10. BENAR-BENAR MARAH?!

93 8 1
                                    

HELLO PART INI AGAK WARNING DIKIT YAA. YG MASIH DIBAWAH UMUR, NANTI DI SKIP AJA!

⛔WARNING 16+⛔
(minor skip aja nanti)

🍁

"

KALO NGELIVE JANGAN DIRUMAH SAKIT YA MAS BRO!!" Teriak Bagas yang baru saja masuk ke dalam bilik kamar Reina dan langsung melihat Aldrian yang baru saja selesai melingkarkan perban pada perut Reina.

"Buta mata lo!" Ketus Aldrian sambil menutup tubuh Reina dengan selimut.

Itu karena Reina hanya menggunakan tank top crop dan juga celana hot pants. Luka di tubuh Reina belum begitu kering jadi harus dibiarkan terbuka dulu sementara agar cepat kering. Semua teman-teman Aldrian yang bari saja datang langsung menerobos masuk dan mengerubungi Reina. Bahkan posisi Aldrian yang tadinya berada di dekat Reina kini laki-laki itu sudah bersandar di dinding sambil menatap sinis teman-temannya.

"Bell, suami lo jahat bener. Kemaren kita udah jenguk lo tapi pas lo tidur doang, katanya kalo jenguk kemaren laki lo bakal ngeratain muka kita sama aspal. Yaudah kita nunggu di kamar Gibran" Jelas Bagas yang mengadu pada Reina.

Gadis itu hanya tersenyum tipis sambil melirik Aldrian yang hanya menatap dirinya datar. Ia melambaikan tangannya pada Aldrian dan menyuruh laki-laki itu untuk mendekat. Aldrian berjalan gontai kearah Reina dan langsung menyambut uluran tangan Reina dengan tangan kekarnya.

"Lapeerrr" Rengek Reina yang langsung menaruh kepalanya di perut Aldrian.

"Beliin makan Al, lo punya bini kagak dikasih makan!" Sindir Fajar yang sedaritadi hanya memakan camilan di atas sofa.

Aldrian menatap tajam Fajar lalu kembali menatap Reina dengan lekat. Gadis itu masih memegang pergelangan tangannya dengan erat. Laki-laki itu menyamakan tingginya dengan Reina lalu mengusap pelan wajah cantik istrinya dengan lembut.

"Mau makan apa?" Tanya Aldrian sambil mengusap kepala Reina pelan.

"Mau bubur ayam, tapi ayam nya harus banyak. Tapi biar Fajar aja yang beliin, kamu disini aja. Jangan pergi, disini aja sama aku" Tutur Reina yang melingkarkan tangannya ke pinggang Aldrian.

"Lo gak kasian apa sama gue? Gue tadi abis kepleset di kamar mandi gara-gara mau di tinggal sama cewek-cewek laknat?" Celetuk Fajar yang mendapatkan tatapan sinis dari Thalia dan Ilona.

"Bangke lu ye, udah dibayarin jajan masih aja ngeluh. Gue gaplok sini lo" Sindir Thalia yang sedang duduk di ranjang Reina.

"Gue bilangin Rizal lo ngomong kasar"

"Lo juga kasar ya Fajar Narendra, ribut aja yuk di sini" Sambung Ilona yang juga ikut menanggapi Fajar.

"Lo semua kalo berisik mending keluar!" Seru Aldrian yang langsung membuat semua teman-temannya menoleh.

"Baby Al, jangan marah-marah" Lerai Reina sambil mengeratkan tangannya di pinggang Aldrian.

"Ck, yaudah lo disini sama mereka. Gue beliin bubur ayam bentar, gak usah aneh-aneh"

"Jangan lama-lama, jangan ngelirik cewek lain ya?" Aldrian hanya mengangguk pelan lalu langsung keluar dari bilik kamar Reina.

Setelah Aldrian pergi teman-teman nya langsung kembali mengerubungi Reina dan memberikan Reina banyak pertanyaan. Ditambah lagi dengan Gibran yang datang ke ruang kamar Reina menggunakan kursi roda dengan Syakila dan mendorong nya dari belakang. Untuk beberapa menit Reina masih asik mengobrol dengan teman-temannya, namun setelah 20 menit, wajahnya langsung kembali lesu membuat teman-temannya yang melihat Reina yang lesu pun langsung perlahan diam.

DEVANDRA (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang