Bagian 22

288 31 24
                                    

"Huhh!!" Nanon menghembuskan nafasnya setelah ia membanting diri di atas kasur. Ia memejamkan matanya badannya terasa sangat lelah sekarang. Ia dan Ohm baru saja selesai membersihkan kamar mereka. Keduanya telah kembali keduanya telah kembali ke asrama tadi sore dan langsung saja membersihkan kamar yang sudah di penuhi banyak debu. Kamar yang mereka bersihkan adalah kamar Ohm malam ini keduanya akan tidur bersama disini saja Nanon sudah terlalu lelah jika harus pergi ke kamarnya yang lebih berantakan di bandingkan dengan kamar Ohm. Pasti akan lebih lama untuk beberes.

Ohm datang dengan membawa dua gelas air es di tangannya kemudian ia memberikan yang satu pada Nanon. Nanon bangun dari tidur nya dan menerima gelas itu. Nanon meminum air tersebut hingga tandas lalu kembali membaringkan tubuhnya.

Ohm terkekeh ia menggeleng kepalanya menatap kekasihnya yang begitu lucu.

"Kau benar-benar lelah?" Tanya Ohm yang juga ikut berbaring di sebelah Nanon.

Nanon mengangguk semangat "cukup melelahkan" jawabnya.

"Tidur saja kalau begitu, tapi jangan tidur dulu"

"Apa apaan kau ini menyuruhku tidur tapi tidak boleh tidur astaga" kesal Nanon

"Hehehe bukan itu maksudku, kau belum makan malam jadi mari makan dulu setelah itu baru tidur"

"Haaa!! Benar aku belum makan" Nanon Baru ingat jika ia memang belum makan malam astaga, rasa lelah benar-benar menutupi otaknya.

"Tunggu disini aku akan membeli makanan di bawah" Ohm berdiri ia membuka pintu lemari pakaian lalu mengambil dompet miliknya.

"Kau mau makan apa?" Tanya Ohm

Nanon berpikir sejenak "bubur ayam saja" jawabnya. Sudah lama ia tidak makan bubur ayam. Ia merindukan rasanya. Dirumahnya Pluem selalu membuatkannya bubur ayam sebelum pada akhirnya Pluem pindah rumah karena sudah berumahtangga. Sejak Pluem pindah ia tidak pernah lagi memakan makanan itu.

"Hanya itu?" Tanyanya lagi siapa tau lelaki itu masih ingin membelikan sesuatu yang lain.

"Umm, itu saja belikan aku es teh manis juga ya aku ingin minum yang dingin-dingin" katanya

"Oke, aku pergi dulu" Nanon mengangguk sebelum Ohm keluar ia menyuruh Ohm untuk menutup pintunya karena ia sudah malas berdiri untuk menutup pintu.

Setelah menutup pintunya Ohm berjalan menuju lift. Lift pun akhirnya terbuka menampilkan beberapa pria berpakaian hitam serta kacamata hitam yang bertengger di hidung mereka di telinga mereka terdapat earphone yang menempel di sana. Dari tampilan mereka saja Ohm bisa menebak jika mereka adalah bodyguard. Ia bisa berasumsi seperti itu sebab ditempat ia bekerja para bodyguard selalu berpenampilan seperti itu.

Mereka keluar dari lift sambil membawa beberapa koper dan barang-barang yang lainnya. Apa akan ada artis yang tinggal disini? Batin Ohm. Tidak peduli dengan mereka Ohm masuk ke dalam lift lalu turun ke lantai satu.

Ohm pun segera pergi ke salah satu toko kecil yang menjual bubur ayam itu.

"hai Ohm" sapa seorang lelaki tua yang menjadi penjual bubur ayam itu.

"Hai pak. Saya mau beli bubur ayamnya dua ya" ujar nya dengan senyum ramah.

"Siap nak" Ohm dan bapak itu sudah dekat sejak pertama kali Ohm pindah ke asrama. Ohm sudah menjadi pelanggan tetap bapak itu.

"Mau di bungkus atau makan di sini?" Tanya Bapak itu

"Bungkus saja pak" bapak itu pun mengangguk mengerti. Ohm berdiri sambil memainkan ponselnya bertukar pesan dengan Drake. 

Drake 👽

Kau ada dimana?

Aku ada di toko bubur. Kenapa?

Masih Ada Sisa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang