Berjalan menelusuri jalan raya yang di penuhi dengan banyak kendaraan. Angin berhembus dengan kencang menerpa kulit mereka. Bisa mereka rasakan betapa dinginnya angin dimalam ini langit yang gelap ditaburi dengan ribuan bintang di temani dengan bulan setengah penuh membuat langit malam terasa indah namun menyimpan seribu bahaya.
Angin malam tidak dapat menembus ketika hanya kehangatan yang dirasakan Ohm dan Nanon. Keduanya berjalan sambil berpegang tangan erat seolah takut orang lain akan merebut salah satu dari mereka. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada ini. Berjalan bersama kekasih menikmati semilir angin yang menerpa kulit dan saling menggenggam tangan hal sederhana yang sederhana namun akan segera menjadi kenangan indah di besok hari.
Nanon dan Ohm memasuki gedung asrama bersama-sama tanpa berniat melepaskan genggaman tangan mereka. Tanpa mereka berdua sadari ada orang yang mengikuti mereka berdua, memotret segala hal yang mereka lakukan termasuk saat berciuman di pinggir jalan tadi. Meskipun suasana di pinggir jalan tadi terlihat sepi namun ada satu orang yang berada di sana.
Keduanya kini memasuki gedung asrama bersama-sama masih dengan tangan yang saling menggenggam. Sampai pada akhirnya suara panggilan seseorang membuat Ohm dan Nanon dengan cepat melepaskan genggaman mereka berdua.
"Ohm, Nanon!!" Panggil seseorang yang Nanon yakin kalau itu adalah suara Vanila.
Dan vernar dugaan Nanon orang yang memanggil mereka berdua adalah Vanila. Sangat mengganggu pikir Nanon. Ia masih ingin memegang tangan Ohm tapi harus dilepas karena Vanila yang datang.
Vanila perempuan itu datang menghampiri mereka berdua. Ohm memperhatikan Vanila ada yang berbeda dari perempuan ini, rambutnya sudah di potong menjadi lebih pendek dari sebelumnya.
Vanila datang dengan senyuman yang mengembang mungkin dalam hatinya berharap Ohm memuji rambut barunya ini.
"Kalian berdua darimana?" Tanya Vanila melihat Ohm dan Nanon masih mengenakan pakaian kampus, setahunya kelas Ohm sudah berakhir mereka hanya ada satu kelas hari ini. Kalau Nanon, Vanila tidak tau ia hanya tau Nanon karena jarak fakultasnya dengan fakultas Ohm terbilang dekat.
"Oh kita baru dari—"
"Kita baru selesai jalan-jalan bersama, kenapa?" Nanon langsung saja menyela ketika Ohm ingin menjawab pertanyaan dari Vanila. Entahlah ia tidak mengerti dengan dirinya tapi ia jadi lebih sensitif ketika Vanila berada di antaranya dengan Ohm. Ia bisa merasakan bahwa Vanila menaruh hati pada Ohm.
Mendengar jawaban dari Nanon membuat Vanila menjadi senyum kecut dari nada suaranya sepertinya Nanon tidak suka dengannya.
Vanila mengangguk "oh.. kau sangat tidak asik! Jalan-jalan tapi tidak mengajakku juga" ucap Vanila ia memajukkan bibirnya sendiri seolah sedang merajuk pada Ohm. Bolehkah Nanon muntah??
Ohm terkekeh astaga perempuan di depan nya ini, mereka kenal belum lama tapi mereka sudah sangat akrab. Ohm tidak pernah berusaha agar bisa berbicara kepada Vanila tapi perempuan itu selalu mencari topik pembicaraan mengambil alih bicara agar tidak kehabisan topik saat berbicara dengan Ohm.
Ohm mungkin tidak sadar atau memang hanya pura-pura tidak tau bahwa Vanila sedang mendekatinya. Itu mungkin Ohm tapi tidak dengan Nanon tatapan Vanila bisa menjelaskan semuanya.
"Lain kali saja baru kita jalan-jalan bersama" ujar Ohm
"Baiklah kau harus janji kita akan pergi jalan-jalan berdua" Vanila menyodorkan jari kelingking nya membuat janji kelingking.
Ohm hanya memandangi jari Vanila yang menganggantung di udara "aku tidak bisa janji kita hanya akan pergi berdua, karena Nanon akan ikut dengan ku" tolak Ohm secara halus, menolak untuk pergi berdua saja dengan Vanila. Ia juga tau bahwa Nanon sedang cemburu saat ini jadi dia tidak mau membuat hati kekasihnya ini semakin panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Sisa Rasa
RandomWarning!! Cerita ini mengandung unsur bxb jadi buat kalian yang homopobick jangan baca! Kalau nggak suka skip