Haruto

194 34 4
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya. Terima kasih.

Happy reading (◠‿◕)

"Bahiyyih?" Ucap orang itu terlihat kaget.

Bukan hanya orang itu, Bahiyyih sendiri juga kaget.

"Kenapa lo ada disini?" Tanya nya.
"...."

"Kebetulan lo disini, gue mau bicara sebentar sama lo." Kata orang itu lagi.

Ketika orang itu menarik lengan Bahiyyih Jay langsung menahan tangannya.

"Gue rasa dia nggak mau bicara dulu sama lo." Ujar Jay.
"Ini nggak berhubungan sama lo Jay, lo istirahat saja sana." Ketus orang itu.

"Kalian berdua saling kenal yah?" Tanya Jungwon.
"Nggak/iya." Bahiyyih dan orang itu menjawab bersamaan.

"Untuk sekarang lo jangan memperkeruh suasana Haruto. Gue nggak tau hubungan lo sama Hiyyih apaan, tapi ini rumah sakit jadi jangan ada keributan." Kata Jungwon mencoba memperbaiki suasana.

"Baiklah. Karena sudah ada teman lo, gue pergi dulu Jay. Cepat sembuh." Pamit Haruto.
"Sampai besok Ruto."

"Lo kenal sama sepupu gue Hiyyih?" Tanya Jay.
"Dia sepupu lo Jay?" Tanya Hiyyih balik.
"Iya, sepupu jauh sih. Tapi kami lumayan dekat karena dulu di Amerika gue sering main ke rumah nya."

"Hubungan kalian tadi apaan?" Tanya Daehwi.
"Ehem. Tujuan kita kesini untuk jenguk Jay, bukan untuk kepo sama urusan Bahiyyih Hwi." Potong Soojin.

"Nah betul. Kepo banget lo jadi cowok!" Ejek Giselle.

Jungwon, Jay, Xiaoting, dan Jake bisa merasakan perubahan dari Hiyyih ketika bertemu dengan Haruto.

"Sebenarnya apa hubungan lo dengan Haruto?" Batin mereka.

Selama sejam akhirnya satu-persatu anak-anak kelas pulang dan yang tersisa hanyalah keempat sahabat kecil Jay.

"Waktunya minum obat Jay." Ucap Hiyyih memberikan obat ke telapak tangan Jay.

"Air gue. Minta."

Hiyyih menurut dan mengambilkan air di atas meja.

"Nih."

"Manja banget sih lo." Ejek Jungwon.
"Kan gue lagi sakit." Balas Jay.

Jungwon memutar bola matanya malas.

"Gue pergi dulu." Pamit Jungwon.
"Cepat banget perginya, bosan temani gue?" Tanya Jay.
"Iya, bosan gue lihat muka lo."

"Jangan gitu dong Won, lo utang budi nih sama gue karena gue sudah selamatkan lo dan Hiyyih." Pungkas Jay.
"Terus mau lo apa?"
"Kalian semua harus temani gue malam ini. Kita main sesuatu gitu."

"Main apaan?" Tanya Jake.
"Main kartu domino yuk." Usul Jay.
"Ah nggak jaman itu. Yang lain lah." Tolak Xiaoting.

"Main truth or dare gimana?" Tanya Jay ke yang lain.
"Bolehlah." Jawab mereka kompak.

Putaran pertama pulpen yang dipakai menunjuk ke arah Jay. Jay memilih jujur dan Jungwon bertanya ke Jay.

"Apa ada yang lo suka di kelas kita?" Tanya Jungwon.
"Iya, ada."

Jake bertanya.

"Bagaimana ciri-ciri nya?" Tanya Jake.
"Dia cantik, baik, dan lembut."

Xiaoting bertanya.

"Menurut lo dia juga suka sama lo nggak?" Tanya Xiaoting.
"Mungkin, gue nggak tau. Yang jelas gue akan lindungi dia."

"Ciee, tumben Jay bersikap begitu." Ucap Jake.
"Terus siapa orangnya?" Tanya Hiyyih.

"Oh kalau itu sih rahasia. Gue nggak akan kasih tau sekarang."
"Ah nggak asik lo Jay!"

Putaran kedua berhenti di Jungwon. Jungwon memilih berani.

"Oh berani nih ye." Jake tersenyum nakal.
"Kalau gitu cium orang yang di depan lo sekarang." Titah Jake.

Jungwon melirik ke depan, yang di depannya itu Jay. Mau nggak mau ia mencium kening Jay.

"Woi lo ngapain nurut sama ide nggak jelas Jake sih Won?!" Kesal Jay.
"Yah itu kan tadi tantangannya Jay. Gue juga nggak mau kali mencium lo, nanti dikatain homo sama orang."

Sementara Jake sudah tertawa terpingkal-pingkal. Putaran ketiga berhenti di Xiaoting.

"Alasan Jake mutusin lo apa?" Tanya Hiyyih.
"Entahlah." Jawab Xiaoting singkat.

"Apa ada orang yang lo suka dan orang yang lo benci di kelas?" Tanya Jungwon.
"Iya, gue suka seseorang. Dan gue juga benci sama seseorang."

"Gue nggak mau nanya sesuatu ke lo Xiao." Skip Jay.
"Kalau gitu gue yang nanya sekarang. Lo benci sama gue?" Tanya Jake.

"Iya, dan gue nggak mau balikan sama lo lagi kecuali kalau lo beritahu gue alasan sebenarnya lo putusin gue waktu itu."

Hening sejenak tapi bukan mengheningkan cipta.

"Ah sudahlah. Gue mau balik ke rumah. Lo cepat sembuh yah Jay." Jungwon pamit.

"Gue juga, sampai besok." Hiyyih menyusul Jungwon.
"Kalian berdua masih disini? Nggak pulang? Sudah sore loh."

"Okelah. Gue juga mau ke warnet bareng Sanha dan Seungmin. Bye." Jake juga pulang.

"Sabar aja Xiao, nanti juga Jake bakalan cerita semuanya ke lo dan kita."

Jay cukup mengerti dengan Xiaoting, ia tau Xiaoting menunggu penjelasan dari Jake selama ini.

"Gue sudah di jemput. Cepat sembuh Jay supaya gue bisa contek jawaban lo di ujian nanti."

Sore itu, Jungwon mengantarkan Hiyyih dengan taksi kemudian ia pulang. Di perjalanan pulang, ia tidak sengaja bertemu dengan Haruto.

"Oh lo sepupu Jay kan? Kenalin gue Jungwon." Sapa Jungwon.
"Nggak perlu sok akrab. Gue nggak level berteman sama kalian, gue heran sama Jay mau saja berteman nggak jelas sama anak seperti kalian!" Sombong Haruto.

"Idih sombong banget lo. Kalau nggak mau berteman sama kita yah nggak usah juga meledek. Dasar buaya Jepang!"
"Apa lo bilang?! Lo mancing gue?!" Kesal Haruto dibilangin buaya.

"Lah iya kan? Tadi saja lo sok kenal sama Bahiyyih."

Haruto tersenyum khas.

"Lo pikir lo tau semua hal tentang Bahiyyih? Lo pasti nggak tau kalau dia dan gue dulunya punya hubungan spesial. Lo dan sahabat lo kan ditinggalkan di Korea sama dia."

Setelah membisikkan itu ke telinga Jungwon, Haruto pergi dengan senyum kemenangan.

"Apa yang gue nggak ketahui? Pasti ini ada hubungannya sama sikap Hiyyih yang berubah waktu itu." Batin Jungwon.

Jake berbohong ke Jay dan Xiaoting soal bermain game di warnet bersama Seungmin dan Sanha. Ia pulang dan masuk ke kamar tanpa makan malam, merebahkan dirinya ke kasur dan memakai headphone.

Tak lama terdengar suara kegaduhan di ruang makan.

"Gue sudah capek kerja malah dapat makanan beginian?! Masa sih tiap hari harus makan makanan yang sama?! Lo bisa kerja yang benar nggak?!" Bentak seorang pria.

"Gue juga masih baik masakin ini buat lo! Gue masih banyak urusan bisnis lain tau! Bukan cuma lo yang capek dan sibuk, gue pulang sempatin untuk masak buat makan malam lo malah dengan seenaknya bilang gue nggak becus?! Lain kali masak sendiri saja!" Balas seorang wanita.

"Berisik kalian berdua! Kenapa sih sehari saja kalian tidak bisa akur?! Gue juga capek lihat dan dengar kalian berdua selalu ribut dengan hal sepele. Lagian kalian juga sudah cerai tiga tahun lalu, kenapa papa masih disini dan bertengkar dengan mama?!" Teriak Jake yang sangat kesal.

"Bahkan ketika sehari sebelum kalian cerai waktu itu, gue cuma minta untuk makan malam bersama dengan tenang tapi kalian nggak ada yang peduli dan sibuk dengan bisnis masing-masing. Yang ada di otak kalian itu cuma bisnis terus! Lebih baik gue nggak pernah punya mama dan papa seperti kalian!" Bentak Jake dan keluar dari rumah.

Papa Jake Suho dan mama Jake Irene merasa bersalah dengan anaknya. Alasan keduanya cerai karena memang tidak lagi cocok dan waktu itu mereka tidak memikirkan Jake.


Meet You Again☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang