Bagian 5

464 53 7
                                    

Hari ini adalah hari yang mungkin paling sial bagi Nanon tadi pagi Nanon kehilangan earphone kesayangannya, setelah itu ia dimarahi oleh dosen karena ia lupa mengerjakan tugas dan sekarang ia baru saja jatuh dari tangga benar-benar hari yang sial. Apa hari ini adalah hari sial baginya? Ini tanggal berapa? Hari apa? Bulan apa? Tahun berapa? Agar ia bisa mencatatnya sebagai hari sial agar ia bisa lebih berhati-hati.

Nanon duduk dipinggiran tangga bersandar pada tembok sambil mengurut kakinya yang terkilir ah ini benar-benar sakit rasanya ia ingin sekali menangis namun malu jika ada yang melihatnya menangis.

"Uh ini sangat sakit" keluhnya. Kakinya membiru karena jatuh tadi huh ini pasti sembuhnya akan lama. Sebenarnya Nanon bisa saja turun dari kamarnya menggunakan lift tapi lift hari ini sedang ada dalam perbaikan jadi ia turun melalui tangga. Saat sedang turun kaki nya tak sengaja tersandung lalu ia jatuh dari tangga.

Karena tidak tahan dengan rasa sakitnya akhirnya Nanon menangis dipinggir tangga, tempat disini sepi jadi aman tidak akan ada yang melihatnya menangis. Nanon menangis sambil mengelus kakinya itu, bibirnya mengerucut lucu saat menangis kakinya benar-benar sakit.

"Aisshh kenapa sangat sakit!" Keluhnya lagi Nanon terisak pelan sambil mengelus kakinya.

Di tempat lain Ohm lelaki itu akan turun untuk membeli makan diluar, ia melangkahkan kakinya menuju lift namun mengingat jika lift sedang ada dalam perbaikan ia memutar arah menuju tangga-tangga.

Ohm menuruni satu persatu anak tangga ia berjalan dengan santai saja ia tidak ingin buru buru dan berakhir jatuh di tangga. Ohm mengerutkan keningnya ketika ia mendengar suara tangis seseorang, lelaki itu menghentikan langkahnya memastikan yang dia dengar adalah salah. Ohm menggeleng kepalanya merasa jika itu hanya perasaannya saja.

Namun..

Ia menghentikan langkahnya lagi ketika suara tangis itu semakin jelas, Ohm memandang ke atas apa suara tangis itu berasal dari lantai atas? Tapi suara itu terdengar dari bawah. Ohm menarik nafas dalam mengumpulkan keberanian untuk melihat siapa yang menangis dibawah sana. Ia menuruni anak tangga pelan-pelan seperti pencuri yang takut tertangkap.

Ia sangat waspada takut-takut kalau itu adalah orang jahat, ia sudah memperkuat tekat jika itu adalah orang jahat maka ia akan meninju wajah orang itu hingga babak belur. Semakin ia menuruni tangga semakin jelas pula suara tangis itu terdengar.

Dari tangga yang ia turuni ia bisa melihat kepala seorang laki-laki namun ia belum melihat wajah lelaki itu karena ia menunduk kepalanya. Ohm berhenti ditempat ia ingin melihat siapa lelaki itu. Ohm terkejut ketika menyadari bahwa laki-laki itu adalah Nanon. Mengapa ia menangis di tangga seperti ini? Apa dia punya masalah? Dengan tergesa-gesa Ohm menuruni anak tangga dengan cepat lalu mendekati Nanon yang masih saja menangis.

"Hei kau kenapa?" Tanya Ohm, ada rasa kekhawatiran dalam suara lelaki itu, Ohm menatap Nanon yang kini juga sedang menatapnya lelaki mungil itu terlihat lebih menggemaskan dari biasanya. Hidung yang memerah, mata yang basah dan bibir yang mengerucut, meski ia merasa gemas tapi ia juga panik karena ini pertama kali bagi nya melihat Nanon menangis.

"Aku jatuh" jawabnya dengan air mata yang berlinang ia mengusap kakinya yang masih terasa sangat sakit itu. Ohm memundurkan sedikit tubuhnya, ia menunduk melihat kaki Nanon yang yang mungkin terluka.

"Bagaimana kau bisa terjatuh?" Tanya Ohm

"Aku tersandung kakiku sendiri lalu jatuh" jawabnya

"Kaki kau membiru, apa itu sakit?"

Kalau tidak ingat jika kakinya sedang sakit Nanon mungkin saja sudah menendang wajah Ohm sekarang. Pertanyaan macam apa yang lelaki itu lontarkan. Tentu saja kakinya sakit kalau tidak sakit tidak mungkin ia akan menangis seperti ini.

Masih Ada Sisa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang