34. Mengais Kebahagiaan Terdalam

73 60 100
                                    

"Hai, sayang! Aku kembali. Kali ini aku bawakan Bunga Lili kesukaanmu," sapaku begitu tegar di sela tangis yang menderai. Tak kuasa kumenahan tangis, kisah kita berakhir begitu pilu. Maut yang memisahkan memang begitu kejam, lebih kejam dari sekedar apapun itu.

Cantik, bagaimana kabarmu? Apakah sudah berada di pangkuan Tuhan? Jika sudah, aku ingin berpesan pada-Nya. Aku ingin berdoa kepada Tuhan untuk senantiasa menjaga dan melindungimu. Aku di sini, masih tak menyangka bahwa dirimu sudah tiada.

Dengan tangan-tangan gemetar, mengais kebahagian terdalam adalah hobi baruku, sayang. Tak apa, aku bisa mengumpulkannya ke dalam vas. Debu-debu amarah telah kusingkirkan, butiran makian dan hawa panas telah kusapu bersih. Sayang, tenang, kamu cukup berbahagia di surga, sebab aku yang menyelesaikan rindu di dunia.

Tuhan, kutitipkan bunga sekaligus rindu terdalam untuknya. Tolong sampaikan kepadanya, hingga saat ini aku masih mencoba mengikhlaskan.

.
.
.
144 kata
24 Januari 2022

CAMOUFLAGE [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang