22. SELINGKUH?

70 5 2
                                    

WELCOME MWEHEHE🙂

SORRY LAMA UP NYA, LAGI SIBUK REVISI PART YANG LAIN SOALNYA. AKU JUGA MIKIR LAGI BUAT NYAMBUNGIN CERITANYA, JADI AKU MINTA MAAF KALO UP NYA NGGAK KONSISTEN 🙏🙂

🍁

Pukul 10 malam, Reina masih terjaga dari tidurnya. Ia menunggu Aldrian sambil melihat pemandangan di luar jendela, cuaca sedang mendung ia menjadi khawatir dengan Aldrian. Delan? Tadi ia sempat masuk untuk memberikan Reina jus dan buah-buahan potong untuknya, suruhan dari Aldrian. Tadi, darah nya sempat diambil lagi, ia sempat menangis tadi, tapi untung nya. Syakila dan Gibran datang sebentar tadi untuk menemani nya. Ia sudah mengirimkan pesan pada Aldrian sejak tadi, namun laki-laki itu tidak membalas nya. Laki-laki itu hanya membaca nya tanpa berninat membalas pesan nya.

Satu jam kemudian, pukul 11 malam. Reina masih belum bisa tertidur, ia sudah berbaring di brankar nya sambil memakan camilan. Ayolah, sangat membosankan jika tidak ada Aldrian, ia sudah menelpon suami nya itu. Tapi, malah operator mengatakan bahwa nomor Aldrian berada di luar jangkauan. Sebenarnya, kemana Aldrian pergi?! Jika hanya menjual motornya di arena balap, tidak mungkin hingga seharian seperti ini? Apalagi sampai Delan harus menjaga nya, benar-benar mencurigakan.

Setengah 12, Reina menatap gerimis di luar jendela. Ia kembali menatap keluar jendela, menunggu jika Aldrian tiba-tiba saja muncul dan datang dari sana. Namun nihil, Aldrian tetap tidak datang sampai saat ini. Gadis itu tetap menunggu dan menunggu. Hingga akhirnya, pada pukul 1 malam, Aldrian kembali dengan pakaian yang sedikit basah karena hujan di luar. Ia masuk ke dalam bangsal Reina dan menemukan Reina yang masih terjaga dan duduk di brankar nya. Laki-laki itu mendekati Reina sambil tersenyum tipis, ia meletakkan ponselnya di meja dan melepas jaketnya.

Ia mengusap kepala Reina pelan, "Kenapa belum tidur?"

"Darimana? Bau kamu kenapa beda? Ini bukan parfum kamu! Kenapa juga kamu lama banget?" Seru Reina membuat laki-laki itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue jelasin semuanya besok"

"Aldrian" Panggil nya saat melihat suaminya yang berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Tak lama, Aldrian keluar dari kamar mandi dengan kaus putih nya. Laki-laki itu langsung naik ke brankar Reina dan memeluk Reina dari samping. Ia tahu gadis itu belum tidur, karena Reina masih memainkan ponselnya. Namun, tiba-tiba saja gadis itu berbalik dan menyembunyikan wajahnya di dada Aldrian. Reina menangis histeris di dekapan Aldrian sambil meremas bahu Aldrian yang menahan tubuh nya. Laki-laki itu diam, ia memang salah tapi untuk menjelaskan sekarang, Aldrian belum siap. Bukan maksud mengabaikan Reina seharian ini, tapi saat ia ingin membalas atau mengangkat telepon Reina. Shella malah mengajak nya mengobrol.

"Kamu jelek! Aku benci banget sama kamu! Kamu nggak ngabarin aku" Ucap Reina di sela-sela tangisan nya.

"Gue nya gak sempet, makanya cuman kebaca" Balas Aldrian membuat Reina semakin menangis, ia sudah membasahi kaus Aldrian dan dada laki-laki itu.

"Seenggaknya ngabarin! Kamu tau kan, aku gak bisa kalo gak dikabarin! Berapa kali aku bilang. Gak habis pikir aku, kalo anak-anak kamu lahir dan kelakuan kamu—"

"Nggak usah bawa mereka"

"Aku cuman butuh penjelasan kamu? Aku terus kepikiran, kamu nyembunyiin apa dari aku?!"

"Gue jelasin besok pagi, lo ngerti bahasa gue nggak?" Balas Aldrian membuat nyali Reina langsung ciut, apalagi tatapan mata suaminya yang sangat mengintimidasi.

DEVANDRA (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang