INI LANJUTAN, LANGSUNG BACA AJA🤍
🍁
Saat ini, Aldrian sedang fokus pada laptop nya, Reina tertidur di samping nya. Nyatanya, Reina kembali meminta lebih sehingga membuat laki-laki itu langsung mengakhiri nya. Namun, karena tak tega melihat Reina yang mulai terisak akhirnya hanya menuruti kemauan gadis itu. Untuk masalah permen, laki-laki itu tetap menyita permen milik Reina. Laki-laki itu menyembunyikan nya di ruang kerja nya, untung nya kunci nya selalu Aldrian sembunyikan, jadi Reina tidak akan tahu.
Pekerjaan nya sangat menumpuk, ia bahkan sudah ditelfon berkali-kali untuk ke kantor, namun keadaan Reina sedang sakit. Sebenarnya, ia bisa saja datang ke kantor, tapi ia tidak tega meninggalkan Reina sendiri. Apalagi, Reina itu tidak bisa diam, bahkan tadi selang untuk transfusi darah Reina sempat terlepas karena Reina tidak bisa diam. Alhasil, darah dari dalam selang berceceran di lantai. Ya, seperti itu lah jika Reina berada dirumah, karena itu Aldrian tidak bisa meninggalkan gadis itu sendiri.
Sejak sore tadi, saat Reina akan tidur tadi, gadis itu sempat mimisan membuat Reina menangis. Laki-laki itu menjadi kewalahan sendiri, hidung Reina terus mengeluarkan darah dan Reina yang terus menangis. Harusnya, keadaan Reina menjadi membaik, namun entah mengapa. Tiba-tiba saja, tadi sore kepala Reina menjadi pusing, karena itu sampai pukul 7 malam, gadis itu belum terbangun dari tidurnya.
Kembali pada Aldrian yang kini sedang menelpon seseorang lewat zoom. Fadi dan Aldrian sedang membahas pekerjaan, keduanya hanya memakai pakaian santai. Bahkan pembahasan mereka yang tadinya pekerjaan kini melenceng menjadi entah kemana.
"Kelulusan lo kapan?" Tanya Fadi sambil menatap Aldrian di layar.
"Bulan depan"
"Ohh, bini lo kemana? Tumben gak gangguin lo kerja" Tanya Fadi lagi membuat laki-laki itu langsung menggeser kamera nya. Memperlihatkan Reina yang tidur dengan infus di sebelah nya.
"Hah?! Kenapa tuh?" Panik Fadi membuat Aldrian kembali menggeser kamera nya kearah nya.
"Kandungan nya lemah, lagi demam juga" Jelas Aldrian menbuat Fadi mengangguk.
"Sejak kapan?"
"Kemaren"
Keduanya kembali mengobrol sampai pukul setengah 9 malam. Saat itu juga, Aldrian bisa merasakan pergerakan di sebelah nya. Laki-laki itu menoleh, Reina bergerak gelisah sambil mencari Aldrian di sebelah nya.
"Udahan dulu, Reina bangun"
"Iya, cepet sembuh dah"
Aldrian langsung menutup laptop nya dan membereskan pekerjaan nya. Setelah itu, laki-laki itu langsung mendekat pada Reina sambil mengusap kepala dan perut Reina. Gadis itu membuka matanya lalu memeluk suaminya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA (REVISI)
Teen Fiction(Judul sebelum nya "Amour") [TAHAP REVISI] Kehidupan pernikahan dua orang remaja yang dipaksa menikah untuk bisnis. Konflik rumah tangga yang menguras mental dan mengorbankan banyak hal. Pertengkaran karena ego dan kesalahpahaman mereka yang membu...