17. KEGUGURAN?

57 4 0
                                    

AIGHT, THIS A NEXT PART. NO SALTY, BACANYA JANGAN MARAH-MARAH 🙏🙏

🍁


Sudah sekitar 3 hari semenjak kejadian itu, Reina menjadi lebih pendiam. Aldrian juga bingung bagaimana caranya agar bisa membujuk Reina untuk berbicara. Bahkan di sekolah, Reina memilih untuk menyendiri dibandingkan berkumpul dengan teman-temannya. Seperti saat ini, keduanya berada di kamar setelah pulang sekolah. Reina hanya tiduran sambil memainkan ponselnya sedangkan Aldrian sedang sibuk mengerjakan pekerjaan kantor nya.

Hubungan keduanya memang baik-baik saja, bahkan Reina juga tidak mencegah untuk memeluk nya saat tidur. Namun, yang berbeda adalah komunikasi diantara mereka yang tiba-tiba saja terputus begitu saja. Kembali lagi kepada Aldrian yang sudah menghilang dan tidak berada di kamar. Sekitar 5 menit kemudian Aldrian kembali memasuki kamar nya sambil membawa sekotak buah potong dan juga sebotol air mineral. Laki-laki itu menaruh nya di sisi ranjang lalu langsung menindih tubuh istrinya.

Ia tidur diatas tubuh Reina sambil beberapa kali mencium perut buncit Reina. Gadis itu diam, ia membuka kotak buah itu dan langsung memakan nya tanpa memperdulikan Aldrian yang tidur diatas nya.

"Aldrian"

"Hm?" Laki-laki itu mendongak lalu menatap Reina dengan intens.

"Emm....Kalo seumpama aku keguguran, kamu masih mau sama aku?" Tanya Reina membuat laki-laki itu terkekeh.

"Nggak usah di bahas" Laki-laki itu kembali memejamkan matanya.

"Seumpama aja, ka-"

Cupp

Aldrian langsung mengecup bibir istrinya itu singkat, Reina diam. Ia menatap Aldrian datar lalu meletakkan kotak buah itu di sisi ranjang.

"Aku serius" Ucap Reina namun hanya mendapat kekehan dari suaminya itu.

"Jangan dipikirin, lo sama mereka baik-baik aja." Tutur Aldrian membuat gadis itu hanya menatap perut buncit nya sendu.

"Rei, gue bakal selalu ada buat lo. Takdir udah Tuhan yang ngatur, kita jaga mereka baik-baik, bukan salah lo"

Gadis itu masih diam, ia langsung memeluk suaminya dan menumpahkan tangis yang ia tahan selama 3 hari ini. Rasanya tenang jika Aldrian masih mendukungnya, bukannya marah justru Aldrian malah menganggap itu adalah hal yang wajar. Apalagi ini adalah pertama kalinya Reina mengandung.

"M-Maaf udah diemin kamu" Lirih Reina di telinga Aldrian.

"Gapapa"

"Jangan marah ya?" Ucap Reina yang menatap wajah suaminya.

"Engga"

"Mandi dulu, gue beliin makan" Ucap Aldrian membuat gadis itu menggeleng.

"Aku mau Sup Jagung yang di deket jembatan itu" Tukas Reina membuat laki-laki itu langsung berhenti dan kembali duduk di ranjang.

"Iya, Reina"

"Sekalian Es Cendol, Cimol, Gado-gado, Kupat Tahu, Es Campur, sama Sop Buah ya?" Tutur Reina yang malah menyebutkan jajanan keinginannya.

"Tiga aja"

"Gamau, aku pengen semua" Ucap Reina yang sudah cemberut.

"Tiga" Tukas Aldrian sekali lagi.

"Yaudah gak usah" Gadis itu langsung menekuk bibirnya kebawah sambil mengusap perutnya membuat laki-laki itu mendengus.

"Fine, tapi diabisin" Reina langsung menatap suaminya berbinar.

DEVANDRA (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang