Bagian 41

270 30 6
                                    

"Shoot!!"

Ryu mengambil sebuah pistol dari dalam sakunya saat suara yang ia dengar melalui earphone memerintahkan dirinya untuk menembak saat itu juga ia menarik pelatuknya dan membiarkan sebuah peluru meluncur dengan cepat. Nanon melihatnya ia melihat dengan jelas bagaimana peluru itu lepas dari pelatuk nya Nanon memukul tangan Ryu dengan sekuat tengaga pistol itu jatuh ke jalan raya namun ia terlambat karena peluru itu sudah lepas.


Waktu seakan-akan berhenti begitu saja nafas Ohm tercekat saat mendengar suara tembakan yang begitu keras. Ia membalikan badannya saat itu juga sebuah peluru panas masuk ke dalam dada kirinya. Ohm menatap Nanon yang sedang marah dan menangis meneriaki namanya.

Ohm tidak bisa fokus sekarang pikirannya berkelana kemana-mana ia memegang dadanya yang terasa basah. Ohm melihat telapak tangan nya yang terdapat cairan merah kental yang ia tau itu adalah darah Ohm semakin tidak bisa fokus ia kalang kabut melihat darah itu, telinganya berdenging kepalanya mulai terasa pusing dan rasa sakit menghampiri dirinya. Dadanya terasa sangat sakit, menggerakkan lidahnya untuk berbicara pada Nanon pun ia tidak sanggup.


Ohm mulai kesulitan bernafas darah segar terus keluar dari lubang kecil yang tercipta dari peluru tersebut, ia memegang dadanya meremasnya dengan kuat untuk menghentikan pendarahan. Pandangannya mulai mengabur ia tidak dapat melihat dengan jelas, Ohm tersungkur kakinya tidak lagi kuat memopong tubuhnya.

"Huhh.. huh..." Ohm mengatur nafasnya sebisa mungkin ia berusaha untuk tetap sadar namun darah yang keluar dari tubuhnya terlalu banyak membuatnya semakin sulit untuk tetap bertahan. Perlahan pandangannya mulai mengabur
Ohm mulai kehilangan kesadarannya

"Sakit..." Rintih Ohm sebelum ia jatuh pingsan.

"OHMM!!" Teriak Nanon dengan keras. Nanon mengamuk dan berhasil lepas dari pegangan Ryu

"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!!" Nanon menarik kerah baju Ryu meremasnya dengan kuat hingga kusut ia menatap Ryu dengan tatapan penuh kemarahan dan kebencian matanya memerah dengan air mata yang mengalir di pipinya "KAU INGIN MEMBUATNYA MATI RYU?!!" teriak nya lagi sebelum melayangkan sebuah tinjuan keras di rahangnya. Ryu mengusap sudut bibirnya ia bisa merasakan anyir darah yang keluar dari sana. Bibirnya pecah setelah menerima pukulan keras dari Nanon.


"Kau pikir aku ingin melakukannya?" Tanya Ryu pelan namun masih bisa di dengar "Aku tidak ingin melakukannya aku tidak ingin melukainya tapi aku hanya menjalankan tugasku Nanon." Jelas Ryu.


Sedikit hal tentang Ryu ia adalah bodyguard kepercayaan keluarga kirdpan. Ia juga adalah bodyguard yang di tugaskan untuk menjaga Nanon.
Nanon sangat percaya padanya karena Ryu selalu membuat dirinya sama dengan Nanon bukan tentang kekuasaan namun ia berusaja menjadi teman Nanon karena ia tau lelaki itu kesepian. Mereka berdua dekat, mereka sudah menjadi teman sejak Nanon berusia 7 tahun saat itu usia Ryu 17 tahun. Ia di rekrut oleh Tom sebagai bodyguard karena membantu Tom yang hampir tertabrak mobil. Saat itu ia sedang mencari pekerjaan dan akhirnya Tom menawarkan dirinya untuk menjadi bodyguard.


Karena keterampilan beladiri yang ia miliki cukup baik ia lolos dengan mudah. Berkahir menjadi bodyguard hingga sekarang. Nanon percaya pada Ryu karena dari sekian banyaknya bodyguard hanya Ryu yang ingin bermain dan berbicara dengannya. Namun sekarang rasa itu hilang karena Ryu menembak orang yang sangat penting dalam hidup Nanon. Satu-satunya orang yang selalu menjadi sandaran, tempatnya untuk melepaskan semua hal yang menjadi beban dalam dirinya, sedih dan tawa ia berbagi bersama dengan Ohm namun sekarang Ryu membuatnya sekarat.

"Kau menembak kekasihku Ryu. KAU SUDAH MENEMBAKNYA NAMUN KAU BILANG KAU TIDAK INGIN MELAKUKANNYA??!"

"AYAHMU YANG MEMERINTAHKAN KU NANON!" teriak Ryu jujur saja sebenarnya ia sangat takut saat melayangkan peluru itu kepada Ohm. Ia sudah pernah menembak orang sebelumnya ia sangat takut untuk menembak Ohm karena ia sudah tau kalau Ohm adalah kekasih Nanon. Ia tau Nanon sangat sulit percaya kepada orang lain namun sekarang ia memiliki kekasih itu adalah kemajuan yang sangat pesat.


Masih Ada Sisa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang