Nanon berdiri diluar kelasnya berdiri didepan pintu sambil melihat ke dalam lewat kaca yang berada di pintu itu. Nanon bisa melihat Marc yang sedang menatapnya dengan tatapan kasihan. Nanon sangat yakin bahwa orang yang menghapus filenya pasti bukan Marc dan tidak mungkin Marc.
Nanon menyandarkan punggungnya pada pintu ia memejamkan matanya. Sia-sia sudah kerja kerasnya, ia khawatir dengan nilainya mengingat seperti apa seorang Ploy ini.
siapa yang sudah menghapus file tugasnya? Amarah Nanon berada di ujung sekarang tapi ia tidak bisa marah karena tidak tau siapa pelakunya. Ia bersumpah jika mengetahui siapa yang berani-beraninya menghapus file tugasnya.
Nanon melangkahkan kakinya pergi dari sana. Nanon berjalan dengan guntai menuju taman yang berada di belakang fakultas. Mood nya benar-benar hancur, ia terus memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.
Sesampainya ia di taman belakang fakultas ia duduk di salah satu bangku yang berada di sana. Sangat pas karena saat ini taman sangat sepi tidak ada satu orang pun yang berada disana hanya ada dirinya sendirinya jadi Nanon bisa meluapkan emosi yang sedari tadi ia tahan.
Nanon menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dadanya mulai berasa sesak, matanya mulai memanas dan akhirnya ia menangis juga. Nanon menangis siapapun juga akan tetap menangis karena emosi jika tugas yang mereka kerjakan selama berhari-hari bahkan harus sampai ketik berjam-jam hilang begitu saja.
Nanon tidak masalah jika tugas yang ia kumpulkan ada yang salah setidaknya ia tau letak kesalahannya di sebelah mana dan bisa di ubah. Namun jika yang seperti ini akan memperlambat segalanya.
Nanon melepaskan saja tangisannya, lagi pula tidak akan ada orang yang melihatnya.
Disisi lain kelas Ohm baru saja selesai. Entah mengapa tapi Ohm merasa ada yang janggal di hatinya. Ia seperti merasa khawatir akan sesuatu tapi entah apa itu. Ohm membereskan segala barang-barangnya, memasukan kembali buku ke dalam tas kemudian menutupnya.
"Kau kenapa?" Tanya Drake. Ia bertanya sebab melihat wajah Ohm terlihat khawatir? Terbukti dari alisnya yang terus saja berkerut tanpa alasan.
Ohm menggelengkan kepalanya pertanda ia baik-baik saja "aku tidak apa-apa" jawabnya
"Tapi kenapa kening mu terus berkerut seperti itu?"
Ohm menghembuskan nafas beratnya "entahlah aku tidak tau, aku hanya merasa khawatir akan sesuatu" jawab nya. Tiba-tiba Nanon terlintas di pikiran nya. Ohm menggigit kecil bibirnya apa lelaki itu baik-baik saja?
Karena rasa khawatir yang tak kunjung hilang akhirnya Ohm memutuskan untuk pergi melihat Nanon saja. Kelasnya juga pasti sudah selesai mengingat sekarang sudah hampir pukul sepuluh.
"Aku pergi dulu" pamit Ohm
"Baiklah"
Ohm pergi dari sana, ia pergi menuju fakultas Nanon yang memang tidak jauh dari fakultasnya hanya berbeda satu gedung saja jadi tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai ke sana.
Sesampainya Ohm disana ia melihat mahasiswa yang sekelas dengan Nanon dari dalam kelas. Ohm berdiri dari kejauhan memandangi mereka yang keluar satu persatu dari dalam ruangan. Ia terus menunggu, Marc maupun Jack juga sudah keluar dari dalam kelas hingga tak ada lagi orang yang keluar.
Tapi dimana Nanon? Mengapa ia tidak ada di dalam kelas? Apa dia sakit lalu pulang? atau dia terlambat dan tak dapat lagi masuk kelas? Tapi tidak mungkin juga Nanon terlambat ia pergi ke kampus pagi-pagi sekali jadi tidak mungkin baginya untuk datang terlambat.
Ohm segera pergi darisana ia ingin mencari Nanon menanyakan mengapa ia tidak ada di dalam kelas.
Ohm tidak tau mengapa tetapi kakinya melangkah ke arah taman belakang fakultas. Dari jauh Ohm melihat ada seorang pria yang duduk disalah satu bangku yang berada di sana. Taman tampak sunyi tidak ada orang lain selain pria itu sendiri. Pria itu duduk dengan kepala yang di tenggelamkan dalam lipatan tangan sepertinya ia sedang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Sisa Rasa
RandomWarning!! Cerita ini mengandung unsur bxb jadi buat kalian yang homopobick jangan baca! Kalau nggak suka skip