4

1.1K 166 148
                                    

Author pov.
Di dalam sebuah rumah yang sangat amat teramat mewah, sudah setengah jam lamanya, Hwang Yeji hanya berdiri di dalam salah satu ruangan rumahnya itu tanpa melakukan apa-apa. Gadis bermata tajam itu sejak tadi hanya menatap hujan yang turun begitu derasnya. Kalau boleh jujur, hujan itu membuat dada Yeji lagi-lagi kembali terasa sesak. Apa lagi setelah dirinya mendapat sebuah kabar dari teman-temannya tentang Lia. Orang yang sangat amat ia sayangi itu saat ini tengah hamil, dan ayah dari anak itu adalah kakaknya. Itu lah alasan kenapa Lia dan juga Hyunjin terburu-buru melangsungkan pernikahan.

Tidak bisa dipungkiri, hati Yeji terasa benar-benar remuk setelah mendengar kabar itu. Bahkan rasa sakit di hatinya itu melebihi rasa sakit ketika dirinya mendengar kabar bahwa Lia akan menikah dengan sang kakak.



"Yeji."



Sebuah panggilan itu membuat Yeji langsung menoleh ke belakang. Di sana, di dalam rumah Yeji, dan di ruangan yang sama dengan Yeji berada saat ini, Karina berdiri sambil menunjukkan senyuman cantiknya kepada Yeji.

Bagaimana bisa Karina ada di rumah Yeji ?

Gadis teramat cantik itu bisa ada di rumah Yeji karena tawaran yang Yeji berikan kepada Karina beberapa hari yang lalu.

Setelah melalui berbagai macam pertimbangan, pada akhirnya manager sekaligus agency Karina mengijinkan Karina untuk tinggal di rumah Yeji.

Itung-itung hemat biaya juga sih.

Seperti biasa, walaupun hati Yeji sedang remuk, sebisa mungkin gadis bermata tajam itu membalas senyuman Karina. Namun bukan Karina namanya jika tidak memahami senyum palsu yang 'temannya' itu tunjukkan. Apa lagi Karina juga baru saja mendapat kabar dari para sahabatnya yang berada di korea tentang kehamilan Lia.



"Hei." Selalu dengan nada lembut, Yeji menyapa Karina yang saat ini sedang berjalan mendekatinya.

"Masih pagi loh ji, udah minum aja."



Tanpa mempedulikan reaksi Yeji, Karina mengambil alih gelas dari tangan Yeji yang berisikan whiskey, lalu meletakkannya di sebuah meja yang kebetulan berada di dekat mereka.



"Gue tau, seremuk apa hati lo ji, tapi ga seharusnya lo terus-terusan menyiksa diri untuk sesuatu yang ga akan pernah ditakdirkan buat lo. Lo mau jedotin kepala sampe pecah pun, dia ga akan kembali ke hidup lo karena sekarang ini dia udah jadi istri bahkan calon ibu dari anak yang ayahnya adalah kakak lo sendiri."



Sakit,
Benar-benar sakit,
Perkataan Karina yang terdengar sangat menyakitkan itu langsung membuat Yeji menundukkan kepalanya.
Benar apa yang dikatakan oleh Karina, tidak ada, bahkan walau hanya sebutir debu halus, kesempatan untuk dirinya kembali dengan Lia, orang yang saat ini telah menjadi istri dari kakaknya sendiri.

Setiap kali dada Yeji mulai terasa nyeri, kedua tangan gadis itu pasti akan terkepal dengan sangat kuat. Dan Karina yang sudah lama mengenal Yeji mengetahui kebiasaan 'temannya' itu. Maka dari itu, tanpa basa-basi, Karina langsung mengikis jarak di antara mereka untuk memberi Yeji pelukan.



"Ji, tau ga ?
Takdir, bisa ngerubah yang ga cinta, jadi cinta. Tapi cinta, ga bisa ngerubah yang bukan takdir, jadi takdir.
Jadi, mau secinta apapun lo sama dia, kalau lo emang ga ditakdirin sama dia, kalian pasti ga akan pernah bisa bersatu. Tapi, kalau lo emang ditakdirin sama dia, rasa benci pun bakal berubah jadi rasa cinta."



Anehnya,
Pelukan hangat dan perkataan sederhana yang Karina berikan itu berhasil membuat hati Yeji terasa sedikit lebih tenang.



Everything has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang