25. Bunga Musim Dingin

206 48 3
                                    

Guys terimakasih buat semua apresiasinya di bab kemaren, aku seneng banget baca satu persatu respon dari kalian.
Semoga aku bisa makin rajin nulis dan segera nyelesein cerita ini😂
Kadang emang kemageranku tidak termaafkan.

Oh ya.... selamat membaca 🐯🐰
***

Hari sudah berganti, matahari tak lagi malu-malu menunjukkan suryanya. Meski tidak yakin benar, Joohyun sadar bahwa saat ini dia terbangun ditempat berbeda dari sebelum matanya terpejam.

Fikirannya linglung, mendapati tempat asing yang terasa familiar untuknya. Hanya dari sulaman bunga dengan benang emas dan kain sutra berwarna merah yang menyelimuti tubuhnya, Joohyun sudah bisa menebak dimana dia berada.

"Bagaimana caranya aku bisa sampai ditempat ini?" Joohyun berusaha bergegas. Dia harus bergegas mencari dimana Yeok berada. Karena kondisinya seperti sekarang, mungkin saja dia harus mengulang dari awal.

Pintu tanpa penjaga, tanpa kesatria ataupun para dayang yang berlalu lalang. Tak ada pegawai pemerintahan ataupun petugas dapur. Istana ini begitu sepi untuk dihuni oleh orang penting yang berada di istana.

"Tunggulah sebentar disini. Makanlah, pulihkan dulu tenagamu. Aku membawa makanan lunak yang mungkin cocok untuk kondisimu saat ini."

Jika dulu mungkin Joohyun akan berlari dan menyapa Yang Mulia Hwon. Namun kondisinya saat ini berbeda, tubuhnya gemetar tanpa alasan. Kaisar yang tersenyum hangat kepadanya itu berubah menakutkan. Joohyun menatap ujung kakinya yang tanpa alas. Ada luka disudut jarinya yang sudah dibersihkan.

"Hyun-ah.... bisakah kamu bersikap biasa padaku."

Suara itu terdengar penuh luka, luka dari hati Hwon yang tak bisa dimengerti siapapun. Melihat wanita yang bertahta dihatinya, ketakutan dan menggigil karenanya, membuat sayatan luka tersendiri dihatinya.

Hwon tak pernah menyangka jika ada luka seperti yang dia rasakan saat ini. Rasanya dia ingin berlari dan menenangkan Joohyun, sama yang seperti Joohyun lakukan padanya. Wanita itu menyembuhkan luka demi luka dihatinya perlahan.

"Maaf Yang Mulia, maaf karena tindakan saya yang tak sopan."

'Yang Mulia', kata itu terdengar seperti pembatas antara dia dan Joohyun. Hwon terdiam, menatap Joohyun yang terus menatap tanah tanpa bergeming.

Padahal binar matanya begitu cantik, senyumannya begitu memesona. Setiap kata yang Joohyun katakan seperti syair para tetua yang diabadikan dalam buku.

Tapi mata berbinar itu memilih untuk tak menatapnya. Senyumannya terkunci, dengan bibir kering penuh luka. Tak ada satupun kata yang bisa Hwon dengar dari Joohyun.

"Yeok ada di istananya, dia sudah kembali."

Hwon melangkah mendekat, namun setiap satu langkah yang Hwon ambil, satu langkah pula Joohyun bergerak menjauh.

Pemilik Joseon itu membungkuk, bersimpuh didepan Joohyun seakan melupakan posisinya.

"Yang Mulia," Joohyun memekik kaget saat Hwon meraih satu kaki Joohyun.

"Aku hanya ingin memakaikan kaus kaki untukmu. Kakimu terluka."

Hwon hanya bisa menatapnya sedih, Joohyun seperti saat ini karena dirinya. Tapi tak ada satu katapun yang bisa Hwon katakan, bahkan permintaan maaf pada Joohyun darinya.

Rasa bersalah menumpuk dalam hatinya atas kejadian demi kejadian yang tak bermaksud melukai Joohyun. Tapi setiap kali dirinya menyentuh Yeok, sama artinya dia melukai Joohyun. Wanita itu tak mencintainya, tapi pebolakan yang dia terima, tak pernah bisa membuat Hwon membenci Joohyun.

LADY BAE (VRENE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang