Pagi hari telah tiba, matahari kini telah terbit menerangi bumi dari gelapnya malam semua orang telah bangun dan menjalankan aktifitas mereka masing-masing namun mungkin ada juga yang masih bergulung dengan selimut.
Nanon!
Lelaki manis itu baru saja selesai membereskan tempat tidurnya yang mungkin saja tidak dibersihkan satu Minggu terakhir. Semua pekerjaan dapat Nanon lakukan tetapi membersihkan tempat tidur mungkin adalah pekerjaan yang paling berat untuknya padahal membereskan tempat tidur sangatlah mudah.Lelaki bertubuh mungil itu meraih handuk yang tergantung, membuka lemari pakaian dan mengambil pakaian untuk pergi ke kampus setelah memilih pakaian barulah ia bergegas menuju kamar mandi. Nanon menggantung handuk tersebut pada gantungan, ia menyalakan keran air namun beberapa kali ia coba airnya tetap tidak mau keluar dari shower.
"Apa air di asrama ini mati? Perasaan baru kemarin aku membayar tagihan" monolog Nanon pada dirinya sendiri.
Nanon keluar dari kamar mandi ia melirik jam yang ada di atas nakas jam kini menunjukkan pukul 8 masih ada satu jam lagi sebelum kelas pertama dimulai. Nanon menelfon pada pusat tagihan air ia menanyakan mengapa air pada kamarnya tidak jalan dan mereka menjawab pipa yang terhubung ke kamarnya tersumbat sehingga air tidak dapat mengalir mereka akan memperbaikinya jam 1 siang.
Sial!
Jam 1 siang? Sedangkan ia harus berangkat ke kampus karena kelas dimulai jam 9 tidak mungkin juga ia harus membolos kelas yang ada ia dia dibunuh oleh ibunya."Marc yah aku bisa mandi di asrama Marc. Tapi butuh 1 jam untuk sampai di asramanya sedangkan sekarang sudah jam 8" ucap Nanon lagi.
Nanon berjalan mendekat pada pintu kamarnya, ia melihat dari lubang kecil di pintu, melihat pada kamar Ohm di sebelah yang masih tertutup. Apa ia harus mandi di kamar Ohm? Baiklah ayo lakukan tidak ada pilihan lain lagi waktu yang dimilikinya hanya 1 jam belum lagi sarapan setelah itu pergi ke kampus ia tidak punya banyak waktu. Salah dia sendiri juga yang bangun terlambat.
Lelaki itu berdiri didepan pintu kamar Ohm. Memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu kamar itu. Oh ayolah kemana Nanon yang pemberani itu? Mengapa ia menjadi pengecut seperti ini? Bahkan hanya untuk mengetuk pintu saja ia tidak mampu melakukannya.
Akhirnya Nanon mengetuk pintu kamar Ohm, ketukan ketiga pintu itu pun terbuka menampilkan Ohm yang sudah rapih, ia keluar sambil memakan roti yang ia buat tadi.
"Ada apa?" Tanya Ohm karena ini pertama kali Nanon mengetuk pintu kamarnya.
"Apa air di kamarmu jalan?" Tanya Nanon ragu-ragu
Ohm mengangguk "Iyah air di kamarku jalan, memangnya air di kamarmu tidak jalan?" Tanya Ohm
"Iya, katanya pipa yang terhubung dengan kamarku tersumbat jadi airnya tidak bisa jalan" Ohm mengangguk paham untung saja pipa yang terhubung dikamar ohm baik-baik saja.
"Lalu.. apa aku boleh mandi disini? Aku belum mandi" ucap Nanon pelan namun masih bisa didengar oleh Ohm
"Oh tentu kau bisa menggunakan kamar mandi ku, masuklah" dengan begitu mereka berdua masuk kedalam kamar bersama-sama, Nanon yang langsung saja masuk ke dalam kamar mandi ketika Ohm menunjukkan letaknya, kemudian Ohm melanjutkan sesi sarapannya tadi.
20 menit berlalu akhirnya Nanon selesai mandi, lelaki itu keluar dari kamar mandi memegang handuk yang ia punya dan sebuah tas kecil berisikan barang-barang mandi. Wangi sabun yang khas menyapa Indra penciuman Ohm, lelaki itu menoleh ke belakang melihat Nanon yang ternyata sudah selesai mandi dan rapih.
Apa Nanon memakai perona bibir? Bibirnya bewarna pink dan itu membuatnya terlihat manis.
"Apa kau memakai perona bibir?" Tanya Ohm tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Sisa Rasa
RandomWarning!! Cerita ini mengandung unsur bxb jadi buat kalian yang homopobick jangan baca! Kalau nggak suka skip