Bagian 11

344 36 4
                                    

Pemotretan berjalan dengan lancar sejak kedatangan Ohm semuanya kini memuji Nanon dengan senyuman manisnya. Semua itu berkat kehadiran Ohm jika lelaki itu tidak datang maka mungkin saja pemotretan ini akan gagal.

Semua orang kini telah beristirahat 20 menit sebelum melanjutkan pemotretan mereka. Nanon duduk disebuah kursi yang berada disana sedangkan Ohm ia hanya berdiri saja karena kursi yang di sediakan disana hanya untuk para staf pekerja dan para pemotret.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Nanon sembari meneguk minumannya

"Aku bekerja disini" jawab Ohm. Nanon mengerutkan keningnya ia tidak tau jika Ohm bekerja.

"Sejak kapan kau bekerja disini? Aku tidak pernah melihatmu pergi bekerja" ujar Nanon

"Iyah, kau tidak pernah melihatku bekerja karena aku mengambil cuti 2 Minggu. Aku ingin beristirahat sebentar" jelas Ohm

Nanon membulatkan mulutnya seolah berkata "oh" dalam diam. Ia kembali meneguk minumannya.

"Omong-omong tersenyum seperti tadi membuatmu lebih lucu dari biasanya" ucap Ohm tanpa memandang wajah Nanon.

"Itu biasa saja"

"Untukmu tapi untukku itu terlihat lucu dan manis. Aku suka" ucapnya lalu memandangi Nanon dengan dalam.

Deg!

Tatapan mata Ohm mampu membuat jantungnya berdegup kencang. Tatapannya yang teduh itu sanggup menghangatkan hatinya, merangkap nya dan sulit bagi dirinya untuk keluar. Jika dilihat Ohm memang tampan. Memang benar lelaki itu memang tampan dan panas..

Dengan cepat Nanon memutuskan pandangan mata mereka ia meneguk minumannya hingga tandas. Ohm tersenyum melihat wajah Nanon yang mulai memerah bisa ia beranggapan bahwa Nanon sedang malu sekarang? Jika iya maka Ohm harus terus berusaha menggapai lelaki manis ini dengan lembut. Ingat Nanon adalah orang yang cepat risih jika selalu di ganggu.

Semua orang menikmati minuman mereka sambil berbincang-bincang. Vanila gadis itu datang menghampiri Nanon dan Ohm yang sedang berbicara.

"Kau melakukannya dengan baik tadi Nanon" ucap Vanila dengan senyuman manis nya

"Terimakasih" ucapnya

Vanila mengangguk lalu menatap Ohm yang juga sedang menatapnya "ah sebentar siapa namamu?" Tanya Vanila. Vanila hanya ingat wajahnya tapi ia tidak tau siapa lelaki bertubuh besar ini

"Namaku Ohm" ucapnya Ohm ramah

Vanila mengangguk "Aku Vanila" ujarnya

"Iya aku tau, siapa yang tidak mengenal model cantik sepertimu" Tidak bohong Vanila memang sangat cantik, bibir yang tipis dan hidung tinggi itu sangat sempurna.

Vanila terkekeh pelan "terimakasih" ucapnya. Ohm dan Vanila berbicara dan melupakan bahwa ada seseorang yang berada di tengah-tengah mereka berdua. Rasanya kini Nanon menjadi nyamuk disini.

Menghembuskan nafas kasar Nanon sengaja mencubit lengan  Ohm.
Ohm meringis pelan cubitan lelaki mungil itu tidak main-main rasanya sangat sakit namun ia tahan. Ohm menatap Nanon dengan tatapan bingung namun yang ia dapatkan bukanlah kejelasan tapi tatapan maut yang ia dapatkan.

Nanon tidak tau mengapa ia kesal, positif thinking saja mungkin ia tidak suka di abaikan.

"Beruntung kekasihmu datang diwaktu yang tepat, jika tidak mungkin saja pemotretan ini tidak akan dilanjutkan" ucap Seorang pria yang berada di ujung sana.

"Maksudnya??" Tanya Nanon bingung

Pria itu tersenyum "tentu saja kau dan Ohm, jika tadi Ohm tidak datang kau tidak akan tersenyum seperti tadi. Tapi ketika ia datang kau langsung tersenyum hal itu biasanya terjadi pada pasangan bukan?" Jelas pria itu. Ruangan kini menjadi heboh

Masih Ada Sisa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang