Bagian 1

2.3K 86 0
                                    

Matahari terbit dari ufuk timur menandakan hari sudah pagi. Hari ini cuaca cukup bersahabat langit sangat cerah hari ini. Melangkahkan kaki menuju kelas lelaki bertubuh atletis itu di sapa oleh banyak orang. Dia Pawat Chittwangdee atau yang dikenal dengan nama Ohm Pawat mahasiswa tahun pertama di fakultas teknik.

Ohm berjalan dengan tenang menuju kelasnya anak itu memang tak banyak bicara dia lebih tenang dari biasanya. Namun ia juga ramah pada orang lain memiliki etika yang baik dan penyayang. Ohm suka sekali memperhatikan orang lain tanpa perduli dengan dirinya. Ohm terlahir dari keluarga sederhana tetapi masih berkecukupan. Meski begitu ia tidak pernah merasa iri dengan kemewahan orang lain dia hanya iri pada mereka yang hidup senang dengan keluarga kandung mereka.

Orang tua Ohm yang sekarang bukanlah orang tua kandungnya ia hanyalah anak angkat yang diadopsi dari panti asuhan. Ohm sama sekali belum pernah melihat bagaimana wajah orang tuanya, tetapi ia bersyukur karena orang tua angkatnya sangat menyayangi dirinya layaknya anak kandung. Menerima dirinya apa adanya, termasuk orientasi seksual nya. Ohm bukanlah penyuka perempuan melainkan laki-laki, ia bersyukur karena keluarganya tidak masalah dengan siapapun ia nantinya yang terpenting Ohm selalu ada bersama dengan mereka. Ohm  tidak memiliki kakak atau adik bisa dibilang dia anak tunggal keluarga Chittwangdee.

Memasuki kelas Ohm langsung disambut oleh temannya Drake. Drake adalah teman dekatnya sejak mereka berada di bangku sekolah menengah pertama, apapun yang Ohm alami semuanya diketahui oleh Drake begitupun sebaliknya.

"Kau sudah menemukan asrama? Kalau belum aku bisa menemukan asrama baru untukmu" ucap Drake. Ohm memang belum menemukan asrama untuk ia tinggali. Jarak rumah dan kampus terlalu jauh maka dari itu ia harus mencari asrama yang dekat dengan kampus.

"Tidak apa, aku sudah menemukan asrama untukku. Nanti setelah kelas selesai kau harus membantuku memasukan barang-barang oke?"

"Oke" setujunya. Kedua orang itu lanjut mengobrol hingga seorang profesor masuk ke dalam kelas dan memulai pelajaran.

1 jam berlalu kini kelas mereka telah selesai. Ohm membersihkan mejanya memasukan kembali buku-buku nya ke dalam tas lalu bersiap untuk keluar.

"Ohm ayo ke kantin, demi apapun yang ada di muka bumi tapi aku sudah sangat lapar" sungut Drake dengan wajah memelas nya. Ohm menggelengkan kepalanya ah temannya ini memang cool dan berkharisma tapi jika tentang perut entah kemana semua pesona yang ia punya.

"Kau duluan saja aku mau ke toilet" jawab Ohm lalu mereka berdua keluar dari kelas bersama-sama namun dengan tujuan yang berbeda Ohm ke toilet dan Drake ke kantin.

Melangkahkan kakinya menuju toilet Ohm tak sengaja menabrak seorang pria yang tengah membawa buku-buku.
Buku-buku yang ia pegang jatuh berserakan dilantai, Ohm pun segera membantu lelaki itu mengumpulkan buku-buku yang jatuh akibat ulahnya.

Memberikan buku kepada laki-laki itu Ohm terpanah pada wajahnya yang manis. Lelaki itu begitu manis dan lucu kulit yang putih, bibir yang tipis dan tubuh kecil. Karena terlalu larut dalam lamunannya Ohm sampai tidak sadar jika lelaki didepannya ini memanggilnya dari tadi.

"Hei, hei, heii!!" Ucap lelaki kecil itu sedikit berteriak. Merasa dirinya di panggil Ohm sedikit gelagapan saat ia tersadar dari lamunannya.

"Ah maafkan aku" ucap Ohm pada pria kecil itu.

"Apa kau tuli?! Aku sudah memanggilmu dari tadi tapi kau hanya diam dan terus menatapku, apa ada sesuatu di wajahku? Atau wajahku jelek?! Tidak apa kalau kau mengatakan aku jelek tanpa kau katakan aku sudah mengetahuinya jadi jangan tatap aku seperti itu!!" Wow! Ohm tercengang mendengar segala penuturan dari pria kecil dihadapannya ini, wajahnya terlihat sangat kalem dan manis namun mulutnya sangat tajam.

Masih Ada Sisa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang