Harapku tak pernah pantas untukmu. Harapku tak pernah sampai ke hatimu. Harapan semu bak bayang-bayang perasaan kalut yang selalu menghantui. Apakah kita tidak ditakdirkan untuk menua bersama? Apa takdir begitu kejam, hingga aku tak boleh mengenggam erat tanganmu? Harap-harap cemas, aku hanya bisa membayangkan duduk berdampingan denganmu di bangku taman, menatap anak-anak kita berlarian dengan riang gembira.
Semua itu hanya harapku semata, sementara kamu terus mematahkannya. Semua itu hanyalah doaku, tanpa kamu aminkan.
.
.
.
81 kata
29 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMOUFLAGE [end]
Poetry[U15+] [Dilarang keras melakukan plagiat dalam bentuk apapun!!!] [Budayakan memberikan apresiasi kepada penulis!] ***** Maukah kau bersandar di pundakku? Kemarilah, akan aku bisikkan bagaimana aku bisa mencintaimu. Kamu pun tersenyum. Senyum merekah...