Farewell

112 19 0
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya. Terima kasih.

Happy reading (◠‿◕)

"Kai?" Soojin kaget karena Kai tiba-tiba di hadapannya.

"Bersiaplah!" Kata Kai tiba-tiba.

Soojin mengeryit heran dan tak lama Kai membawa lari Soojin dari Lia. Melihat itu Lia ikut mengejar namun berhasil dihadang oleh Hiyyih dkk.

"Ngapain lo? Minggir!" Usir Lia.
"Jika ini ada hubungannya dengan Soojin dan Kai hyung berarti itu kalian juga berhadapan dengan kami." Ucap Jungwon.

"Heh, nggak usah sok pahlawan deh! Minggir cepat!"
"Lo harusnya marah sama Bomin, bukan sama Soojin. Soojin suka sama Bomin itu hak dia, tapi karena lo dia nggak mau merebut Bomin! Bomin lah yang mencium paksa Soojin, kami berlima mendengarkan itu dari Kai hyung. Dia saksinya!" Bentak Jay.

"Itu benar. Lebih baik lo urus Bomin dan jangan ganggu Soojin lagi!" Ancam Hiyyih.

Lia pun pergi dari sana. Di tempat lain, Kai dan Soojin berhenti.

"Lo kenapa masih peduli sama gue Kai?" Tanya Soojin.
"Gue memang peduli sama teman kelas gue. Jangan kepedean dan berpikir gue nolong lo karena masih sayang." Elak Kai.

"Nggak kok. Makasih yah bantuannya tadi." Ucap Soojin.

Melihat Soojin yang basah membuat Kai tidak tega. Ia membawa Soojin ke rumahnya.

"Kenapa kesini?" Tanya Soojin.
"Lo basah, gue nggak mau lo sakit Jin. Mana ada teman yang tega kalau temannya sakit."

"Ganti baju sekalian lo mandi. Nanti untuk baju baru lo pakai baju Hiyyih saja yang ada di kamar nya." Titah Kai.

Soojin menurut dan segera masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa menit akhirnya ia selesai mandi, mengeringkan rambut dan mengganti bajunya.

"Pulang lah, nanti dicari sama orang tua lo." Kata Kai.
"Selain karena gue nggak tega lihat lo tadi, gue juga terbayang Hiyyih yang mirip dengan lo. Saat di Amerika mungkin Hiyyih juga menghadapi hal seperti itu. Makanya gue nolongin lo dari Lia." Jelas Kai.

Kai memesan taksi dan mengantar Soojin ke depan rumah, ia menunggu sampai Soojin pergi dengan taksi itu barulah masuk ke rumahnya.

Keesokan harinya Bu Sooyoung memanggil Jungwon ke ruangannya.

"Jungwon saya punya dua berita buat kamu. Satu bagus dan satu tidak terlalu bagus." Ucap Bu Sooyoung.
"Berita apa Bu?" Tanya Jungwon.

"Yang pertama, saya menerima kabar dari kepolisian mengenai papa kamu. Polisi sudah menemukan keberadaan papa kamu, tapi polisi menemukan nya dalam keadaan tidak bernyawa."

"Yang kedua, Universitas Hanyang memilih kamu sebagai perwakilan kita untuk pergi ke luar negeri. Kesempatan ini bisa kamu gunakan supaya menjadi pianis terkenal. Apa kamu mau menerima nya?" Tanya Bu Sooyoung.

"Saya akan pikirkan Bu mengenai perwakilan ke luar negeri. Dan terima kasih atas infonya mengenai papa saya Bu, permisi." Balas Jungwon dan keluar dari ruangan.

"Eh gimana? Lo bicara apa sama Bu Sooyoung?" Tanya keempat sahabat nya itu.

"Gue tadi dikasih tawaran sama Bu Sooyoung untuk keluar negeri dan menjadi pianis terkenal. Selain itu gue juga menerima kabar kalau papa gue sudah ditemukan sama polisi tapi dalam keadaan tidak bernyawa." Jelas Jungwon.

"Berita lo mendapat tawaran keluar negeri itu bagus Won, lebih baik lo nggak sia-sia kan." Dukung Jake.

Xiaoting dan Jay menginjak kaki Jake.

"Shut diam!" Xiaoting dan Jay juga bersamaan meneriaki Jake.
"Apaan??" Bisik Jake yang masih bingung.

"Lo nggak lihat suasana nya lagi beda sekarang?" Bisik Xiaoting.
"Nggak. Kenapa memangnya?"
"Hadeh, sudahlah. Gue capek ngomong sama lo, otaknya masih nggak sampai soal kepekaan."

"Gue masih memikirkan tawaran Bu Sooyoung, gue belum bisa memutuskan sekarang Jake." Kata Jungwon.

Sore hari Jungwon mengadakan pemakaman yang layak bagi papanya Se Jong. Semua teman kelas Jungwon datang termasuk Haruto yang menyempatkan diri datang karena malamnya dia akan kembali ke Jepang.

"Lo ngapain datang kesini?" Sinis Jake.
"Gue datang sebagai teman, bukan musuh." Balas Haruto.

"Gue akan kembali ke Jepang malam ini, untuk itu gue mau minta maaf langsung ke lo dan Jungwon."

"Gue sudah mendengar semuanya dari papa Suho dan mama gue Seulgi, mama gue sekarang sudah menyesal karena sudah merebut papa lo Jake. Gue mewakili mama gue akan minta maaf ke lo, dan nggak akan ganggu lo dan mama lo Irene." Jelas Haruto.

"Tapi papa Suho sepertinya tidak bisa kembali ke kalian karena merasa malu jadi untuk sekarang dia akan pergi ke Jepang bareng gue."

"Gue nggak butuh seorang papa lagi! Di hidup gue sekarang cuma ada sahabat-sahabat dan teman-teman sekelas gue, Xiaoting dan mama Irene. Gue nggak pernah punya papa!" Balas Jake.

"Kalau lo belum bisa memaafkan gue, mama gue, dan papa Suho nggak apa. Gue nggak maksa. Gue juga mau minta maaf ke lo Won, karena sudah membuat lo babak belur sampai koma beberapa hari. Gue menyesal Won." Ucap Haruto dengan tulus sambil menundukkan kepalanya.

"Nggak apa, gue mengerti alasan lo. Lo masih sayang sama Hiyyih kan? Tapi cara lo salah Ruto, lo harusnya tidak melakukan itu. Kalau gue jadi lo gue akan merelakan Hiyyih agar dia bisa bahagia dengan orang yang dicintainya walaupun gue bukan orang itu tapi gue akan bahagia juga." Bijak Jungwon.

Mendengar itu Jay dan Hiyyih sama-sama larut ke dalam pikiran mereka.

Skip

Pemakaman papa Jungwon berjalan lancar, Jungwon juga memutuskan untuk menerima tawaran Bu Sooyoung ke luar negeri agar menjadi perwakilan Universitas Hanyang.

Jungwon pikir ini satu-satunya kesempatan biar dia bisa menggapai impian nya sebagai pianis muda terkenal.

Dan agar Jungwon bisa secepatnya melupakan Hiyyih dan merelakan Hiyyih ke Jay.

Yang mengantar Jungwon ke bandara hanya Kai, Xiaoting, dan Jake. Jay dan Hiyyih belum kelihatan.

"Baik-baik disana yah bro, kalau sukses jangan lupakan gue dan yang lain." Ucap Jake memeluk Jungwon.

"Tentu saja Jake, gue nggak lupa kok." Balas Jungwon.
"Jangan lupa oleh-oleh juga Won." Sambung Xiaoting dan memeluk Jungwon.

"Kalau bisa cari pacar disana biar waktu lo balik kesini nggak jomblo lagi." Timpal Kai ikut-ikutan peluk.

Setelah ketiganya berpelukan dengan Jungwon, panggilan di bandara terdengar. Ketika Jungwon ingin pergi, Hiyyih dan Jay buru-buru datang.

"Tunggu!" Teriak Hiyyih.

Jungwon menatap Hiyyih dan Jay.

"Gue mau bilang sesuatu." Kata Hiyyih.
"Soal apa? Oleh-oleh?" Canda Jungwon.

"Bukanlah! Gue mau bilang kalau—"
"Cepetan Hiyyih, gue bisa terlambat naik pesawat nih." Kata Jungwon.

"Kalau dia suka sama lo dan juga kami berdua sudah putus." Ucap Jay dengan wajah datarnya.

"Hah?! Kok bisa?!" Kaget keempatnya.
"Gue yang mutusin Hiyyih karena sepertinya Jungwon dan Hiyyih memang cocok. Lagian gue masih bisa cari yang lain kok." Ungkap Jay.

"Jadi lo nembak gue di bandara?" Tanya Jungwon.
"Iya. Gue suka sama lo Won, gue sudah sadar dengan perasaan gue ini. Selama ini gue ternyata sukanya sama lo bukan Jay."

"Berarti hari ini tanggal kita jadian dong. Lo mau nunggu gue?" Tanya Jungwon.
"Lo nerima gue Won?"
"Kapan sih gue pernah nolak lo Hiyyih." Balas Jungwon.

"Gue nggak tau kapan baliknya, lo mau kan tunggu gue disini?" Tanya Jungwon.
"Iya, gue janji akan menunggu lo. Lo harus kembali kesini dalam keadaan baik-baik yah. Dan jangan jadi buaya di sana!"

"Sampai jumpa Hiyyih, gue janji akan kembali." Kata Jungwon dan pergi.
"Sampai jumpa juga Won!" Teriak Hiyyih.

Akhirnya pesawat menuju ke Perancis sudah berangkat.

Meet You Again☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang