Rintik hujan menyapa, membasahi bumi pertiwi yang kupijak. Ranting berteman dengan angin, mengetuk jendela saling berirama. Ketukannya semakin sering terjadi seperti seseorang yang mengajak bermain.
Percayalah, aku sedang tidak berniat untuk bermain. Tak kau lihat aku sedang melamun? Ah, kalian bertanya aku melamun tentang apa. Baiklah, baiklah. Pertama salahkan hujan karena membawa banyak kenangan tentang aku dan dia. Aku dan dia yang tak lagi menjadi kita. Aku dan dia yang tak lagi sama sebab hati kita sudah patah, tak ada lagi harap-harap cemas tentang bagaimana aku menua bersamamu kelak.
.
.
.
95 kata
22 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMOUFLAGE [end]
Poetry[U15+] [Dilarang keras melakukan plagiat dalam bentuk apapun!!!] [Budayakan memberikan apresiasi kepada penulis!] ***** Maukah kau bersandar di pundakku? Kemarilah, akan aku bisikkan bagaimana aku bisa mencintaimu. Kamu pun tersenyum. Senyum merekah...