bener-bener cinta sama lo bukan karena perjodohan aja, gue tulus cinta sama lo. Tapi lo ngecewain gue terus dengan nuduh gue selingkuh dan gak peduli sama lo"

"Gue selalu peduli tentang lo, gue sayang sama lo, Reina. Gue gak pernah bohong tentang perasaan gue sama lo, tapi kenapa lo gak bisa jaga kepercayaan gue? Justru harusnya gue yang bilang lo selingkuh dari gue, lo selalu sama Ardika dan sekarang lo jadi koban nya Ardika"

DEVANDRA (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang